MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK XI TJKT SMK MUHAMMADIYAH 2 SRAGEN DENGAN MENERAPKAN PEMBELAARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
Oleh :
Lucky Satrya Wiratama, S.Kom.
Mahasiswa PPG Dalam Jabatan Angkatan 2 Tahun 2023
NIM : X9023081747
A. Pendahuluan
Kegiatan  belajar  merupakan  kegiatan  yang paling  pokok  dalam  proses  pendidikan. Dalam proses belajar terdapat kegiatan-kegiatan belajar yang nantinya akan  sangat  mempengaruhi  hasil atau  output  dari  proses  pendidikan.  Kegiatan belajar  dinyatakan dalam Saputra, dkk (2018) adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Setelah proses belajar selesai  dilakukan  akan  terjadi  perubahan tingkah  laku pada  peserta  didik. Hal  ini  dapat dilihat sebagai hasil belajar. hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar berupa perubahan tingkah  laku pada  individu  yang  telahbelajar,  perubahan tingkah  laku tersebut  dapatdilihat pada bidang kognitif (pengetahuan), afektif(sikap),  dan  psikomotor  (keterampilan)  peserta didik  ke arah yang lebih baik.
Hasil  belajar  dapat  dijadikan  acuan  untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan peserta didik dalam berbagai  bidang  studi atau mata  pelajaran  yang ditempuhnya,  kemudian  dapat  diketahui  seberapa jauh  keefektifan  proses  belajar  yang  dilakukan dalam mengubah  tingkah  laku  para  peserta didik  ke arah tujuan  pendidikan  yang  diharapkan. Pendidik memberikan  penilaian  kepada para  peserta didik berupa perkembangan  dan  kemajuan dari pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap yang diperoleh setelah peserta didik melakukan proses belajar.
Berdasarkan pengamatan dan wawancara kepada guru-guru SMK Muhammadiyah 2 Sargen, diperoleh bahwa hasil belajar peserta didik masih rendah salah satunya adalah peserta didik kelas XI TJKT.
Berdasarkan pengamatan, wawancara, maupun kajian literatur, rendahnya hasil belajar peserta didik disebabkan oleh:
- Faktor dari diri peserta didik sendiri. Peserta didik memiliki kemampuan dasar yang berbeda-beda sehingga tidak jarang mereka kesulitan terhadap materi pembelajaran tertentu. Hal ini berpengaruh pada motivasi belajar mereka yang bisa dikatakan rendah. Selain itu, kemampuan untuk berkonsentrasi selama pembelajaran pun berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik.
- Faktor Pendidik/Guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik/guru masih bersifat monoton, kurang bervariasi. Pendidik cenderung menggunakan metode yang sama untuk berbagai materi pembelajaran. Pendidik cenderung menggunakan metode yang kurang menarik dan membosankan, sehingga penyampaian materi pembelajaran belum dapat maksimal. Hal ini berpengaruh pada penerimaan materi pembelajaran oleh peserta didik, yang berakibat pemahaman terhadap materi menjadi rendah.
Dalam mencapai tujuan meningkatkan hasil belajar peserta didik, ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam mencapai tujuan tersebut diantaranya:
- Peserta didik masih belum aktif selama pembelajaran.
- Peserta didik belum mengungkapkan gagasannya secara maksimal.
- Guru belum menerapkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik.
- Guru belum terbiasa membuat media pembelajaran yang interaktif.
- Guru belum menerapkan pembelajaran yang bervariasi dan interaktif.
Namun, walaupun dihadapkan dengan berbagai tantangan, demi mencapai tujuan yang diharapkan, maka perlu adanya keterlibatan dari berbagai pihak agar tujuan dapat tercapai. Pihak-pihak yang terlibat tersebut diantaranya:
- Guru sebagai perancang, fasilitator, dan pelaksana praktik pembelajaran.
- Dosen dan guru pamong sebagai fasilitator dan penilai
- Kepala sekolah sebagai penanggung jawab
- Rekan sejawat selaku observer
- Peserta didik kelas XI TJKT
B. Pembahasan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan, maka selanjutnya penulis/guru menyusun langkah-langkah untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi yaitu rendahnya hasil belajar peserta didik kelas XI TJKT SMK Muhammadiyah 2 Sragen. Langkah-langkah dalam menyelesaikan permasalahan diantaranya:
1. Menyusun perangkat pembelajaran
Adapun strategi yang dilakukan oleh guru diantaranya:
a. Memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran, serta sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Model pembelajaran yang dipilih yaitu pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). Problem Based Learning (PBL) merupakan metode pembelajaran yang menuntut para peserta didik untuk aktif memanfaatkan berbagai kecerdasan dan keterampilan dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Problem Based Bearning (PBL) adalah suatu pembelajaran yang berbasis dengan sebuah metode untuk memperkenalkan peserta didik terhadap suatu kasus yang memiliki keterkaitan dengan materi yang dibahas. Peserta didik diminta untuk mencari solusi mengenai bagaimana cara menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi dalam proses pembelajaran. Sintaks pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning):
- Orientasi peserta didik pada masalah
- Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
- Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
- Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
- Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
b. Menyusun modul ajar, bahan ajar, LKPD, media pembelajaran, serta menyusun alat evaluasi pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang disusun, dibuat untuk siswa kelas XI TJKT pada mata pelajaran Pemasangan dan Konfigurasi Perangkat Jaringan dengan materi pokok Routing Dinamis menggunakan protokol RIP dengan alokasi waktu 4 jam pelajaran. Media yang dipakai adalah slide powerpoint disertai video pembelajaran. Sementara untuk LKPD dibuat untuk mengarahkan peserta didik untuk dapat menyelesaikan permasalahan secara berkelompok. Sedangkan untuk evaluasi, terdiri dari penilaian sikap, keterampilan serta pengetahuan dengan berbasis HOTS.
2. Melaksanakan Pembelajaran
a. Orientasi peserta didik pada masalah
1) Guru menampilkan gambar peta jalan daerah Kab. Sragen lalu memberikan pertanyaan terkait rute tujuan dari satu titik ke titik yang lain dan mengaitkan serta memberikan pertanyaan pemantik
a) Jika saya ingin pergi dari titik A ke titik B, kira-kira jalur yang bisa saya lewati jalur mana saja?
b) Jika salah satu jalur mengalami gangguan, apakah saya masih bisa sampai di titik B?
c) Mungkinkah saya tidak bisa sampai di titik B?
d) Apa saja yang menyebabkan saya tidak bisa sampai di titik B?
2) Guru menjelaskan tentang materi routing dinamis menggunakan protocol RIP melalui power point dan video pembelajaran
3) Peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya
b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
1) Guru meminta peserta didik masuk ke LMS Google Classroom untuk dapat mengakses bahan ajar dan juga LKPD
2) Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 2 orang
3) Guru menjelaskan permasalahan yang terjadi seputar routing dinamis
4) Guru memastikan peserta didik mengerti dengan tugas terkait dengan lembar kerja
c. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
Guru memfasilitasi, membimbing, mengamati keterlibatan peserta didik dalam diskusi, menyelesaikan masalah seputar routing dinamis dan mengerjakan LKPD.
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Guru mengamati dan membimbing peserta didik yang mengalami kesulitan dalam melakukan praktik penyelesaian masalah routing dinamis dan dalam proses mengerjakan LKPD serta penyajian dalam unjuk kerja terkait dengan penyelesaian masalah
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
1) Guru membimbing peserta didik untuk unjuk kerja hasil diskusi dan meminta kelompok lain untuk memberikan tanggapan
2) Guru Bersama peserta didik menyimpulkan solusi dari lembar kerja yang disajikan sebelumnya
3. Â Menganalisis hasil pembelajaran
Berdasarkan pretest dan postest yang telah dilaksanakan, diperoleh:
a. Rata-rata nilai siswa pada pretest yaitu 63. Sedangkan rata-rata nilai siswa pada postest adalah 83. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari rata-rata nilai 63 menjadi 83.
b. Pada prestest, diperoleh bahwa sebanyak 11 siswa yang mencapai ketuntasan, sementara 25 siswa belum mencapai ketuntasan. Dengan kata lain, siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 31%.
c. Pada postest, diperoleh bahwa sebanyak 28 siswa telah mencapai ketuntasan, dan sebanyak 8 siswa belum mencapai ketuntasan. Berarti, siswa yang telah mencapai ketuntasan sebanyak 78%.
d. Terdapat peningkatan persentase ketuntasan siswa dari 31% menjadi 78%.
Berdasarkan hasil pretest dan postest, dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran telah tercapai, dengan adanya peningkatan hasil belajar dari preset ke postest.
4. Merefleksi proses dan hasil pembelajaran
Pembelajaran yang telah dilakukan memberikan dampak diantaranya:
a. Bagi guru
1) Meningkatkan kompetensi guru dalam mendesain pembelajaran yang bermakna, menarik, dan inovatif.
2) Meningkatkan kompetensi guru dalam mengelola kelas agar peserta didik selalu aktif dalam pembelajaran.
b. Bagi peserta didik
1) Terjadi perubahan yang lebih baik dalam proses pembelajaran. Peserta didik menjadi lebih aktif dan fokus.
2) Peserta didik lebih termotivasi untuk belajar (berdasarkan hasil observasi)
c. Tercapai tujuan pembelajaran
d. Mesikpun belum sepenuhnya berpusat pada peserta didik namun hasil dari penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan sudah terlihat peningkatan dari pembelajaran sebelumnya.
Secara keseluruhan, hasil pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran PBL (Problem Based Leraning) sangat efektif karena mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Hal ini dapat terlihat dari kesimpulan setiap pembelajaran, yaitu berdasarkan hasil pretest dan postest, terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik. Rata-rata nilai siswa pada pretest yaitu 63. Sedangkan rata-rata nilai siswa pada postest adalah 83. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari rata-rata nilai 63 menjadi 83.Â
Pada prestest, diperoleh bahwa sebanyak 11 siswa yang mencapai ketuntasan, sementara 25 siswa belum mencapai ketuntasan. Dengan kata lain, siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 31%. Pada postest, diperoleh bahwa sebanyak 28 siswa telah mencapai ketuntasan, dan sebanyak 8 siswa belum mencapai ketuntasan. Berarti, siswa yang telah mencapai ketuntasan sebanyak 78%. Terdapat peningkatan persentase ketuntasan siswa dari 31% menjadi 78%.
Selain itu, pembelajaran yang telah dilakukan dapat dikatakan efektif berdasarkan respon dari beberapa peserta didik. Peserta didik merasa lebih antusias, percaya diri, dan lebih paham tentang materi yang diajarkan dengan menerapkan model Problem Based Learning.
Efektifitas pembelajaran yang telah dilaksanakan, tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor keberhasilan, diantaranya: (1) Kesiapan dan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran, (2) Kemampuan guru dalam mengelola kelas, (3) Pembuatan dan penggunaan media, bahan ajar, LKPD dan evaluasi yang disusun berdasarkan kebutuhan, karakteristik peserta didik, model pembelajaran, serta materi yang diajarkan.
Sementara itu, walaupun hasil belajar mengalami perubahan yang ckup baik, namun hasil belajar belum maksimal, dikarenakan beberapa faktor ketidakberhasilan seperti: (1) Guru belum terbiasa dengan pembelajaran inovatif (Problem Based Learning), (2) Peserta didik belum terbiasa dengan pembelajaran inovatif dengan langkah-langkah terstruktur, serta (3) Peserta didik belum terbiasa mengemukakan pendapatnya maupun presentasi.
C. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik kelas XI TJKT meningkat melalui peneraan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H