Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Marahnya Ibuku

22 Desember 2020   18:23 Diperbarui: 22 Desember 2020   18:47 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Marahnya ibuku adalah ungkapan rasa
sayangnya
kawatirnya
sedihnya
harapannya
kepada anak-anaknya

Marahnya itulah kekuatan cinta ibuku
Sorot mata tajamnya menenangkan kami
Ungkapan kata penuh cinta mengheningkan baku mulut kami
Hentakan jentik jemarinya di telinga demi kami disiplin
Dekapan sayangnya slalu kami rindukan

Tak terbayang jika ibuku tidak marah
Sendirian berjuang demi kami berlima
Sejak kami kecil hingga dewasa
Hanya kamilah sumber kasih sayangnya, tanpa seorang suami

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun