Generasi muda memiliki peluang besar untuk memanfaatkan perkembangan AI dengan beberapa langkah strategis, seperti meningkatkan keterampilan digital, mengembangkan soft skills, dan berfokus pada literasi AI. Mereka juga harus melihat AI sebagai mitra kerja untuk menyelesaikan tugas rutin, sehingga lebih fokus pada kreativitas dan inovasi. Secara umum, penggunaan AI dalam dunia akademik adalah legal. Namun, penggunaannya harus sesuai dengan pedoman etika yang ditetapkan oleh institusi pendidikan. Di Indonesia, Kementerian Pendidikan telah mengeluarkan panduan untuk memanfaatkan AI secara bertanggung jawab. Hal ini bertujuan untuk memastikan integritas akademik tetap terjaga, sambil memanfaatkan potensi AI untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Garbage In, Garbage Out
Implementasi AI yang efektif memerlukan data berkualitas tinggi sebagai bahan pembelajaran. Data yang tidak representatif atau mengandung kesalahan dapat menyebabkan model AI membuat prediksi atau keputusan yang salah. Oleh karena itu, penting bagi pengguna dan pengembang AI untuk memastikan bahwa data yang digunakan bebas dari kesalahan dan bias. Selain itu, pemahaman mendalam tentang prinsip-prinsip dasar AI dan teknik pengolahan data sangat penting. Pengguna yang tidak memiliki pengetahuan memadai mungkin tidak menyadari dampak dari data berkualitas rendah terhadap hasil yang dihasilkan oleh sistem AI. Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan mengenai AI dan pengolahan data menjadi krusial untuk memastikan bahwa teknologi ini digunakan secara efektif dan etis. Dengan demikian, prinsip GIGO menggarisbawahi pentingnya kualitas data dan pengetahuan pengguna dalam pengembangan dan penerapan AI. Memastikan bahwa input data berkualitas tinggi dan pengguna memiliki pemahaman yang memadai akan meningkatkan akurasi dan keandalan output yang dihasilkan oleh sistem AI.
Kaitannya dengan Knowledge-Based Theory
Teori Knowledge-Based menyoroti pentingnya pengelolaan pengetahuan dalam organisasi untuk memastikan keberhasilan dan kelangsungan hidupnya. AI menjadi alat yang memungkinkan organisasi mengelola pengetahuan lebih efisien melalui otomatisasi, analitik data, dan inovasi. Namun, teori ini juga menekankan perlunya koordinasi dan pembelajaran di antara karyawan untuk memastikan bahwa teknologi digunakan secara optimal. Knowledge-Based Theory menawarkan kerangka kerja untuk memanfaatkan AI secara optimal dengan menekankan pentingnya pengelolaan pengetahuan dan pembelajaran organisasi. Dengan memadukan inovasi teknologi dan kebijakan yang inklusif, AI dapat menjadi alat untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan sejahtera
Penulis:Â
Dr. Lucky Nugroho (Dosen, Peneliti, dan Pemerhati Sosial, Ekonomi, dan Keuangan Syariah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H