Dengan tiga bentuk dan tiga tahapan penulisan buku itu, kegiatan menulis buku sebenarnya bukan merupakan sesuatu yang baru atau asing bagi pengajar atau dosen.
Setiap dosen selalu memiliki catatan materi perkuliahan dalam bentuk plastik OHP atau file presentasi yang dapat dikonversi menjadi diktat kuliah.Â
Diktat-diktat itu dikumpulkan dan diberikan penjelasan atau narasi secukupnya, serta disesuaikan dengan rencana pembelajaran semester (RPS) dari matakuliah tertentu, sehingga bisa menjadi buku ajar.
Cara menulis buku ini memang sufatnya bertahap agar materi buku dapat dikumpulkan sedikit demi sedikit sehingga buku ajar atau buku teks merupakan hasil dari proses menulis sejak dalam bentuk awalnya, yaitu diktat.Â
Namun demikian, kendala atau hambatan menulis buku selalu ada. Membuat tulisan cara menulis buku seperti yang saya lakukan ini memang jauh lebih mudah ketimbang mempraktekkannya.Â
Akibatnya, setiap pengajar atau dosen belum tentu memiliki sebuah buku sebagai hasil karya sendiri yang bisa menunjukkan, baik pengalaman maupun kompetensinya.
Kalau tidak salah, menulis buku bukan merupakan sebuah keharusan atau kewajiban, namun adalah pilihan. Akibatnya adalah setiap orang pengajar tidak selalu memiliki satu buku hasil karya sendiri. Selain pilihan menulis buku, seorang dosen (misalnya) bisa memilih menulis paper di jurnal ilmiah atau bentuk publikasi lainnya.
Ada angka kredit atau kum dari setiap bentuk kegiatan menulis itu. Masing-masing bentuk kegiatan menulis itu memiliki tingkat kesulitan tertentu, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Beberapa faktor itu menjadi pertimbangan seorang dosen memilih menulis buku atau lainnya.
Kembali ke cara bertahap menulis buku melalui ketiga bentuk buku itu. Tidak ada cara lain untuk menulis sebuah buku, kecuali memulainya.Â
Mulai menulis buku dalam bentuk yang paling sederhana, yaitu:
- pertama, menulis catatan perkuliahan dalam bentuk file presentasi.
- kedua, beri narasi untuk menjelaskan poin-poin catatan singkat itu, sehingga menjadi diktat kuliah.Â
- ketiga, lengkapi penjelasan atau narasi diktat kuliah itu dengan menambah referensi atau rujukan pustaka dan disesuaikan dengan materi di setiap pertemuan perkuliahan.
- keempat, buku ajar dapat dikembangkan menjadi buku teks atau referensi yang bersifat lebih teoritis atau umum, sehingga buku teks dapat dipakai atau dibaca masyarakat umum, tidak hanya mahasiswa yang berminat pada perkuliahan itu.
Akhirnya, segala sesuatu memerlukan proses. Demikian juga sebuah buku melalui suatu proses penulisan dalam konteks waktu, materi, dan energi untuk konsisten menulis hingga batas waktu yang ditetapkan. Tidak ada cara instan.