Mohon tunggu...
Lucy Trixie
Lucy Trixie Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ini dia caranya 'menggaet' BULE

5 Desember 2016   16:25 Diperbarui: 9 Desember 2016   14:20 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wisata kuliner telah menjadi hobby saat ini, mencicipi berbagai jenis makanan dipenjuru kota lalu share ke social media adalah hal yang wajar dilakukan saat ini. Tapi kali ini kia pun bisa sambil mengenal sejarah. Ya @jakartafoodadventure melihat peluang ini sebagai cara memarketingkan jakarta. Umm apa ajasih kegiatanya? Lets check it out

dengan slogan Lets Eat, Walk and Tour JFA mengajak wisatawan untuk mencicipi beragam makanan yang terletak di salahsatu lokasi di Jakarta , Satu hari dengan berjalan kaki wisatawan diperkenalkan dengan asal usul dari sebuah nama makanan , bahkan istilah yang banyak awam tak ketahui. Cooking demo serta Chef pun diwawancara sebagai narasumber, Hal ini membuat tidak hanya menjadi keuntungan bagi Restaurant besar tetapi juga untuk memingkatkan usaha ekonomi kecil. 

 Wisatawan diajak mengunjungi pasar tradisional serta terdapat games juga yang tidak kalah serunya seperti shopping challenge! maudong shopping hehe. Tema yang diusung pun sangat menarik loh seperti Little India Tour,Portuguese Village,and the latest is Explore Depok

 Karena seluruh kota merupakan tempat bermain yang asyik oh senangnya aku senang sekali *nyanyi*

 

Kampung Nelayan Cilincing Ada banyaak hal menarik disana, ada tempat pengeringan Ikan Asin , ada tempat pengupasan Kerang Hijau, bahkan dalam radius 1 km ada tempat ibadah dari ragam agama (Pura, Mesjid, Klenteng, Gereja), bukti nyata harmonisnya kehidupan beragama masyarakat pesisir. Ira Lathief, Founder Jakarta Food Adventure, kepada Liputan6.com, Minggu (31/72016) mengatakan, “Cilincing dipilih karena memiliki kebudayaan maritim dan ada kampung nelayan. Kita mau ajak peserta tur untuk melihat lebih dekat gimana kehidupan orang-orang di pesisir Jakarta yang hidup dari laut, karena Jakarta bukan Cuma tentang gemerlap kota saja.” (http://lifestyle.liputan6.com/read/2566357/cilincing-budaya-maritim-dan-lezatnya-kuliner-pesisir-jakarta) Pas banget nih untuk menanggapi isu saat ini

JFA bekerja sama dengan @berbaginasi membantu memberi makan atau logistic kepada orang yang kurang beruntung, JFA melakukan bakti sosial dimana donasi dari Charity Walking Tour Kota Tua (Old Town) disalurkan kepada sahabat sahabat di komunitas Sahabat Pulau

dokpri
dokpri
Wisata Kuliner sendiri menempati rate atas sebagai sumber income terbesar, karena itu inilah potensi untuk mengenalkan Jakarta kepada masyarakat. Esthy Reko Astuti, Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementrian Pariwisata mengatakan bahwa kuliner bisa menjadi salah satu potensi yang bisa mendatangkan banyak wisatawan, baik di dalam dan luar negeri. "Kuliner itu daya tariknya hingga 30-50 persen dan menyerap tenaga kerja 30 persen. Dari beberapa data, wisatawan yang datang ke suatu daerah, hampir 50 persen spendingnya ke kuliner," ungkap dia dalam pembukaan Festival Pesona Kuliner Nusantara 2016, di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (14/4/2016).

Sejarah tak luput juga dari nasionalisme so JFA mengundang blogger ke Old Chinese Town (Glodok) dan Old Batavia (Kota Tua), Blogger sebagai social media influencer diharapkan membantu lebih luasnya pengetahuan masyarakat tentang Jakarta. Bahkan JFA bekerja sama dengan Wanderlust Indonesia mengajak mahasiswa dari USA merasakan nikmatnya cita rasa Indonesia terutama di Jakarta. Yey terkenal deh di bule-bule 

Yuk wisata kuliner sambil pelajari sejarah mantan eh sejarah makanan deng.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun