Sejak itulah juga, berbagai bagian dunia yang tidak dijamah US seolah menjadi 'ladang' pengaruh (sphere of influence) AS. Pengaruh AS tidak sekadar dalam bidang pertahanan dan keamanan, namun di berbagai bidang lain, termasuk sosial, ekonomi, dan budaya.
Orang tidak hanya mengenal AS lewat peralatan militernya, tapi juga menjadi pasar domestik bagi berbagai produk negara-negara 'sahabatnya'. AS mau menggelontorkan bantuan keuangan asal negara penerima mau berbaikan dengan AS.
Kepemimpinan global AS paska-Perang Dingin ditopang oleh kemampuan membangun stabilitas hegemonik-nya. Dalam studi-studi Hubungan Internasional, stabilitas hegemonik adalah kemampuan negara untuk membangun stabilitas global berdasarkan perlindungan hegemonik. Kata hegemonik artinya kemampuan melindungi negara lain secara militer dan non-militer.
Walau ada perubahan dalam stabilitas hegemonik AS, kehadiran dan kepemimpinan negara Paman Sam ini terus berlanjut di berbagai belahan dunia. Sulit untuk menjelaskan berbagai inisiatif kerjasama dan, bahkan, konflik di dunia selama ini tanpa memperhitungkan kepentingan AS.
Dunia tanpa kepemimpinan global AS memang tidak sepenuhnya terjadi. Di tengah pusaran global Covid-19, AS tetap menjalankan peran sebagai pemimpin global secara parsial. Berbagai bantuan kemanusiaan dalam rangka Covid-19 telah dikirimkan Presiden Trump ke berbagai negara, termasuk ke Indonesia.
Selain itu, kehadiran AS juga tampak secara langsung maupun tidak langsung dalam pertikaian di antara beberapa negara. Kehadiran langsung AS di Laut Cina Selatan menjadi daya gentar bagi Cina untuk memaksakan klaimnya atas wilayah itu. AS juga ada secara tidak langsung dalam bentrokan Cina dan India di wilayah perbatasan kedua negara. Di wilayah-wilayah lain, AS masih diperlukan kepemimpinannya, seperti di Timur Tengah dan Eropa.
Sebaliknya, berbagai negara menunjukkan kebutuhan mereka mengenai peran global AS. Mereka mendukung upaya unilateral AS untuk melakukan penyelidikan global kepada Cina mengenai asal-usul virus Corona dari Wuhan. Kampanye global ini untuk menegaskan tuduhan global AS tentang virus Cina bahwa virus Corona berasal dari Cina dan Cina harus bertanggung jawab secara global pula.Â
Meskipun demikian, berbagai upaya global Presiden Trump tidak bisa memperbaiki citra globalnya. AS lebih dikenal lebih mementingkan dirinya sendiri dan menarik diri dari peran globalnya. AS bahkan tidak peduli terhadap resiko penarikan dirinya itu dari peran global.Â
Oleh karena itu, terpilihnya Joe Biden tidak dapat dipungkiri menunjukkan bahwa AS telah berada di jalan yang tepat untuk memegang kembali kendali kepemimpinan global. Bukan untuk kepentingan AS saja, namun untuk menegaskan kapasitas global AS dalam menjamin kerjasama multilateral dalam menangani pandemi dan vaksinasi global Covid-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H