Mohon tunggu...
Ludfiyana Khasanah
Ludfiyana Khasanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa INISNU Temanggung

Mencoba untuk bisa mengembangkan karya sesuai passion diri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menguraikan Peran Pendidikan Islam dalam Membentuk Karakter Siswa

30 Juni 2023   17:51 Diperbarui: 30 Juni 2023   17:52 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu sosiologi merupakan sebuah ilmu dalam pendekatan studi tentang pendidikan yang mengajak kita untuk memahami tentang keterkaitan sosiologi dan pendidikan. Sosiologi pendidikan adalah ilmu yang berusaha mengidentifikasi berbagai strategi untuk menjalankan sistem pendidikan dalam rangka meningkatkan kepribadian siswa. Pendidikan islam dalam pendekatan sosiologi merupakan materi studi islam yang mempelajari hubungan timbal balik antara agama dan masyarakat. Dalam hal ini, pendidikan islam berperan dalam bagaimana agama mempengaruhi pemikiran dan pemahaman keagamaan.

Berdasarkan Undang-undang No.2 Tahun 1989 "Pendidikan Islam adalah usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan kepada Tuhan yang maha Esa, sesuai dengan ajaran agama Islam, bersifat inklusif, rasional dan filosofis dalam rangka menghormati orang lain dalam hubungan kerukunan dan kerjasama antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan Nasional." Sehingga pendidikan islam dengan bagaimana cara membentuk karakter religious melalui pendidikan sangatlah penting.

Dalam upaya pembentukan karakter siswa dalam dunia pendidikan islam, peran dan juga kontstribusi pengajar atau guru dalam sebuah instansi pendidikan islam sangat dibutuhkan. Peran seorang pengajar sangat penting dalam mencapai kesuksesan pembelajaran, terciptanya kegiatan pembelajaran yang lancar dengan dibersamai watak dan karakter siswa yang sudah mencerminkan pelajar yang islamis. Berikut beberapa peran  pendidikan islam yang diterapkan oleh para pendidik dalam upaya pembentukan karakter siswa yang religius.

Yang pertama yaitu cara mendidik atau mengajar dengan metode keteladanan. Dalam hal ini, tujuan yang diharapkan yaitu dapat membangun peserta didik yang berkarakter sesuai dengan ajaran dari Rasululullah Saw. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru harus memperlihatkan sikap atau perilaku keteladanan dan nilai-nilai yang baik berdasarkan perilaku yang sudah dilakukan oleh Rasulullah Saw.

Yang kedua yaitu melalui program pembiasaan. Misalnya seperti program 3S yaitu senyum, sapa, salam yang diharapkan dapat diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Atau misalnya dengan penerapan peraturan yang sedikit ketat agar tidak mudah dilanggar oleh siswa. Melalui program pembiasaan yang diterapkan oleh para pengajar dapat merubah siswa dalam membangun kebiasaan untuk disiplin, mematuhi aturan sekolah, selalu tersenyum kepada orang lain, dan menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman dan ceria.

Yang ketiga yaitu program pembinaan kedisiplinan. Sikap disiplin dapat diasah melalui dengan tidak melanggar aturan dan tata tertib yang sudah diberlakukan di sekolah tersebut. Selain itu juga bisa dengan menerapkan rutinitas harian yang harus selalu diikuti oleh semua siswa. Dalam menciptakan program pembinaan kedisiplinan, peran guru sangat penting dalam membantu peserta didik untuk mengembangkan pola perilaku, meningkatkan standarnya, dan menaati peraturan yang menjadi alat penegakan disiplin.

Yang keempat yaitu pemberian reward atau apresiasi (hadiah) bagi siswa. Hal ini sangat penting dalam menanamkan nilai dalam menghargai prestasi yang sudah siswa dapatkan. Apresiasi bisa dalam bentuk apapun. Pemberian reward dapat memberikan efek positif dan juga motivasi bagi siswa agar lebih gigih dalam meningkatkan belajarnya.

Yang kelima yaitu memberikan punishment atau hukuman bagi siswa yang sudah melanggar aturan atau tata tertib yang berlaku. Pemberian hukuman dilakukan oleh pengajar kepada siswanya yang telah berbuat atau bertindak tidak sesuai dengan aturan yang ada. Hukuman diberikan oleh pengajar kepada siswa dengan tujuan untuk mendidik siswa agar terbentuk karakter yang baik sesuai dengan ajaran islam dan juga memberikan efek jera kepada siswa agar tidak mengulanginya lagi.

Yang keenam yaitu program kerjasama dengan orang tua siswa. Dalam upaya pembentukan karakter siswa, sekolah harus sudah menyiapkan rencana atau agenda yang melibatkan orang tua dan guru dalam membahas perkembangan siswa baik dalam segi prestasi, akhlak atau tingkah laku, dan juga karakter yang dimiliki dari siswa dalam kesehariannya. Program ini dapat membantu kinerja guru dalam upaya membentuk karakter siswa yang bisa dilakukan bersama orang tua demi terwujudnya karakter siswa yang sesuai dengan agama islam.

Pendidikan karakter pada siswa dapat mudah diterapkan dari pendidikan agama islam untuk mencetak karakter siswa yang religius sejak dini. Seiring berkembangnya zaman, bagaimana era globalisasi sekarang yang pasti sangat membutuhkan orang-orang yang berkarakter dan berakhlak mulia atupun bermoral dalam mewujudkan kehidupan yang nyaman dan harmonis. Penerapan pendidikan karakter juga dianggap penting untuk menjadikan penerus bangsa yang mempunyai perilaku karakter islami yang baik. Keberhasilan pada suatu lembaga pendidikan selain pada keberhasilan kompetensi dan intelektual, keberhasilan lain juga bisa didapatkan melalui pendidikan karakter yang dapat diterapkan oleh setiap siswanya.

           

 

           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun