Kerusakan Lingkungan yang Tidak Dicegah
Salah satu penyebab utama banjir di Jakarta adalah kerusakan lingkungan yang tidak segera ditangani. Beberapa faktor yang berkontribusi meliputi:
- Penurunan Permukaan Tanah: Penggunaan air tanah secara berlebihan di berbagai wilayah Jakarta menyebabkan tanah amblas, sehingga kota semakin rentan terhadap genangan air.
- Sedimentasi dan Sampah: Sungai dan kanal yang tersumbat akibat sedimentasi dan limbah domestik maupun industri mengurangi kapasitas tampung air, mempercepat terjadinya banjir.
- Perubahan Iklim Global: Peningkatan intensitas hujan yang tidak terduga, seperti pada 28 Januari, menjadi bukti nyata bahwa perubahan iklim turut memperburuk risiko banjir di Jakarta.
Ketidaknyamanan Warga Jakarta
Dampak banjir pada masa liburan panjang ini sangat dirasakan oleh masyarakat. Ketidaknyamanan muncul dalam berbagai bentuk:
- Gangguan Mobilitas: Banyak jalan utama tergenang, menyebabkan kemacetan parah dan membatasi aktivitas warga. Wisatawan yang datang ke Jakarta juga merasakan dampaknya, dengan beberapa tempat wisata ditutup sementara.
- Kerugian Ekonomi: Usaha kecil dan menengah yang bergantung pada mobilitas masyarakat terpaksa tutup, sementara warga yang rumahnya terdampak banjir menghadapi kerugian finansial akibat kerusakan properti.
- Dampak Kesehatan: Genangan air yang tercemar meningkatkan risiko penyakit kulit, diare, dan demam berdarah, terutama di wilayah-wilayah yang terdampak banjir lebih parah.
Rekomendasi Solusi
Oleh karenanya, untuk mengatasi banjir yang berulang, diperlukan pendekatan holistik yang mencakup berbagai aspek:
- Peningkatan Infrastruktur
1. Memperluas kapasitas drainase kota melalui proyek normalisasi dan revitalisasi kanal.
2. Mengintegrasikan teknologi berbasis IoT untuk pemantauan pintu air secara real-time.
- Pelestarian Lingkungan
1. Melindungi kawasan resapan air dan menerapkan kebijakan ketat terhadap alih fungsi lahan.
2. Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai dan drainase.
- Peningkatan Sistem Peringatan Dini
1. Memanfaatkan data cuaca dari BMKG untuk memberikan informasi yang cepat dan akurat kepada masyarakat di daerah rawan banjir.
- Kolaborasi Multi-Pihak
1. Mengajak sektor swasta, LSM, dan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan risiko banjir.
2. Mengembangkan komunitas tangguh bencana melalui pelatihan kesiapsiagaan banjir.
Banjir yang melanda Jakarta pada 28 Januari 2025 di tengah masa liburan panjang adalah peringatan keras akan pentingnya peningkatan ketahanan kota terhadap cuaca ekstrem. Dengan perencanaan tata ruang yang lebih baik, pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, dan penguatan infrastruktur kota, diharapkan Jakarta dapat mengurangi risiko banjir di masa depan. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya menjadi kunci utama untuk memastikan bahwa liburan panjang di Jakarta tidak lagi diwarnai oleh bencana banjir.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI