Perhatian saya tiba-tiba mengarah ke siaran langsung sebuah TV partikelir di Rabu pagi 30 September 2020 soal pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat (AS).Â
Saya biasanya jarang menonton berita pagi televisi dan lebih memilih tontonan yang bisa menambah mood booster di pagi hari. Pagi hari itu agak beda. Menarik juga Pilpres AS yang baru saja memasuki tahapan awal pemilihan dini di Virginia dan berlangsung kampanye antara kedua kandidat, yaitu petahana Donald Trump dari Partai Republik dan penantang Joe Biden dari Partai Demokrat.
Kebetulan saya sedang mencari ide untuk menulis esai opini dengan 600-800 kata. Masalahnya adalah saya tidak tahu apa-apa soal Pilpres AS ini. Sebagian besar isu domestik dalam Pilpres ini juga tidak menjadi perhatian saya. Beberapa isu domestik yang berkaitan dengan kepentingan global atau ASEAN dan Indonesia yang biasanya menjadi perhatian saya hingga sekarang. Saya hanya tahu sedikit saja tentang politik atau kepentingan global AS (di bawah Partai Republik atau Demokrat). Jadi, ada lebih banyak isu saya tidak tahu dalam Pilpres AS 2020 ini.
Lalu, tema atau topik apa yang bisa saya jadikan ide untuk menulis? Pertimbangan waktu mepet dan praktis (tidak perlu banyak membaca data) menyebabkan saya memilih isu yang paling saya tahu dari Pilpres AS, yaitu politik luar negeri (PLN) AS. Isu ini berada di dalam zona nyaman saya. Tema ini masih memiliki banyak pilihan topik, misalnya PLN AS jika Trump atau Biden yang terpilih, bisa juga kaitannya dengan kepentingan Indonesia, atau negara-negara lain dan seterusnya. Dari tema PLN AS ini ternyata ada banyak topik yang bisa menjadi ide tulisan.
Dengan ide itu, topik pilihan saya tentang PLN AS paska-terpilihnya presiden baru terhadap Indonesia. Soal judul ini masih sementara, tetapi isu yang menjadi fokus tulisan sudah jelas. Pilihan itu membuat saya tidak perlu mengetahui lebih banyak soal politik atau isu-isu domestik AS. Saya pun tidak akan membahas pernak-pernik isu domestik AS yang menjadi bahan debat kampanye yang rumit.
Saya akan lebih melihat pada perubahan dan kesinambungan kepentingan global AS paska-pilpres, khususnya sejauhnya presiden AS terpilih akan bersikap 'ramah' kepada kepentingan nasional Indonesia dalam hubungan internasional. Jadi, saya perlu pengetahuan atau data tentang kebijakan luar negeri partai politik pemenang pilpres AS. Beberapa data tentang kebijakan, nama, waktu, tanggal memerlukan ketepatan sehingga upaya cross-check dengan materi akademik atau dokumen pemerintah perlu dilakukan.
Pendahuluan
Pada umumnya, tulisan opini terdiri dari tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutup atau kesimpulan. Bagian pendahuluan memiliki paling tidak 1-2 alinea saja. Satu alinea bisa terdiri dari 1-3 kalimat pendek. Harap diingat, tulisan ini adalah esai pendek 2 halaman 1 spasi. Kalimat pendek dan efektif diperlukan agar bahasan menjadi fokus.
Isi pendahuluan meliputi uraian umum tentang arti penting Pilpres AS bagi Indonesia perlu dijelaskan sebanyak satu paragraf, misalnya. Saya tambahkan kata 'misalnya' karena data lain juga mungkin perlu ditambahkan. Lalu, alinea kedua berisi kaitan Pilpres itu dengan Indonesia, khususnya politik luar negeri Indonesia. Di alinea ketiga, pembahasan mengerucut pada pertanyaan, misalnya capres mana yang lebih mendukung kepentingan luar negeri Indonesia: Trump atau Biden?
Bagian Isi
Bagian ini lebih banyak memerlukan uraian isu yang menjadi pertanyaan esai ini. Dari 700 kata di tulisan opini, hampir 500 kata ada di bagian isi. Bagian ini bisa 1 bagian saja atau dibagi menjadi 2 sub-bagian agar lebih fokus bahasannya. Misalnya sub-bagian 1 berisi kebijakan luar negeri AS jika Trump terpilih kembali menjadi presiden dan prediksi kebijakan Biden jika terpilih menjadi presiden baru AS. Lalu, sub-bagian kedua berisi mana yang lebih friendly atau ramah dengan pemerintahan Indonesia atau PLN presiden Joko Widodo yang masih menjabat hingga 2024.
Kemudahan menulis tentang politik luar negeri AS adalah kebijakan atau platform kebijakan capres AS cenderung sama dengan parpol asal. Persamaan ini juga konsisten dengan presiden-presiden AS sebelum yang berasal dari parpol yang sama juga. Dengan begitu, platform kebijakan luar negeri kedua capres lebih mudah diprediksi. Kenyataan bahwa presiden Trump malah cenderung tidak bisa diprediksi dan bahkan berbeda dengan kebijakan partai Republik bisa menjadi perkecualian.
Bahasan tentang kebijakan luar negeri AS menurut kedua capres disusul dengan kebijakannya di kawasan Asia hingga Indonesia. Beberapa contoh bisa dihadirkan untuk memperkuat capres mana yang diprediksi lebih mendukung Indonesia demi kepentingan regional AS di Asia Tenggara. Kehadiran AS di Laut China Selatan juga bisa ditambahkan sebagai bentuk konkrit komitmen AS mendukung stabilitas regional AS.
Dengan cara itu, satu alinea di bagian isi diperlukan untuk membahas kecenderungan kebijakan luar negeri Indonesia terhadap AS. Bagaimana negara paman Sam itu mendukung Indonesia ketika dipimpin seorang presiden dari partai Republik atau Demokrat? Sebaliknya, Indonesia lebih banyak mendapatkan manfaat dari presiden AS dari parpol yang mana.
Kesimpulan
Setelah itu, tulisan esai opini diakhiri dengan kesimpulan atau penutup. Bagian ini berfungsi menegaskan arti penting pertanyaan esai ini. Kesimpulan memerlukan satu alinea dengan satu hingga dua kalimat pendek. Kalimat terakhir berfungsi sebagai semacam gong penutup.
Dengan cara itu tulisan opini dengan kisaran 500-800 kata bisa segera ditulis. Sekali lagi, tulisan ini bukan analisa atau opini saya tentang pilpres AS dengan segala bumbunya, namun tulisan tentang bagaimana mendapatkan ide dan bagaimana ide itu dilengkapi dengan data atau pengetahuan, serta selanjutnya adalah bagaimana menuliskannya di bagian-bagian esai atau opini.Â
Berawal dari menonton TV kampanye Pilpres AS, saya mendapatkan ide cara menulis tulisan ini. Ide dengan tema Pilpres AS ternyata memunculkan banyak topik yang mengerucut pada topik pilihan tentang capres mana yang lebih ramah kepada Indonesia.
Pada tahapan ini, ide dan apa saja yang diperlukan untuk menulis opini sudah tersedia di atas. Kebutuhan sekarang adalah segera menulis dengan cara itu. Apakah hasilnya bagus atau tidak, akan dimuat Kompasiana atau portal opini lain atau tidak itu adalah nanti. Yang paling penting sekarang adalah menulis!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H