Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

KTT ASEAN dan Berkah Tersembunyi dari Perbedaan Sikap Anggotanya

12 November 2020   14:54 Diperbarui: 12 November 2020   15:09 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: barewalls.com

Tidak ada jalan lain bagi ASEAN, kecuali mengajak AS dan China bekerja sama dalam kerangka regional di ASEAN melalui constructive engagement. Alih-alih terlibat lebih jauh dalam rivalitas kedua negara besar itu, ASEAN harus menunjukkan sentralitasnya untuk mengajak kedua negara itu bekerjasama. 

Yang menjadi persoalan adalah bahwa, pada saat yang sama, hegemoni yang akan dibangun China ternyata mengirimkan sinyal berbahaya bagi perdamaian. Berbeda dengan komitmen China pada akses global vaksin Covid-19, pada isu LCS China justru menimbulkan konflik dengan negara-negara lain.

Peningkatan kekuatan ekonomi dan militer China memang membuat berbagai negara terpaksa menerima tawaran kerjasama. Mereka menganggap situasi ini terlalu riskan untuk ditolak dan bersikap bermusuhan dengan China. Meskipun negara-negara itu mengeluh dan marah dengan perilaku militeristik China di LCS, negara-negara itu terpaksa menerima tawaran kerjasama ekonomi dan militer dengan China, baik melalui Belt and Road Initiative (BRI) maupun Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB).

Bagi ASEAN, perilaku China juga tidak bisa ditolak begitu saja. Kalkulasi regional ASEAN mengharuskannya mengajak China demi menciptakan inisiatif kerjasama dalam mengelola konflik di LCS dan pengembangan vaksin Covid-19. Demi kebersatuan dan sentralitasnya, ASEAN mendorong keseimbangan strategis (strategic equillibrium) di antara AS dan China di Asia. 

Perkembangan terbaru mengenai pergantian presiden AS dari Donald Trump ke Joe Biden diharapkan mampu meningkatkan kehadiran AS di Asia Tenggara, khususnya dalam bekerjasama dengan ASEAN. Persoalan LCS dan vaksinasi Covid-19 akan menjadi ujian bagi kembalinya peran global AS di bawah Presiden Biden.

Dalam situasi rivalitas di antara dua negara besar itu, ASEAN secara kolektif tetap bersikukuh untuk bersikap netral, sambil memperingatkan AS dan China agar tidak melakukan provokasi melibatkan negara-negara ASEAN dalam pertarungan hegemonik mereka di kawasan Asia Tenggara.

Akhirnya, kenyataan pahit mengenai perbedaan sikap negara-negara ASEAN dapat menjadi berkah tersembunyi bagi ASEAN dalam menyikapi persoalan-persoalan regional, sepert LCS dan pandemi Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun