China merupakan negara adidaya bulu tangkis. Tak heran, banyak daftar peraih gelar juara bergengsi dari China. Satu di antaranya mantan pebulu tangkis tunggal putri, Li Xuerui. Namanya begitu tersohor usai berhasil menyabet emas Olimpiade London 2012 lalu.
Sayangnya, badai cedera yang melanda Li Xuerui pada 2016 lalu membuat mimpinya sirna. Kembalinya Li di persaingan bulu tangkis selepas cedera tak membuahkan hasil signifikan. Dia pun akhirnya memutuskan gantung raket pada 2019. Namun begitu, kisahnya tetap menarik diulas kembali.
Legenda tungga putri kelahiran Chongqing, China, 24 Januari 1991 silam ini kali pertama muncul sekira tahun 2008. Di usianya yang masih belia, saat itu Li cukup menunjukkan pola permainan yang istimewa. Salah satu gelar bergengsi junior yang dia raih kala itu emas Kejuaraan Junior Asia 2008 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Di final, pemain bertubuh tinggi semampai ini mengalahkan wakil sesama Negeri Tirai Bambu, Wang Shixian melalui drama dua set langsung, 22-20, 21-13. Keperkasaannya terus berlanjut hingga 2010. Pada era tersebut, Li tidak sendiri. Banyak pebulu tangkis China lainnya yang mewarnai persaingan sektor tunggal putri.
Mereka di antaranya Wang Yihan, Wang Xin, Wang Lin, Wang Shixian, Jiang Yanjiao, hingga Liu Xin. Tak jarang dirinya bertemu dengan rekan senegara di babak-babak puncak. Li seringkali keluar sebagai yang terbaik yang semakin melambungkan namanya.
Pada tahun yang sama, Li berhasil meraih gelar level grand prix gold pertamanya di Macau Open Grand Prix Gold 2010. Di final, dia mengandaskan unggulan Indonesia, Adriyanti Firdasari dua set langsung, 21-18, 21-15. Keganasan Li Xuerui berlanjut di Badminton Asia Championships 2010. Di babak puncak, pemain jangkung ini mengalahkan kompatriotnya, Liu Xin lewat rubber gim, 21-13, 18-21, 21-19.
Menjelang gelaran Olimpidae London 2012, prestasi Li terus melejit. Dia bahkan memenangi Thailand Open GPG 2011, Bitburger Open 2011, dan German Open GPG 2012. Konsistensi Li semakin menjadi saat sukses memboyong trofi turnamen prestisius All England 2012, setelah di final menumbangkan Wang Yihan, 21-12, 21-19. Musim 2012 agaknya menjadi puncak karier seorang Li Xuerui. Jika diakumulasi, total 5 gelar super series BWF telah diraihnya.Â
China lantas mempercayakan tiga tunggal putri terbaik di Olimpiade London 2012. Selain Li Xuerui, ada pula Wang Yihan dan Wang Xin. Keputusan Negeri Panda menurunkan Li Xuerui benar-benar keputusan tepat. Tak menyia-nyiakan kesempatan itu, Li melesat ke final dan kembali bentrok dengan Wang Yihan. Permainan sengit ditunjukkan kedua pemain. Laga kemudian berakhir dengan kemenangan dramatis Li Xuerui dengan skor 21-15, 21-23, 21-17.