Mohon tunggu...
LUCKY NUGROHO
LUCKY NUGROHO Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Mercu Buana

Filateli dan Berenang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Strategi Pengembangan Industri Halal di Indonesia yang Mendukung Kedaulatan Ekonomi

9 Januari 2025   10:32 Diperbarui: 9 Januari 2025   10:32 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Industri halal telah berkembang pesat di seluruh dunia, terutama di Indonesia, yang memiliki populasi Muslim terbesar di dunia. Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat ekonomi syariah global, namun hingga saat ini, kontribusi industri halal terhadap perekonomian Indonesia masih relatif rendah dibandingkan dengan potensi yang ada. Salah satu penyebabnya adalah belum optimalnya pengembangan ekosistem halal yang mencakup berbagai sektor seperti makanan, pariwisata, kosmetik, keuangan syariah, dan logistik halal.  Meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya produk dan layanan yang halal, serta permintaan global yang terus bertumbuh, memicu kebutuhan strategi pengembangan industri halal yang komprehensif. Di tengah pertumbuhan ekonomi syariah, muncul gap dalam pemanfaatan potensi internal Indonesia untuk memimpin pasar halal dunia. Selain itu, di era Revolusi Industri 4.0, teknologi memainkan peran penting dalam mempercepat pengembangan dan pengelolaan ekosistem halal secara berkelanjutan. Fenomena gap dalam pengembangan industri halal di Indonesia tampak dalam beberapa aspek. Pertama, meskipun Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar di dunia, produk halal yang diekspor dan dikonsumsi masih belum optimal. Menurut data dari Global Islamic Economy Report, meskipun Indonesia menempati posisi lima besar dalam hal konsumsi produk halal, kontribusi Indonesia dalam produksi global masih relatif kecil. Kedua, dukungan infrastruktur dan regulasi yang belum terintegrasi secara optimal untuk memfasilitasi pengembangan industri halal, terutama pada sektor-sektor kunci seperti keuangan syariah, pariwisata halal, dan kosmetik halal. Ketiga, terdapat tantangan dalam pemahaman dan literasi masyarakat serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) terhadap pentingnya sertifikasi halal dan bagaimana memanfaatkannya untuk meningkatkan daya saing produk di pasar global.

Potensi Internal Indonesia dalam Mendukung Ekonomi Syariah

Indonesia memiliki beberapa keunggulan internal yang dapat mendukung pengembangan ekonomi syariah dan industri halal. Pertama, Indonesia memiliki ekosistem populasi Muslim yang besar, dengan lebih dari 236 juta jiwa pada tahun 2021. Kedua, Indonesia juga memiliki jumlah rumah ibadah, lembaga pendidikan Islam, serta lembaga keuangan syariah yang terus berkembang, yang dapat dimanfaatkan sebagai jaringan untuk memperluas literasi dan akses produk halal. Ketiga, sektor keuangan syariah Indonesia juga terus berkembang, dengan lebih dari 14 bank umum syariah, 184 BPRS, dan ribuan unit baitul mal wa tamwil (BMT) yang berpotensi menjadi lokomotif bagi pengembangan ekosistem halal. Selain itu, industri halal di Indonesia juga memiliki potensi besar di sektor haji dan umroh, dengan jumlah jamaah yang terus meningkat setiap tahunnya. Potensi tersebut, jika dikembangkan secara maksimal, dapat mendukung kedaulatan ekonomi Indonesia melalui pengembangan industri halal berbasis pariwisata dan logistik.

Indonesia sebagai Emerging Country: Dari Pasar ke Pemain (Market become Player)

Indonesia selama ini dikenal sebagai pasar besar bagi produk halal, namun belum menjadi pemain utama dalam industri halal global. Dengan potensi internal yang besar, Indonesia memiliki peluang untuk bertransformasi dari pasar menjadi pemain aktif dalam industri halal. Ini membutuhkan peningkatan kapabilitas industri dalam memproduksi dan memasarkan produk halal secara kompetitif di pasar global. Sebagai negara berkembang, Indonesia juga diuntungkan oleh kebijakan pemerintah yang semakin mendukung pengembangan ekonomi syariah. Salah satunya adalah rencana pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia. Kebijakan ini diharapkan dapat memberikan dorongan bagi industri halal nasional, tidak hanya dalam memenuhi permintaan domestik tetapi juga merambah ke pasar internasional. Dalam konteks ini, penguatan ekosistem halal melalui regulasi yang mendukung, insentif untuk UMKM halal, serta peningkatan kapasitas industri menjadi kunci untuk mencapai visi tersebut.

Ekonomi Syariah dan Kesejahteraan Masyarakat

Ekonomi syariah berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama melalui prinsip-prinsip yang mengedepankan keadilan sosial, transparansi, dan inklusi finansial. Dalam sistem ekonomi syariah, bank syariah memainkan peran signifikan sebagai katalis dalam mobilisasi dana masyarakat untuk kegiatan produktif. Melalui skema pembiayaan seperti murabahah, mudharabah, dan musyarakah, bank syariah memberikan dukungan modal bagi pelaku usaha untuk mengembangkan bisnis mereka sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang adil dan transparan. Keberadaan ekonomi syariah juga berdampak pada terciptanya peluang kerja yang lebih inklusif, terutama bagi pelaku UMKM. Dengan adanya dukungan dari lembaga keuangan syariah, masyarakat dapat mengakses pembiayaan yang sesuai dengan prinsip syariah, tanpa harus menghadapi riba dan praktik spekulatif yang dapat merugikan. Selain itu, pengembangan industri halal juga berdampak pada peningkatan kualitas produk yang lebih baik, bersih, dan aman dikonsumsi, yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Ekonomi Syariah dan Stabilitas Ekonomi serta Politik

Ekonomi syariah tidak hanya berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat, tetapi juga pada stabilitas ekonomi dan politik. Sistem ekonomi syariah yang berlandaskan pada prinsip keadilan dan kesejahteraan sosial mampu menciptakan ekonomi yang lebih stabil karena menghindari spekulasi, riba, dan ketidakpastian yang sering menjadi penyebab krisis ekonomi (mencegah kerakusan manusia yang diakibatkan oleh menuruti hawa nafsu). Di sisi lain, ekonomi syariah juga dapat berperan dalam menciptakan stabilitas politik dengan mengurangi kesenjangan ekonomi antar lapisan masyarakat. Melalui distribusi kekayaan yang lebih merata, sistem zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF) dapat menjadi alat redistribusi kekayaan yang efektif untuk mengurangi kemiskinan dan ketimpangan sosial. Dengan demikian, ekonomi syariah menjadi pilar penting dalam mendukung stabilitas ekonomi dan politik Indonesia.

Strategi Pengembangan Industri Halal di Indonesia

Selanjutnya, untuk memastikan keberhasilan pengembangan industri halal di Indonesia dan mendukung kedaulatan ekonomi, beberapa strategi utama perlu diterapkan. Strategi-strategi ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri halal Indonesia di pasar global, memaksimalkan potensi internal, serta memperkuat peran ekonomi syariah dalam mendukung stabilitas ekonomi dan politik. Adapun strategi pengembangan industri halal di Indonesia adalah sebagai berikut:

  • Peningkatan Kapasitas UMKM dalam Industri Halal: UMKM memegang peranan penting dalam pengembangan industri halal di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah dan lembaga terkait perlu memberikan pelatihan dan pendampingan bagi UMKM terkait proses sertifikasi halal, pengelolaan bisnis, dan akses pasar. Ini termasuk penyederhanaan proses sertifikasi halal agar lebih terjangkau dan mudah diakses oleh UMKM. Selain itu, literasi terkait manfaat industri halal bagi pelaku UMKM harus diperkuat.
  • Penguatan Infrastruktur Ekosistem Halal: Pengembangan infrastruktur yang mendukung ekosistem halal sangat penting, termasuk logistik halal, rantai pasok yang halal, dan distribusi produk halal yang aman dan sesuai dengan standar internasional. Perlu adanya insentif bagi perusahaan yang berinvestasi dalam pembangunan rantai pasok halal serta penyediaan fasilitas logistik halal, terutama di pelabuhan-pelabuhan besar di Indonesia.
  • Penerapan Teknologi dalam Industri Halal (Revolusi Industri 4.0): Penerapan teknologi, seperti blockchain dan Internet of Things (IoT), dalam industri halal akan meningkatkan transparansi, efisiensi, dan daya saing produk halal Indonesia. Blockchain, misalnya, dapat digunakan untuk melacak rantai pasok halal dari hulu hingga hilir, memastikan produk tetap sesuai standar halal sepanjang proses produksi hingga ke tangan konsumen.
  • Peningkatan Kerjasama Internasional dan Akses Pasar Global: Untuk menjadikan Indonesia pemain utama dalam industri halal global, diperlukan strategi diplomasi ekonomi syariah melalui kerjasama perdagangan dan investasi dengan negara-negara Muslim lainnya serta negara-negara yang memiliki permintaan tinggi akan produk halal. Pembukaan akses pasar baru untuk produk halal Indonesia melalui perjanjian perdagangan bebas juga merupakan langkah penting untuk memperluas pasar global.
  • Peningkatan Peran Lembaga Keuangan Syariah: Lembaga keuangan syariah, termasuk bank syariah dan lembaga non-bank, harus diperkuat untuk mendukung pembiayaan industri halal. Pengembangan produk pembiayaan yang lebih inovatif dan sesuai dengan kebutuhan pelaku usaha, khususnya UMKM halal, akan menjadi kunci untuk memacu pertumbuhan sektor ini. Skema pembiayaan seperti murabahah, musyarakah, dan mudharabah perlu dimaksimalkan untuk memberikan akses modal bagi pelaku usaha di sektor halal.
  • Peningkatan Literasi dan Kesadaran Konsumen tentang Produk Halal: Edukasi kepada konsumen terkait pentingnya memilih produk halal, tidak hanya dari sisi agama tetapi juga dari sisi kesehatan dan keamanan, sangat penting. Pemerintah dan sektor swasta harus berkolaborasi dalam mengembangkan kampanye nasional yang meningkatkan literasi halal di kalangan konsumen domestik dan internasional.

Roadmap Pengembangan Industri Halal di Indonesia (5 Tahun ke Depan)

Berikut adalah roadmap pengembangan industri halal Indonesia untuk lima tahun ke depan:

  • Tahun 1-2:
    • Peningkatan Kapasitas UMKM Halal: Melalui pelatihan dan pendampingan, UMKM akan didorong untuk memahami proses sertifikasi halal dan pengelolaan bisnis yang sesuai dengan prinsip syariah. Pemerintah akan menyediakan program insentif untuk mendukung biaya sertifikasi halal, khususnya bagi UMKM di sektor makanan dan minuman, kosmetik, dan fashion.
    • Penguatan Infrastruktur dan Logistik Halal: Pemerintah akan memulai pembangunan fasilitas logistik halal di pusat-pusat ekonomi utama Indonesia, termasuk Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar, untuk mendukung distribusi produk halal yang sesuai standar.
    • Penerapan Teknologi Halal: Inisiatif untuk menerapkan teknologi blockchain dalam pelacakan produk halal akan diujicobakan di sektor makanan dan minuman. Selain itu, aplikasi digital yang memudahkan konsumen mengakses informasi produk halal akan diluncurkan.
  • Tahun 3-4:
    • Ekspansi Pasar Global: Pemerintah akan menargetkan peningkatan akses pasar global melalui perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara Muslim dan negara-negara yang memiliki permintaan tinggi untuk produk halal. Sektor pariwisata halal juga akan dipromosikan melalui berbagai forum internasional.
    • Peningkatan Pembiayaan untuk UMKM Halal: Lembaga keuangan syariah akan memperkenalkan produk pembiayaan inovatif yang dirancang khusus untuk UMKM halal. Pemerintah juga akan menyediakan jaminan kredit untuk memperluas akses pembiayaan syariah.
    • Peningkatan Literasi Halal: Kampanye nasional untuk meningkatkan kesadaran konsumen tentang pentingnya produk halal, tidak hanya dari aspek keagamaan tetapi juga dari segi keamanan dan kesehatan, akan diluncurkan secara masif melalui media cetak dan digital.
  • Tahun 5:
    • Indonesia Sebagai Pemain Utama Industri Halal Global: Pada tahun kelima, Indonesia diharapkan telah menjadi pusat produksi dan distribusi produk halal dunia. Produk halal Indonesia akan menguasai pasar global di sektor makanan, kosmetik, fashion, dan pariwisata halal.
    • Penguatan Diplomasi Ekonomi Halal: Pemerintah Indonesia akan memimpin inisiatif global dalam pengembangan industri halal, termasuk dengan membentuk forum internasional untuk mempromosikan standar halal Indonesia dan memperluas kerjasama perdagangan halal antar negara.
    • Optimalisasi Ekosistem Halal Domestik: Infrastruktur dan regulasi yang mendukung ekosistem halal domestik diharapkan telah beroperasi secara penuh, termasuk sertifikasi halal yang lebih efisien dan sistem rantai pasok halal yang kuat di seluruh Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun