Mohon tunggu...
Lucy Widasari
Lucy Widasari Mohon Tunggu... Dokter - Doktor, dokter di Jakarta

Doktor, Dokter di Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cegah Stunting untuk Kualitas Hidup Anak Bangsa yang Lebih Baik

11 Desember 2018   09:40 Diperbarui: 11 Desember 2018   11:40 1157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kerangka penanganan stunting saat ini terdiri dari upaya intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif.

Intervensi spesifik ditujukan kepada anak dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).  Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan. Intervensi spesifik bersifat jangka  pendek, hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif pendek.

Intervensi dengan sasaran Calon Ibu/Ibu Hamil:

  • Memberikan makanan tambahan untuk mengatasi kekurangan energi dan protein kronis.
  • Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat.
  • Mengatasi kekurangan iodium.
  • Menanggulangi cacingan pada ibu hamil.
  • Melindungi ibu hamil dari Malaria.

Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6 Bulan:

  • Mendorong inisiasi menyusui dini (pemberian ASI jolong/colostrum).
  • Mendorong pemberian ASI Eksklusif.

Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 7-23 bulan:

  • Mendorong penerusan pemberian ASI hingga usia 23 bulan didampingi oleh pemberian MP-  ASI.
  • Menyediakan obat cacing.
  • Menyediakan suplementasi zink.
  • Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan.
  • Memberikan perlindungan terhadap malaria.
  • Memberikan imunisasi lengkap.
  • Melakukan pencegahan dan pengobatan diare.

Intervensi sensitif : Intervensi yang ditujukan melalui berbagai  kegiatan pembangunan diluar sektor  kesehatan. Sasarannya adalah masyarakat  umum, tidak khusus untuk 1.000 HPK, yang dilakukan bekerjasama antar sektor terkait sebagai berikut :

  1. Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemPU&PR): memastikan akses pada air bersih melalui program PAMSIMAS (Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi berbasis Masyarakat) serta keberadaan jamban keluarga di tiap desa/kelurahan
  2. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPU&PR) dan Kemenkes : Menyediakan dan memastikan akses pada sanitasi melalui Kebijakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
  3. Kementrian Perindustrian (Kemperin) : Melakukan  fortifikasi bahan pangan (garam, terigu, beras,minyak goreng)
  4. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) : Menyediakan akses kepada Layanan Kesehatan dan Keluarga Berencana (KB).
  5. Kementerian Agama (Kemenag) : Pelaksanaan kursus pranikah, pendidikan gizi, (memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi, serta Gizi pada Remaja dan kegiatan sosialisasi pada pemuka agama
  6. Kementrian Pertanian (Kemtan) : kerjasama pengembangan ketersediaan rawan pangan, stabilitas harga pangan (ikan), dan pengembangan penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan, mengembangkan kebun keluarga dan pemberian bibit ternak kepada keluarga.
  7. Kemenkes : menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), menyediakan Jaminan Persalinan Universal (Jampersal).
  8. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) : contohnya pelaksanaan Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kelas pengasuhan (parenting) bagi ibu hamil dan orang tua bayi berusia 0-2 tahun Memberikan Pendidikan  Anak Usia Dini Universal.
  9. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) : contohnya Kegiatan Gerakan Kemanan Pangan Desa (GKPD).
  10. Kementerian Sosial (Kemensos) : Menyediakan Bantuan dan Jaminan Sosial bagi Keluarga Miskin. Salah satu program adalah Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yaitu bantuan pangan dari pemerintah yang diberikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) serta Program keluarga Harapan (PKH), merupakan program yang paling efektif untuk mengurangi kemiskinan dan ketidakadilan secara langsung dibandingkan program pengentasan kemiskinan lainnya yang dilakukan oleh Pemerintah
  11. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes) : mengalokasikan dana desa untuk percepatan pembangunan desa dengan memperhatikan afirmasi untuk desa-desa tertinggal
  12. Kementrian Kelautan dan Perikanan : menggalakan pembuatan kolam ikan dan memasyarakatkan gemar makan ikan (Gemari).
  13. Kementrian Pertanian (Kemtan) : contohnya adalah kerjasama pengembangan ketersediaan rawan pangan, stabilitas harga pangan (ikan), dan pengembangan penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan, mengembangkan kebun keluarga dan pemberian bibit ternak kepada keluarga.
  14. Bappenas : Perencanaan penanganan stunting terpadu.

STUNTING DAPAT DICEGAH : Intervensi yang benar pada waktu yang tepat dapat mengurangi dan mencegah stunting

Prioritas penanganan balita stunting harus sejak usia dini (usia kurang dari 24 bulan) atau pada periode 1000 Hari Pertama Kehidupan.

 Pencegahan yang dapat dilakukan dengan memperbaiki asupan gizi dan mencegah infeksi, menghilangkan atau mencegah faktor yang dapat menyebabkan asupan tidak adekuat dan penyakit infeksi berulang. 

Targetkan pada periode 1000 HPK : 

  • ibu hamil
  • bayi 0-2 tahun 
  • melakukan persiapan sebelum 1000 HPK bagi calon ibu hamil, termasuk remaja puteri dan calon pengantin (catin)

Indonesia diproyeksikan mengalami puncak pertumbuhan penduduk (bonus demografi) pada tahun 2035, akan tetapi bonus demografi ini tidak akan berguna atau akan akan menjadi beban negara apabila tingginya prevalensi balita stunting tidak diperbaiki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun