Mohon tunggu...
LUCKY NUGROHO
LUCKY NUGROHO Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Mercu Buana

Filateli dan Berenang

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pariwisata sebagai Pilar Ekonomi: Meningkatkan Devisa dan Kualitas Hidup Masyarakat

11 Desember 2024   00:12 Diperbarui: 11 Desember 2024   00:12 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Indonesia, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, memiliki potensi besar dalam mengembangkan sektor wisata halal. Dengan daya tarik yang meliputi keindahan alam, kekayaan budaya, dan keberagaman kuliner halal, Indonesia mampu menarik wisatawan mancanegara (wisman) dari berbagai negara. Wisata halal tidak hanya menjadi peluang untuk meningkatkan devisa negara, tetapi juga memainkan peran penting dalam mendorong kesejahteraan masyarakat lokal melalui penciptaan lapangan kerja, pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta pembangunan infrastruktur yang bermanfaat secara berkelanjutan.

Konsep dan Keunggulan Wisata Halal

Wisata halal mengacu pada layanan pariwisata yang mematuhi prinsip-prinsip syariah Islam, seperti penyediaan makanan halal, fasilitas ibadah, dan lingkungan ramah Muslim. Konsep ini tidak hanya menarik bagi wisatawan Muslim, tetapi juga mendapatkan apresiasi dari wisatawan non-Muslim yang mencari destinasi bersih, aman, dan nyaman. Sebagai destinasi halal, Indonesia telah diakui secara internasional dengan menduduki peringkat pertama dalam Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019. Prestasi ini mencerminkan upaya pemerintah dan pelaku industri pariwisata dalam menyediakan layanan wisata halal yang berkualitas. Selain itu, wisata halal di Indonesia juga sering kali dikaitkan dengan keberlanjutan lingkungan dan pelestarian budaya, menjadikannya lebih menarik bagi wisatawan global.

Destinasi Wisata Halal Unggulan di Indonesia

Selanjutnya, terdapat Beberapa destinasi wisata halal di Indonesia yang telah diakui secara internasional meliputi:

  • Aceh: Dijuluki "Serambi Mekah," Aceh menawarkan masjid bersejarah, budaya Islami yang kuat, dan kuliner khas yang halal.
  • Lombok: Dikenal sebagai "Pulau Seribu Masjid," Lombok memiliki pantai yang indah, budaya Sasak Islami, dan infrastruktur ramah Muslim.
  • Sumatera Barat: Kuliner khas Minangkabau yang halal dan budaya Islami menjadi daya tarik utama.
  • Jakarta dan Jawa Barat: Sebagai pusat urban, kedua wilayah ini menawarkan fasilitas wisata halal, termasuk hotel bersertifikat halal dan akses mudah ke tempat ibadah.

Peluang Wisata Halal dalam Meningkatkan Devisa Negara

Pasar wisata halal global terus berkembang pesat. Pada 2017, belanja wisatawan Muslim global mencapai $177 miliar dan diperkirakan meningkat hingga $300 miliar pada 2026. Indonesia, dengan daya tarik budaya dan alamnya, memiliki peluang besar untuk menarik wisman, terutama dari negara-negara mayoritas Muslim seperti Malaysia, Timur Tengah, dan Asia Selatan. Kedatangan wisman yang mencari destinasi halal berdampak langsung pada devisa negara. Wisman mengeluarkan uang untuk akomodasi, transportasi, kuliner, dan aktivitas rekreasi, yang semuanya memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa peningkatan jumlah wisman berkorelasi dengan meningkatnya tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang, yang mencapai 55,67% pada Oktober 2024.

Dampak Wisata Halal terhadap Kesejahteraan Masyarakat Lokal

Kedatangan wisman dalam konteks wisata halal juga membawa dampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat lokal. Berikut adalah beberapa mekanisme utama:

  • Penciptaan Lapangan Kerja: Industri pariwisata bersifat padat karya, yang berarti membutuhkan banyak tenaga kerja di berbagai sektor. Kedatangan wisman menciptakan peluang kerja baik secara langsung maupun tidak langsung. Pekerjaan langsung adalah Wisman membutuhkan layanan seperti hotel, restoran bersertifikat halal, pemandu wisata, dan transportasi. Sedangkan pekerjaan tidak langsung terkait dengan sektor pendukung seperti pertanian (penyediaan bahan makanan halal), kerajinan tangan, dan jasa logistik juga mendapat manfaat.
  • Pemberdayaan UMKM: Wisata halal mendorong UMKM untuk menghasilkan produk-produk unik seperti kerajinan tangan, pakaian tradisional, dan kuliner halal. Dengan meningkatnya permintaan dari wisman, UMKM mendapatkan pasar baru yang membantu meningkatkan pendapatan dan menciptakan lapangan kerja.
  • Pembangunan Infrastruktur Lokal: Selain itu, untuk mendukung sektor pariwisata halal, pemerintah dan pelaku industri sering kali menginvestasikan dana dalam pembangunan infrastruktur yang memberikan manfaat jangka panjang, seperti: (i) Pembangunan jalan raya, bandara, dan pelabuhan untuk meningkatkan aksesibilitas. (ii) Fasilitas ibadah seperti masjid dan mushola yang juga digunakan oleh masyarakat lokal. (iii) Layanan kesehatan dan keamanan di destinasi wisata.
  • Peningkatan Pendapatan dan Daya Beli: Pendapatan yang diperoleh dari sektor pariwisata meningkatkan daya beli masyarakat. Wisman yang menginap di homestay atau membeli produk lokal membantu perputaran ekonomi di desa wisata.
  • Pelestarian Budaya dan Tradisi Lokal: Wisata halal mendorong masyarakat untuk melestarikan budaya dan tradisi sebagai daya tarik wisata. Pertunjukan seni tradisional, festival berbasis Islam, dan pelestarian kuliner lokal semuanya didorong oleh kebutuhan wisatawan, yang pada akhirnya meningkatkan kebanggaan budaya masyarakat.
  • Peningkatan Kesadaran Lingkungan: Wisata halal sering kali dikaitkan dengan nilai-nilai keberlanjutan, mendorong masyarakat untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Program wisata halal di Lombok, misalnya, telah mendorong pengelolaan sampah yang lebih baik di desa-desa wisata.

Strategi Pengembangan Wisata Halal

Oleh karena itu, dalam rangka memaksimalkan potensi wisata halal, beberapa strategi pengembangan dapat dilakukan:

  • Peningkatan Infrastruktur: Menyediakan fasilitas ibadah yang memadai, restoran halal, dan akomodasi ramah Muslim.
  • Promosi Digital: Menggunakan platform digital untuk mempromosikan wisata halal secara global.
  • Sertifikasi Halal: Memperbanyak jumlah restoran, hotel, dan layanan wisata bersertifikat halal.
  • Kolaborasi Internasional: Menjalin kerja sama dengan negara-negara mayoritas Muslim untuk menarik lebih banyak wisman.
  • Pemberdayaan Komunitas Lokal: Melibatkan masyarakat dalam pengelolaan destinasi wisata untuk memastikan manfaat ekonomi dirasakan secara merata.

Tantangan dan Solusi

Meskipun memiliki potensi besar, wisata halal menghadapi tantangan seperti kurangnya pemahaman pelaku industri, keterbatasan infrastruktur, dan promosi yang kurang optimal. Solusi untuk mengatasi tantangan ini meliputi:budaya

  • Edukasi dan pelatihan bagi pelaku industri pariwisata.
  • Penyusunan regulasi yang mendukung pengembangan wisata halal.
  • Peningkatan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun