Mohon tunggu...
Lucky Dwi Septiawan
Lucky Dwi Septiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - currently pursuing a bachelor's degree

Nanotechnology Engineering, Airlangga University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pancasila sebagai Filter Pengaruh Globalisasi Terhadap Ideologi Baru

27 April 2021   20:00 Diperbarui: 27 April 2021   20:25 1624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pancasila Kembali diuji  ketika dunia masuk pada era globalisasi, di mana banyaknya ideologi-ideologi baru yang memasuki segenap sendi-sendi bangsa melalui media informasi yang dapat dijangkau oleh seluruh anak bangsa. 

Pancasila sendiri merupakan suatu ideologi terbuka, dimana merupakan suatu ideologi atau pandangan hidup yang bersifat fleksibel atau berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Artinya, ideologi ini mampu menyerap nilai-nilai baru yang dapat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup bangsa. 

Namun disisi lain apabila kita tidak cermat terhadap ideologi baru, maka kita akan cenderung mengikuti arus ideologi tersebut. Sedangkan ideologi bangsa Indonesia sendiri yakni Pancasila malah terlupakan baik nilai-nilainya maupun implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Kehadiran globalisasi tentunya akan memberikan dampak positif dan dampak negatif terhadap kehidupan yang berkaitan erat dengan ideologi.

Ideologi memiliki beberapa pengertian, secara deskriptif ideologi diistilahkan sebagai, “cara berfikir, sistem kepercayaan, praktik-praktik simbolik yang berhubungan dengan tindakan sosial dan politik.” (John B. Thompson, 2014:14). 

Penggunaan istilah ini merupakan konsepsi yang netral dimana tidak ada upaya untuk memisahkan  jenis tindakan dengan ideologi tersebut. Sedangkan istilah ideologi secara kritis menunjukkan bahwa, “ideologi secara mendasar berhubungan dengan proses pembenaran hubungan kekuasaan yang tidak simetris dan berhubungan dengan pembenaran sebuah dominasi.” (Thompson, 2014:15). 

Penggunaan istilah ini mengandung konotasi negatif dimana ideologi digunakan sebagai alat kekuasaan. Kebanyakan negara-negara maju menganut ideologi kapitalis dan liberalisme, dan berusaha untuk bisa memberi pengaruhnya ke negara lain supaya mau mengikuti gaya hidup mereka. 

Dengan adanya era globalisasi, ideologi tersebut semakin mudah untuk memasuki ke setiap sendi-sendi negara. Namun tidak dipungkiri bahwa globalisasi juga memberikan dampak positif terhadap ideologi suatu negara yaitu dapat mencontohkan tekad suatu negara dalam menentukan arah dan tujuan cita-cita suatu bangsa, serta dapat meningkatkan pembangunan negara.

Pancasila sebagai ideologi atau pandangan hidup merupakan suatu pedoman atau pegangan dalam pembangunan bangsa dan negara agar tetap berdiri kokoh dan dapat mengetahui arah dalam memecahkan masalah dalam berbagai bidang seperti ideologi, politik, hukum, ekonomi, sosial-budaya, dan lain sebagainya. 

Masuknya ke era globalisasi, Pancasila akan menjadi filter yang sangat kuat untuk menangkal pengaruh buruk globalisasi, misalnya saja dengan banyaknya ideologi yang masuk ke bangsa indonesia. Rakyat indonesia perlu untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, namun pancasila diperlukan untuk mempertahankan nilai budaya aslinya. Pancasila dapat digunakan untuk memilah mana saja nilai yang dapat diserap dari ideologi baru tersebut untuk kemudian disesuaikan dengan nilai-nilai pancasila. Oleh karena itu pancasila tidak menutup kemungkinan adanya perubahan. Pancasila justru memberi kesempatan bagi nilai-nilai dari ideologi baru untuk tumbuh dalam negara dengan tetap mempertahankan nilai budaya aslinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun