Mohon tunggu...
LUCKY NUGROHO
LUCKY NUGROHO Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Mercu Buana

Filateli dan Berenang

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Artificial Intelligence: Peluang atau Ancaman? Dampak AI terhadap Pekerjaan dan Ekonomi Global

12 Januari 2025   11:43 Diperbarui: 12 Januari 2025   11:43 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: SHUTTERSTOCK 

Artificial Intelligence (AI) telah menjadi salah satu inovasi teknologi paling signifikan dalam beberapa dekade terakhir, memberikan dampak luas pada berbagai aspek kehidupan manusia. AI berperan sebagai katalis perubahan, baik sebagai alat otomatisasi yang menggantikan pekerjaan manusia maupun sebagai inovasi yang membuka peluang pekerjaan baru. Namun, transformasi ini memicu perdebatan global: apakah AI lebih banyak menciptakan peluang kerja atau justru meningkatkan angka pengangguran? Artikel ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan membahas fenomena, latar belakang, kontribusi, tantangan, dan peluang yang ditimbulkan oleh AI terhadap perekonomian dunia.

Dalam beberapa dekade terakhir, AI telah menciptakan gelombang transformasi besar dalam berbagai sektor ekonomi. Di satu sisi, AI memungkinkan otomatisasi tugas-tugas rutin dan meningkatkan efisiensi operasional. Namun, di sisi lain, AI juga membawa kekhawatiran terkait hilangnya pekerjaan di sektor-sektor yang rentan terhadap otomatisasi. Fenomena ini menjadi sorotan karena dampaknya tidak hanya pada sektor pekerjaan, tetapi juga pada dinamika sosial dan ekonomi secara keseluruhan. Studi menunjukkan bahwa sekitar 30-40% pekerjaan di negara maju dapat diotomatisasi pada dekade berikutnya. Meskipun demikian, AI juga menciptakan lapangan kerja baru di bidang teknologi, data analytics, dan inovasi berbasis digital. Kemajuan teknologi AI telah mengubah struktur ekonomi global. Laporan National Science and Technology Council (2016) menggarisbawahi bahwa AI berpotensi menjadi General Purpose Technology, teknologi serbaguna yang dapat diterapkan di berbagai sektor. Dampaknya mencakup peningkatan produktivitas, penurunan biaya operasional, dan pembukaan pasar baru. Namun, tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana mengintegrasikan AI tanpa meningkatkan kesenjangan sosial-ekonomi. Tidak semua individu atau negara memiliki akses yang sama terhadap teknologi ini, sehingga menciptakan kesenjangan dalam adopsi teknologi dan manfaat ekonomi.

Perekonomian Dunia Saat Ini

Perekonomian global tengah menghadapi berbagai tantangan, termasuk inflasi, ketimpangan sosial, dan percepatan perubahan teknologi. AI menjadi salah satu pendorong utama transformasi ekonomi ini, menciptakan efisiensi operasional dan memperluas peluang pasar. AI diperkirakan dapat meningkatkan produktivitas global hingga 15% pada tahun 2030. Namun, ketergantungan pada teknologi ini juga menciptakan kesenjangan antara pekerja berketerampilan tinggi dan rendah. Hal ini mendorong kebutuhan akan kebijakan ekonomi yang inklusif untuk memastikan bahwa dampak positif AI dapat dirasakan oleh semua pihak.

Kontribusi Kecerdasan Buatan dalam Perekonomian

Keberadaan dari kecerdasan buatan telah membawa dampak positif bagi perusahaan yang antara lain sebagai berikut:

  • Otomatisasi Pekerjaan: AI telah menggantikan manusia dalam tugas-tugas yang bersifat rutin dan berulang. Sebagai contoh, otomatisasi lini produksi di pabrik-pabrik telah meningkatkan efisiensi, tetapi juga mengurangi kebutuhan tenaga kerja manusia.
  • Peningkatan Produktivitas: Dengan kemampuan AI dalam analisis data dan otomatisasi, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional. Misalnya, di sektor kesehatan, AI membantu dokter mendiagnosis penyakit dengan lebih akurat melalui analisis data pasien.
  • Penciptaan Pasar Baru: AI membuka peluang bisnis baru, seperti layanan berbasis AI untuk personalisasi konten digital atau pengembangan kendaraan otonom.

AI: Menciptakan Pekerjaan atau Pengangguran?

