Mohon tunggu...
LUCKY NUGROHO
LUCKY NUGROHO Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Mercu Buana

Filateli dan Berenang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menguatkan Suara Perempuan di Tahun Politik: Momentum Hari Ibu untuk Demokrasi yang Lebih Inklusi

10 Januari 2025   10:55 Diperbarui: 10 Januari 2025   19:36 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2024 menjadi tonggak sejarah penting bagi demokrasi Indonesia dengan diselenggarakannya Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak. Ajang pemilu ini menjadi cerminan komitmen bangsa terhadap nilai-nilai demokrasi sekaligus menjadi kesempatan untuk menentukan arah pembangunan bangsa. Dalam konteks ini, keterlibatan perempuan menjadi isu strategis, baik sebagai pemilih maupun pengambil keputusan, yang mampu membawa perspektif baru ke dalam politik nasional. Memasuki akhir tahun, peringatan Hari Ibu pada 22 Desember lalu memberikan momentum reflektif untuk mengevaluasi peran perempuan dalam proses politik. Sebagai figur sentral dalam keluarga dan masyarakat, perempuan memiliki potensi besar menjadi agen perubahan yang dapat memperkuat demokrasi. Namun, tantangan seperti rendahnya representasi perempuan, kerentanan terhadap praktik politik uang, dan hambatan budaya patriarki masih menjadi masalah yang harus diatasi.

Sejak Kongres Perempuan Indonesia pertama pada 22 Desember 1928, perempuan telah memperjuangkan hak-hak mereka, termasuk hak untuk berpartisipasi dalam politik. Hari Ibu yang diperingati setiap tahun merupakan pengingat akan pentingnya peran perempuan, baik dalam keluarga maupun masyarakat. Dalam konteks politik, Hari Ibu dapat menjadi simbol untuk merayakan pencapaian perempuan sekaligus mendorong lebih banyak perempuan terlibat dalam pengambilan keputusan. Meskipun telah terdapat kebijakan untuk meningkatkan representasi perempuan, seperti kuota 30% keterwakilan perempuan dalam parlemen, kenyataan di lapangan masih jauh dari ideal. Tantangan seperti kurangnya dukungan dari partai politik, budaya patriarki yang masih kuat, dan rendahnya literasi politik perempuan menghambat partisipasi mereka. Namun, peringatan Hari Ibu dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesadaran kolektif tentang pentingnya suara perempuan dalam politik.

Pentingnya Keterlibatan Perempuan dalam Politik

Keterlibatan perempuan dalam politik merupakan elemen penting untuk menciptakan kebijakan yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Perempuan membawa perspektif unik yang sering kali lebih sensitif terhadap isu-isu kesejahteraan sosial, kesehatan, dan pendidikan. Kehadiran mereka dalam lembaga legislatif dan eksekutif dapat memperkaya diskusi politik dan menghasilkan kebijakan yang lebih holistik. Selain itu, keterlibatan perempuan dalam politik mampu mengubah persepsi masyarakat tentang peran perempuan. Dengan semakin banyak perempuan yang menduduki posisi strategis, stereotip gender yang menganggap perempuan tidak mampu memimpin dapat dipatahkan. Ini tidak hanya memberikan manfaat pada tingkat individu tetapi juga menciptakan lingkungan sosial yang lebih adil.

Namun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Perempuan sering kali mengalami diskriminasi dalam proses pencalonan politik, baik di internal partai maupun di masyarakat luas. Oleh karena itu, dukungan struktural seperti pendidikan politik dan pendampingan menjadi sangat penting untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam politik.

Hari Ibu sebagai Momentum untuk Mendorong Partisipasi Perempuan

Hari Ibu di Indonesia memiliki makna historis sebagai simbol perjuangan perempuan untuk mendapatkan hak dan kebebasan. Dalam konteks politik, peringatan ini dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan. Tema seperti "Perempuan Berdaya, Indonesia Maju" yang diusung pada peringatan Hari Ibu ke-95 tahun 2023 menegaskan urgensi peran perempuan dalam berbagai sektor, termasuk politik. Momentum Hari Ibu dapat dimanfaatkan untuk menyelenggarakan seminar, lokakarya, dan diskusi publik yang berfokus pada pemberdayaan perempuan dalam politik. Partai politik dan organisasi masyarakat sipil dapat menjadikan Hari Ibu sebagai platform untuk merekrut dan melatih kader perempuan potensial. Dengan meningkatkan kesadaran dan kapasitas perempuan, Hari Ibu dapat menjadi langkah konkret dalam memperkuat partisipasi perempuan di tingkat lokal dan nasional.

Apakah Perempuan Rentan terhadap Politik Uang?

Politik uang menjadi salah satu tantangan terbesar dalam demokrasi Indonesia, terutama selama masa pemilu. Perempuan sering dianggap sebagai kelompok yang rentan terhadap praktik ini, terutama mereka yang berada dalam kondisi sosial-ekonomi yang kurang menguntungkan. Hal ini terjadi karena beberapa faktor, termasuk rendahnya pendidikan politik dan kurangnya akses terhadap informasi. Budaya patriarki juga memperburuk situasi ini. Banyak perempuan yang merasa tidak memiliki otoritas untuk menolak tawaran politik uang, terutama jika mereka hidup di lingkungan yang mendominasi keputusan laki-laki. Selain itu, beban ganda sebagai ibu rumah tangga dan pekerja sering kali membuat perempuan kesulitan untuk terlibat penuh dalam politik, sehingga lebih rentan terhadap pengaruh negatif seperti politik uang. Oleh karenanya, untuk mengatasi masalah ini, pendidikan politik bagi perempuan perlu ditingkatkan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang hak-hak mereka sebagai pemilih dan dampak buruk dari politik uang, perempuan dapat menjadi agen perubahan yang menolak praktik-praktik yang merusak demokrasi. Kampanye anti-politik uang yang melibatkan komunitas perempuan juga dapat menjadi langkah strategis untuk menciptakan pemilu yang lebih bersih.

Dominasi Perempuan dalam Mempengaruhi Pilihan Politik Keluarga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun