Samsudin, pencari pasir asal Desa Bendosari, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar yang tenggelam di Sungai Brantas pada Kamis (16/3) lalu, ditemukan dalam kondisi tewas.
Jasad lelaki 44 tahun itu kali pertama tampak mengapung di Sungai Brantas, Kauman, Kota Kediri, kemarin (18/3).
Komandan Tim Basarnas Trenggalek, Eko Aprianto mengungkapkan, penemuan jasad Samsudin itu berawal dari laporan warga pada pukul 14.30. Informasi tersebut kemudian diteruskan ke BPBD Kota Kediri dan BPBD Kabupaten Blitar."
"Jasad korban mengapung di sungai bersama beberapa kayu-kayu. Posisinya terlentang dan sudah membiru," ujarnya.
Setelah itu, tim gabungan kemudian melakukan proses identifikasi di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Kediri. Butuh lebih dari sejam untuk mengenali korban. Lamanya waktu identifikasi lantaran menunggu kedatangan pihak keluarga.
Adapun kondisi korban sudah tidak menggunakan busana. Wajah korban juga tidak bisa dikenali. Tubuh lelaki malang itu bengkak dan terdapat beberapa luka lebam di dada, tangan, dan kaki.
Pihak keluarga meyakini itu jasad Samsudin setelah mengecek salah satu jari tangan korban yang semasa hidupnya patah.
"Hanya dari satu ciri itu keluarga bisa mengenali. Korban tiba di rumah duka pukul 20.00," terang pria ramah ini.
Pihaknya menilai, posisi korban yang sampai di Kediri itu dipengaruhi derasnya laju air. Sedangkan proses pencarian hari ketiga kemarin, jelas dia, tim sudah berencana memantau wilayah kediri.
"Kami sudah bagi tim, cari dulu di lokasi sebelumnya. Baru, kami mengarah ke Kediri dan perluasan lagi di Tulungagung," tukasnya.