Bagi Indonesia, misalnya, pandemi Covid-19 dapat dipakai sebagai momentum paling tepat untuk menyiapkan kawasan wisata di seluruh Indonesia sesuai protokol kesehatan ketat. Sembari menunggu turis asing, Indonesia juga bisa mendorong turis domestik untuk berwisata ke berbagai tempat wisata di Indonesia.
Strategi domestik itu mungkin perlu juga dilengkapi dengan kebijakan lain dengan mencontoh kebijakan di tempat lain, misalnya kebijakan pariwisata di Uni Eropa. Kebijakan 'koridor turis' bisa diadaptasi di ASEAN.Â
Penerapan kebijakan ini memang tidak menyeluruh di semua negara anggota UE. Faktor persamaan dalam sedikitnya korban jiwa akibat Covid-19 menjadi pertimbangan menerapkan kebijakan ini di Ceko, Slovakia, dan Kroasia saja.Â
Tantangan
Salah satu tantangan ASEAN adalah penerapan travel corridor yang telah disepakati pada KTT ASEAN terakhir. Pertimbangan mengenai perkembangan kasus positif menjadi faktor utama penerapan kebijakan ini.Â
Walaupun ASEAN telah berperan sebagai pembuat aturan main regional, pelaksanaan travel corridor itu sangat tergantung pada kebijakan nasional masing-masing negara anggota.
Tantangan kedua adalah kenyataan bahwa negara-negara anggota ASEAN harus bersiap untuk saling bersaing di sektor pariwisata ini. Masing-masing negara dituntut memiliki inovasi kebijakan yang mampu menarik turis asing, tanpa mengurangi penerapan protokol kesehatan yang ketat.Â
Inovasi kebijakan pariwisata di tingkat nasional ini pada akhirnya diharapkan tidak meningkatkan jumlah imported cases dari pandemi dari sektor pariwisata ini.
Berbagai strategi pariwisata di tingkat nasional dan regional sangat penting untuk segera mengatasi dampak dari Covid-19 ini.Â
Namun demikian, pelaksanaannya tetap harus mempertimbangkan aspek perkembangan persebaran pandemi tersebut di tingkat domestik dan negara-negara anggota ASEAN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H