Hari demi hari Ia syukuri atas rezki pekerjaan yang telah ditekuni hingga saat ini, baginya rezki yang berkah sudah cukup. Ia memiliki atasan yang percaya dan membangun, serta teman-teman yang sangat baik. Membuat hidupnya semangat dan bermakna, belum pernah satu pun dari mereka memandang rendah dirinya. Bahkan atasannya pun sangat baik, Beliaulah yang pertama mendukung dan selalu percaya kepada Maya. Karena ketekunan dan kecintaanya terhadap pekerjaannya itu, Ia sekarang dipercaya oleh Kak Fey (Kak Febri) menjadi Manager Community Develop dengan tugas utamanya adalah sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, lembaga pemerintah, sekolah-sekolah, rumah sakit, hotel, perusahan-perusahaan, dan lain sebagainya.
Di-BSB inilah, Maya pun menemukan cinta sejatinya. Di luar dugaan ternyata selama Ia bekerja, salah seorang temannya memiliki rasa ketertarikan kepada Maya. Bahkan tak berapa lama setelah menyatakan perasaannya, kira-kira satu bulan, sang pujaan hati melamar Maya. Betapa terharu dan senang berkecamuk di dalam dada, betapa tidak?! Selama mereka bersama Ia kira hanya rasa pertemanan saja, namun ternyata sang Romeo memiliki perasaan yang lain. Maya pun menikah.
Mulai saat itu, lengkap sudah rasa bahagianya. Tuhan telah memberikan keluarga kecil yang selalu ada dan mendukungnya. Kini Maya dan Suami dikaruniai empat orang anak yang sehat dan normal. Keempat anaknya Ia besarkan sendiri, walaupun dengan keterbatasan yang Ia miliki, Maya selalu berpesan kepada para buah hatinya agar rajin sekolah, menjadi manusia yang bermanfaat untuk sesama adalah lebih bernilai. Apalagi dengan fisik yang sempurna seyogyanya menjadikan keberadaan kita bermakna untuk orang lain dan keluarga khusunya. Tidak akan rugi menjadi orang baik.
Itulah pesan terakhir Maya kepadaku saat itu, betapa penuh dengan kesederhanaan, kesyukuran, penuh dengan perjuangan, dan liku-liku dalam kehidupan, tidak membuat Maya larut dalam keterpurukan apalagi berpangku tangan. Keyakinannya yang besar kepada Tuhan dan kasih sayang kepada Neneknya yang telah merawat hingga membesarkan dengan penuh cinta serta pengorbanan, adalah salah satu penguat dalam perjalanan hidupnya. Cinta sangat berarti baginya. Cinta dari keluarga, atasan, sahabat, dan anak-anaknya.
Kata PEDIH dan MALU menjadi lentera yang mendasari setiap langkah dan budi pekertinya, sekaligus menjadi pengingat untuk selalu taat kepada Sang Khalik, entah bagaimana jadinya jika "karunia" cacat tubuh tersebut tidak Tuhan berikan kepadanya, mungkin tidak akan menjadi Maya yang sekarang.
Itulah secarik kisah yang menginspirasi saya dari seorang penyandang disabilitas yang mampu mendobrak kekurangan diri menjadi sebuah kekuatan untuk hidup dan menghidupkan sesama. Kenali Tuhan, cintai diri kita, dan semaikan kemanfaatan insyaallah hidup kita penuh dengan keberkahan. (Bandung, 13 September 2023).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI