Minyak Kelapa, atau yang biasa disebut Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan produk kuliner yang memiliki banyak manfaat. Selain memiliki banyak manfaat, produk kuliner dari  minyak kelapa pun beragam. Minyak goreng, Krengseng, dan Kethak Blondo adalah salah satunya.
Meskipun terlihat mudah, nyatanya dalam pengolahan minyak kelapa dibutuhkan proses yang panjang.Â
Adalah Ibu Branti, salah satu pengusaha minyak kelapa di Yogyakarta. Bersama dengan enam karyawannya, Branti menjalankan usahanya yang telah dijalani secara turun-temurun sejak 1984.
Usaha pengolahan minyak kelapa Branti dilakukan di rumahnya yang terletak di Dusun Ngestiharjo, Kasihan, Bantul. Saat ditemui, Branti mengaku bahwa dalam membuat minyak kelapa, dibutuhkan proses yang panjang.Â
"Untuk pengolahan minyak kelapa, setiap hari kamu memulai dari jam 5 pagi, kalau prosesnya lancar biasanya jam 3 atau 4 sore sudah selesai," ujar Branti. Proses pengolahan minyak kelapa ini pun melalui banyak tahap.Â
Pengolahan minyak kelapa berlanjut dengan dimasakanya sari-sari kelapa tersebut hingga mengental. Proses berlanjut dengan penyaringan sari-sari tersebut hingga berwujud minyak yang biasa disebut minyak "Krengseng" atau "Leuntik".Â
Adonan minyak krengseng ini kemudian diaduk selama kurang lebih dua jam hingga menghasilkan minyak kelapa yang biasanya kita temui.Â
Soal keunggulan, Branti mengatakan bahwa minyak krengseng memiliki keunggulan tersendiri. "Minyak Krengseng cenderung memiliki rasa yang berbeda dari minyak goreng lainnya, karena minyak krengseng ini manis dan gurih, jadi makanan yang dibuat bisa lebih nikmat dan berasa", ujar Branti.
Ternyata, hasil pengolahan kelapa sendiri sebenarnya tidak hanya minyak kelapa saja. Branti menuturkan bahwa dirinya juga menjual Krengseng kelapa dan Kethak Blondo yang bahannya didapatkan dari ampas sisa pengolahan minyak kelapa.