Selain itu, masifnya penggunaan kecerdasan buatan dalam perusahaan telah mendisrupsi aktivitas komersil saat ini yang antara lain:

  • Paradoks AI: AI menciptakan paradoks di mana pekerjaan berketerampilan rendah lebih rentan tergantikan, sementara pekerjaan yang membutuhkan kreativitas dan analisis meningkat permintaannya. Hal ini memberikan keuntungan lebih besar bagi pekerja berketerampilan tinggi.
  • Profesi Baru: Meskipun otomatisasi dapat mengurangi tenaga kerja di sektor tertentu, AI menciptakan tugas-tugas baru yang meningkatkan permintaan tenaga kerja, seperti spesialis AI dan analis data.
  • Peluang dan Tantangan: AI memungkinkan pekerja meningkatkan produktivitas melalui augmentasi teknologi. Contoh terbaik adalah manajer produk teknologi, yang dapat memanfaatkan AI untuk mengotomatisasi tugas rutin sehingga lebih fokus pada inovasi.

AI adalah pedang bermata dua dalam perekonomian global. Teknologi ini dapat meningkatkan produktivitas dan menciptakan peluang kerja baru, tetapi juga membawa risiko pengangguran bagi pekerjaan yang rentan terhadap otomatisasi. Dengan pendekatan yang tepat, seperti pendidikan ulang, pengembangan keterampilan, dan regulasi yang adil, AI dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

AI bagi Generasi Muda dan Dunia Akademik

Generasi muda memiliki peluang besar untuk memanfaatkan perkembangan AI dengan beberapa langkah strategis, seperti meningkatkan keterampilan digital, mengembangkan soft skills, dan berfokus pada literasi AI. Mereka juga harus melihat AI sebagai mitra kerja untuk menyelesaikan tugas rutin, sehingga lebih fokus pada kreativitas dan inovasi. Secara umum, penggunaan AI dalam dunia akademik adalah legal. Namun, penggunaannya harus sesuai dengan pedoman etika yang ditetapkan oleh institusi pendidikan. Di Indonesia, Kementerian Pendidikan telah mengeluarkan panduan untuk memanfaatkan AI secara bertanggung jawab. Hal ini bertujuan untuk memastikan integritas akademik tetap terjaga, sambil memanfaatkan potensi AI untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Garbage In, Garbage Out

Implementasi AI yang efektif memerlukan data berkualitas tinggi sebagai bahan pembelajaran. Data yang tidak representatif atau mengandung kesalahan dapat menyebabkan model AI membuat prediksi atau keputusan yang salah. Oleh karena itu, penting bagi pengguna dan pengembang AI untuk memastikan bahwa data yang digunakan bebas dari kesalahan dan bias. Selain itu, pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip dasar AI dan teknik pengolahan data sangat penting. Pengguna yang tidak memiliki pengetahuan memadai mungkin tidak menyadari dampak dari data berkualitas rendah terhadap hasil yang dihasilkan oleh sistem AI. Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan mengenai AI dan pengolahan data menjadi krusial untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara efektif dan etis. Dengan demikian, prinsip GIGO menggarisbawahi pentingnya kualitas data dan pengetahuan pengguna dalam pengembangan dan penerapan AI. Memastikan bahwa input data berkualitas tinggi dan pengguna memiliki pemahaman yang memadai akan meningkatkan akurasi dan keandalan output yang dihasilkan oleh sistem AI.

Kaitannya dengan Knowledge-Based Theory

Teori Knowledge-Based menyoroti pentingnya pengelolaan pengetahuan dalam organisasi untuk memastikan keberhasilan dan kelangsungan hidupnya. AI menjadi alat yang memungkinkan organisasi mengelola pengetahuan lebih efisien melalui otomatisasi, analitik data, dan inovasi. Namun, teori ini juga menekankan perlunya koordinasi dan pembelajaran di antara karyawan untuk memastikan bahwa teknologi digunakan secara optimal. Knowledge-Based Theory menawarkan kerangka kerja untuk memanfaatkan AI secara optimal dengan menekankan pentingnya pengelolaan pengetahuan dan pembelajaran organisasi. Dengan memadukan inovasi teknologi dan kebijakan yang inklusif, AI dapat menjadi alat untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan sejahtera

Penulis: 

Dr. Lucky Nugroho (Dosen, Peneliti, dan Pemerhati Sosial, Ekonomi, dan Keuangan Syariah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun