Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berpeluh Dingin

6 Desember 2020   22:11 Diperbarui: 6 Desember 2020   23:01 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan berlanjut tanpa tepi
Tanpa jeda pun tanpa batas
Membalut sungsum belulang
Badan pun berpeluh dingin

Dalam dekapan bulan muram
Hujan tetap menggerayangi malam
Gelap pun melahap tanpa remah-remah
Enggan menyapa hati nan membeku
Berpeluh dingin menikmati malam sendu

Malam pekat berbalut air hujan
Mendera jalan setapak nan sepi
Keheningan pun menimpa tanpa ampun
Hanya tinggal dingin yang menggelayut

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun