Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulisnya Kapan? Ya Sekarang!

30 September 2020   17:14 Diperbarui: 30 September 2020   17:12 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanyaan itu selalu muncul di benak setiap orang. Mengapa sampai begitu? Jawaban mudahnya adalah karena orang menganggap menulis itu lebih penting. Menulis itu lebih susah. Menulis itu perlu teori. Terakhir, menulis itu dianggap kegiatan mewah, sehingga harus menyisihkan waktu tertentu. Akibatnya, kegiatan ini kurang banyak dilakukan ketimbang yang lain.

Menulis seolah mempunyai kasta paling tinggi, bahkan, daripada kegiatan-kegiatan lain, seperti mendengar, menulis, dan membaca. Apalagi ketika kegiatan menulis dibayangkan seperti menulis buku dengan banyak halaman dan tema-tema khusus. Padahal kegiatan menulis bisa dilakukan sebagai sebuah dokumentasi pikiran atau perasaan atau pengalaman keseharian si penulis. 

Mencatat kegiatan harian, membuat resep makanan atau cara-cara melakukan sesuatu, menulis status di sosial media atau menjawab email, whatsapp, dan lain-lain juga merupakan bagian dari kegiatan menulis. Kebiasaan yang kadang-kadang tidak kita sadari sebagai perilaku menulis itu harus ditransfer atau dipindahkan ke 'tempat' lain yang biasanya dipakai untuk menulis. Jadi, menulis itu gampang kok, tidak harus di selembar kertas, tetapi bisa menulis langsung di hape.

Menulis seperti itu tidak memerlukan teori; tidak memerlukan riset ke perpustakaan atau wawancara atau observasi ke lapangan; tidak memerlukan pengolahan data, entah kuantitatif (memakai SPSS, misalnya) atau kualitatif ala NVIVO; tidak perlu juga menunggu punya waktu khusus. Menulis saja sekarang. Segala sesuatu yang sedang anda pikirkan atau rasakan bisa ditulis langsung. 

Pada tahap awal, menulislah untuk anda sendiri saja, tanpa perlu berpikir orang lain akan membaca tulisan itu. Dengan cara pikir itu, menulis menjadi kegiatan privat dan menyenangkan. Anda tidak perlu takut orang lain akan menilai jelek tulisan anda; tulisan anda kurang ini, kurang itu; masih ada typo di ejaan Bahasa Indonesia, dan seterusnya.

Waktu terbaik untuk menulis adalah sekarang! Tidak perlu menunggu nanti ketika anak-anak sudah tidur atau berangkat sekolah. Alasan melimpah untuk menunda menulis sekarang juga.

Memang waktu memang penting sehingga perlu menyisihkan sebagian waktu itu untuk menulis. Kadang waktu menulis harus khusus supaya tidak bentrok dengan kegiatan lain atau mengganggu anggota keluarga lain. Dalam situasi ini, persoalan individu memerlukan penyesuaian individu yang seringkali berbeda dengan situasi orang lain.

Soal waktu itu, ada perbedaan antara penulis berpengalaman dengan penulis pemula. Penulis berpengalaman sudah bisa disiplin menulis di waktu tertentu, misalnya pagi hari, seperti pak Tjiptanada Effendi. Penulis Kompasiana lainnya, Pak Rustian Al Ansori, bisa melakukan kapan saja karena menulis apa saja yang dilihat, dirasakan, dan dialami. Atau penulis konsisten lain Pak Katedrarajawe yang mengatakan nulis ya nulis saja! Ketiga penulis itu rajin mendaraskan 'tinta' di Kompasiana hingga mencapai angka lebih 5.000 tulisan. Beliau-beliau itu pasti sudah mempunyai waktu yang biasanya dipakai untuk menulis. Penulis pemula bisa mencontoh waktu menulis mana yang cocok dari ketiga penulis berpengalaman itu agar bisa menulis sekarang. 

Waktu yang dipunyai seorang penulis  memang sifatnya personal. Bukan berarti waktu tertentu menjadi waktu terbaik untuk menulis. Saya sendiri beberapa kali bisa menulis pada saat berada di tengah keramaian. Ini sifatnya sangat relatif. Menulis adalah pengalaman pribadi.

Kapanpun waktu yang dimiliki untuk menulis, kegiatan menulis itu sama posisi-nya dengan kegiatan-kegiatan keseharian kita. Menulis tidak perlu diperlakukan lebih tinggi yang menjadikannya lebih sulit dilakukan. Dengan cara berpikir ini, smoga menulis bisa dilakukan senatural atau sealamiah mungkin.

Bukan waktu yang menentukan kapan anda atau saya menulis, tetapi sebaliknya! Kita sendiri yang harus menentukan waktu untuk menulis. Kita sendiri yang harus bisa mengelola waktu untuk menulis. Oya... jangan lupa: menulis adalah kegiatan yang biasa-biasa saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun