Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah penyaluran kredit. Kredit berfungsi sebagai sumber pembiayaan yang penting bagi berbagai sektor, terutama bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang merupakan pilar utama perekonomian Indonesia. Artikel ini akan membahas hubungan antara pertumbuhan kredit dan pertumbuhan ekonomi dengan pendekatan yang sistematis dan komprehensif.
Peran Kredit dalam Pertumbuhan Ekonomi
Kredit memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan memberikan akses kepada pelaku usaha untuk mendapatkan dana, kredit memungkinkan mereka untuk melakukan investasi, memperluas usaha, dan meningkatkan kapasitas produksi. Hal ini berkontribusi pada peningkatan output dan penciptaan lapangan kerja, yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan daya beli. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III tahun 2023 tercatat sebesar 4,94%. Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, seperti 5,2% pada tahun 2025, diperlukan pertumbuhan kredit yang signifikan. Dengan elastisitas kredit terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 1,5, pertumbuhan kredit yang diperlukan untuk mencapai target tersebut adalah sekitar 7,8%. Hal tersbut menunjukkan bahwa peningkatan penyaluran kredit dapat secara langsung mendorong pertumbuhan ekonomi.
Target Penyaluran Kredit yang Ideal
Oleh karenanya, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang diinginkan, penyaluran kredit harus diarahkan dengan tepat. Target penyaluran kredit yang ideal harus mempertimbangkan sektor-sektor yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi, seperti UMKM dan sektor produktif lainnya. Dengan asumsi total penyaluran kredit pada akhir 2024 mencapai Rp6.000 triliun, maka total kredit di tahun 2025 diharapkan dapat mencapai Rp6.480 triliun. Penyaluran kredit yang tepat sasaran akan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Menjaga Dana Murah untuk Menawarkan Suku Bunga yang Kompetitif
Salah satu tantangan dalam penyaluran kredit adalah menjaga cost of fund agar tetap rendah. Bank perlu fokus pada penghimpunan dana murah, seperti Current Account Saving Account (CASA), untuk menurunkan biaya dana. Dengan meningkatkan rasio CASA, bank dapat menawarkan suku bunga kredit yang lebih rendah kepada nasabah. Lebih lanjut, diperlukan beberapa strategi dalam meningkatkan dana murah yang mencakup:
- Digitalisasi Layanan Perbankan: Pengembangan platform perbankan digital untuk memudahkan akses dan transaksi nasabah, sehingga meningkatkan jumlah rekening tabungan dan giro.
- Inovasi Produk Tabungan: Menawarkan produk tabungan dengan fitur menarik, seperti bebas biaya administrasi, program loyalitas, dan suku bunga serta margin yang kompetitif.
- Edukasi dan Literasi Keuangan: Meningkatkan literasi keuangan masyarakat untuk mendorong kebiasaan menabung dan penggunaan produk perbankan.
Dengan strategi ini, bank dapat meningkatkan proporsi dana murah, menurunkan cost of fund, dan pada akhirnya menawarkan bunga kredit dan margin pembiayaan yang lebih kompetitif.
Â
Fokus pada Penyaluran Kredit kepada UMKM
UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia, berkontribusi signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan penyerapan tenaga kerja. Selain itu, UMKM merupakan sektor strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia dikarenankan UMKM menyumbang lebih dari 60% terhadap PDB dan menyerap 97% tenaga kerja. Oleh karennaya, fokus penyaluran kredit kepada UMKM dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Adapun strategi yang dapat meningkatkan penyaluran kredit dan pembiayaan kepada UMKM adalah sebagai berikut:
- Kemitraan dengan Lembaga Keuangan Mikro: Bermitra dengan koperasi dan lembaga keuangan mikro untuk memperluas jangkauan penyaluran kredit kepada UMKM di berbagai daerah.
- Pengembangan Skema Kredit Khusus: Menyediakan skema kredit dengan persyaratan yang disesuaikan dengan karakteristik UMKM, seperti kredit tanpa agunan untuk usaha mikro.
- Pendampingan dan Pelatihan: Memberikan pendampingan dan pelatihan kepada pelaku UMKM dalam manajemen keuangan dan pengembangan usaha untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing.
- Kredit Usaha Rakyat (KUR): Perluasan skema KUR dengan bunga rendah dan plafon yang lebih besar bagi pelaku UMKM di sektor produktif.
- Digitalisasi UMKM: Mendorong UMKM memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas pasar melalui platform e-commerce.
Dengan alokasi kredit yang lebih besar kepada UMKM, diharapkan kontribusi sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi akan semakin meningkat.
Kebijakan Pemerintah yang Mendorong Iklim Usaha
Pemerintah memiliki peran penting dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk pertumbuhan ekonomi. Beberapa kebijakan yang dapat diterapkan antara lain:
- Penyederhanaan Regulasi dan Perizinan: Implementasi sistem perizinan terpadu berbasis elektronik (Online Single Submission/OSS) untuk mempermudah proses perizinan usaha.
- Peningkatan Infrastruktur: Investasi dalam pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas dan efisiensi logistik, sehingga menurunkan biaya operasional bagi pelaku usaha.
- Stabilitas Makroekonomi: Menjaga stabilitas inflasi dan nilai tukar untuk memberikan kepastian bagi dunia usaha dalam perencanaan dan investasi.
Kebijakan-kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor dan pelaku usaha, mendorong ekspansi bisnis, dan pada akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi.
Insentif Pajak yang Mendorong Ekspansi dan Investasi Bisnis
Insentif pajak merupakan alat yang efektif untuk mendorong investasi dan ekspansi bisnis. Beberapa insentif yang dapat diberikan antara lain:
- Super Deduction Tax: Memberikan pengurangan pajak hingga 300% untuk investasi dalam penelitian dan pengembangan (R&D).
- Insentif Pajak UMKM: Perpanjangan tarif pajak final 0,5% untuk UMKM.
- Tax Holiday: Memberikan pembebasan pajak sementara untuk perusahaan baru di sektor prioritas.
Hubungan Penyaluran Kredit dengan Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan kredit juga memiliki hubungan yang erat dengan inflasi. Ketika penyaluran kredit meningkat, biasanya akan ada peningkatan dalam konsumsi dan investasi, yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, jika pertumbuhan kredit tidak diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi yang seimbang, hal ini dapat menyebabkan inflasi. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan bank sentral untuk memantau pertumbuhan kredit dan inflasi secara bersamaan. Kebijakan moneter yang ketat dapat diterapkan untuk mengendalikan inflasi, sementara kebijakan fiskal yang mendukung dapat mendorong pertumbuhan kredit yang sehat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H