Lucky Gusriyana NIM 501180093 Mahasiswi UIN STS Jambi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Prodi Ekonomi Syariah
Jambi- Salah satu warga Kelurahan Jelutung Kota Jambi bernama Sujianto (56) berhasil menyulap limbah pipa menjadi hiasan cantik nan unik, siapa sangka limbah bangunan yang dikira tidak berguna dan tentunya tidak mempunyai nilai jual ini bisa disulap menjadi hiasan yang unik bahkan menghasilkan nilai jual yang tinggi. Sujianto merupakan satu-satunya pengrajin pipa bekas yang ada di kelurahan Jelutung Kota Jambi. Sujianto memanfaatkan limbah pipa air atau pipa paralon menjadi kerajinan multifungsi sebagai upaya mengurangi limbah dan menjaga keasrian lingkungan sekitar. Ia biasa membuat kerajinan tangan seperti nampan air, tempat tissu, vas bunga dan aquascape. Dari hasil kerajinan tangan tersebut, Sujianto sering sekali mengikuti pameran mewakili Kecamatan atau Kelurahan Jelutung.
“Saya melihat disekitar rumah ada banyak limbah pipa air dari sisa pembangunan rumah. Lalu saya berinisiatif untuk membuat vas bunga dari limbah tersebut” ujar Sujianto (56) saat diwawancarai. “Setelah karya pertama berhasil dan banyak diminati masyarakat, saya mencoba membuat karya lain dengan bahan yang sama, saya berhasil membuat nampan air, tempat tissu dan aquascape” sambungnya. Sujianto mengolah limbah menjadi kerajinan tangan tak hanya sendirian, beliau mengajak kedua putra nya mengolah limbah tersebut agar anak-anaknya bisa menjadi penerus bangsa yang kreatif dan bisa menjaga keasrian lingkungan sekitar.
“Proses pembuatannya cukup rumit karna dibutuhkan konsentrasi penuh dan ketekunan dalam mengukir pipa, setelah itu kami hanya perlu menggunakan api untuk membentuk pipa agar menjadi unik dan proses ini dilakukan halaman rumah” ujarnya. Tak heran jika harga penjualanan hasil karya ini mencapai jutaan rupiah karena sesuai dengan kualitas barang yang dijual. Tak hanya limbah pipa, beliau juga memanfaatkan limbah batok kelapa untuk dijadikan hiasan vas bunga, kotak tissu, kotak sirih. “Bukan hanya pipa, saya memanfaatkan limbah yang lain untuk di olah sehingga mempunyai nilai jual” ujar beliau. Beliau menjelaskan proses pengolahan dari limbah batok kelapa tersebut “Dari batok kelapa saya potong jadi bagian paling kecil, lalu saya siapkan lem sama kerangka vas bunga dan kotak. Lalu potongan batok kelapa tersebut saya tempelkan, setelah itu saya jemur beberapa menit, baru saya cat biar kelihatan lebih bagus” tutur Sujianto(56). Hiasan dari batok kelapa tersebut sangat banyak peminatnya, harganya pun terjangkau mulai dari 50ribuan hingga 1juta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H