Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

4 Cara Memotivasi Diri untuk Menulis Setiap Hari

1 Desember 2020   02:47 Diperbarui: 1 Desember 2020   02:49 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTQzi8W9JqyYaZavYVoMvqK-nXz3wExJ-lmpg&usqp=CAU

Kompasianival 2020 adalah yang pertama buat saya. Saya tidak memiliki bayangan sama sekali tentang seperti apa dan bagaimana Kompasianival 2020 nanti. Yang luring saja saya tidak tahu, apalagi yang daring. Meskipun begitu, saya menunggunya dengan antusias. Paling tidak, saya menantikan apakah calon-calon saya terpilih atau tidak. Lalu, Kompasianival 2020 dapat menjadi salah satu tanda dari motivasi saya untuk tetap menulis setiap hari di Kompasiana ini.

Motivasi menulis merupakan salah satu persoalan pelik yang biasanya dihadapi oleh seorang penulis. Motivasi ini akan mendorong seorang penulis untuk tetap konsisten dan berkomitmen untuk tetap menulis. Motivasi ini tentu saja bisa berbeda-beda untuk setiap penulis. Namun demikian, tulisan ini mencoba melihat motivasi menulis secara umum yang biasanya dihadapi penulis, khususnya penulis pemula. 

Bagi penulis pemula, seperti saya, menulis merupakan sebuah kegiatan yang harus diperjuangkan. Maksud dari kata 'diperjuangkan' ini adalah bahwa menulis menjadi sebuah komitmen yang dilakukan sebagai sebuah rutinitas. Komitmen untuk menulis tidak sekedar sebagai sebuah kegiatan, namun sebagai upaya menjadikannya semacam profesi atau pekerjaan yang ditekuni secara serius.

Selain itu, menulis sebagai sebuah rutinitas. Rutin ini merujuk pada usaha menulis sebagai kegiatan yang dilakukan dalam frekuensi waktu tertentu secara terus-menerus. Misalnya menulis setiap hari, setiap dua hari, dan seterusnya. Pengertian ini menimbulkan konsekuensi bahwa setiap penulis memiliki komitmen dan rutinitas berbeda-beda.

Dalam konteks itu semua, motivasi menulis menjadi sangat penting untuk selalu ada pada setiap penulis. Karena berkaitan dengan ada atau tidaknya motivasi, maka situasi ini dihadapi oleh penulis yang mandeg atau tiba-tiba berhenti dan tidak bisa atau mampu meneruskan kegiatan menulisnya. Penulis juga bisa merasa bosan, tanpa gairah atau semangat untuk menulis.

Di antara banyak cara yang ada, beberapa cara di bawah ini menjadi bagian dari bacaan dan pengalaman saya selama ini Dalam memotivasi diri untuk menulis:

Pertama, menulis dengan komitmen atau tekad tertentu. Komitmen khusus dalam menulis bisa berupa keinginan aktualisasi diri, melepas stres, bagian dari personal branding, dan seterusnya. Komitmen itu bisa mengalahkan berkurang atau hilangnya motivasi dalam menulis. Meskipun komitmen atau tekad bersifat abstrak, namun komitmen yang melibatkan emosi tertentu justru dapat menimbulkan dorongan lebih besar dari dalam diri seseorang untuk berkomitmen lebih besar untuk menulis.

Kedua, menulis dengan tema khusus. Sebuah tema khusus yang menjadi bagian dari pengalaman pribadi atau keahlian pada bidang tertentu akan sangat membantu merawat motivasi menulis. Berdasarkan pengalaman itu, penulis dapat membagi tema khusus itu ke dalam topik-topik tertentu. Di Kompasiana, saya bisa mengangkat tema khusus, seperti Pandemi dan dampak ekonominya atau Kuliah Online di Masa Pandemi. Kemudian, tema khusus itu akan saya buat menjadi 20 tulisan dengan masing-masing tulisan sebanyak 700-900 kata. Dengan cara ini, saya bisa berharap memelihara motivasi menulis dengan tema ini selama 20 hari atau 20 tulisan selama 40 hari. Ini sekedar contoh saja. 

Ketiga, menulis dengan tujuan khusus, misalnya, ingin membuat buku kumpulan tulisan. Motivasi membuat buku bisa dipakai sebagai salah satu cara menarik untuk memelihara motivasi menulis. Dengan tujuan itu, kita bisa memiliki rencana membuat sebuah buku yang akan terdiri dari 30 tulisan dengan tema khusus yang belum ditulis sebelumnya. Dengan Cara ini, buku itu menjadi sumber motivasi untuk tetap menulis. Buku itu diharapkan dapat tetap memunculkan motivasi menulis secara rutin.

Keempat, menulis di beberapa tempat. Ada kalanya, kegiatan menulis di lebih dari satu blog atau portal opini bisa menjadi tantangan untuk selalu memiliki motivasi menulis. Kebosanan dalam menulis di satu portal saja bisa diatasi dengan menambah destinasi tulisan di portal lain. Harapannya adalah dua atau lebih portal yang berbeda itu menuntut tulisan dengan tema-tema berbeda ketimbang tema sama.

Dalam konteks Kompasiana, beberapa tempat ini bisa diartikan sebagai kategori atau sub-kategori. Motivasi bisa dirawat dengan mencoba menulis kategori atau sub-kategori lainnya. Dari pemerintahan pindah ke hobi atau sub-kategori lainnya. Kompasiana secara tidak langsung memberi alternatif solusi untuk merawat motivasi menulis.

Pengalaman pribadi
Beberapa cara di atas telah saya praktekkan ketika menulis untuk Kompasiana. Menulis setiap hari bukan perkara mudah bagi saya. Sebelum menulis di Kompasiana, saya mampu menulis 1 artikel opini setiap minggu secara rutin dengan tema khusus. Tema hubungan internasional menjadi zona nyaman saya selama ini. Saya pun memberanikan diri menulis di beberapa portal opini untuk memotivasi diri saya sendiri.

Saya memanfaatkan kesempatan menulis di Kompasiana melalui tema ‘menulis’. Tulisan mengenai mengapa, bagaimana, dan berbagai lika-liku menulis menjadi tema tulisan saya selama 30an hari pertama di Kompasiana. Lalu, saya seperti merasa ‘kehabisan energi’. Saya perlu recharge motivasi menulis dengan cara mengubah sub-kategori atau ‘lahan’ tulisan dari tulisan opini ke puisi selama beberapa hari. 

Setelah itu, perubahan lahan itu tampaknya terbukti menarik, sehingga saya mencoba menulis cerita pendek yang sangat singkat, yaitu cerita tiga kalimat atau tatika. Hingga saat ini, sampai hari ke-80an menulis di Kompasiana, saya memiliki beberapa tulisan mengenai menulis, isu hubungan internasional, puisi, dan cerpen. 

Saya pun merasa bisa mempertahankan motivasi menulis setiap hari di Kompasiana.

Beberapa Kelompok Kompasianer

Selain itu, saya meniru cara ini dari beberapa Kompasianer. Dari pengamatan saya, Kompasianer bisa dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan jenis tulisannya. Ada yang memang spesialis di lahan tertentu, misalnya politik, puisi, atau hobi saja. Beberapa yang lain menulis di 2-3 lahan, seperti puisi dan hobi atau politik dan sosial budaya. Sementara itu, kelompok ketiga adalah Kompasianer yang menulis tema atau topik apa saja. Dalam konteks tulisan ini, kelompok-kelompok Kompasianer itu menunjukkan upaya penulis untuk merawat motivasi untuk tetap menulis secara rutin. 

Dengan beberapa kegiatan tambahan, tulisan-tulisan itu bisa dikumpulkan menjadi sebuah buku dengan tema khusus. Perbedaan tema dan kumpulan dari tulisan-tulisan itu setidaknya memperlihatkan usaha untuk memotivasi diri dalam merawat komitmen menulis setiap hari di Kompasiana. 

Memotivasi diri untuk tetap menulis menjadi lebih menarik ketika berjalan bersamaan dengan perhelatan Kompasianival 2020. Dua hari lagi Kompasianer menunggu akan seperti apa Kompasianival 2020 virtual itu. 

Semoga Kompasianival 2020 berjalan lancar dan memberi manfaat bagi kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun