Tragedi Kanjuruhan pascalaga Arema FC kontra Persebaya, Sabtu (1/10) lalu seolah menjadi torehan kelam di dunia sepakbola. Ratusan jiwa melayang akibat insiden ricuh antarsuporter dan aparat kepolisian.
Situasi duka pun merembet sampai Blitar. Salah satu korban yakni Muhammad Mungizul (17) remaja lelaki asal Kelurahan Kedungbunder, Kecamatan Sutojayan. Dia ditemukan tak bernyawa oleh sang kakak, Muhammad Khoirul (19).
Sebelum catatan pahit ini terukir, orang tua korban, Nurul Kharimah sempat menerima telfon dari korban. Itu sehari sebelum insiden. Dia mengaku, putranya minta izin untuk nonton bola. Namun tak diperbolehkan lantaran takut terjadi hal buruk.
"Saya saat itu Jumat (30/9) di Jakarta, mengurus pemberangkatan di Arab Saudi. Saya ditelfon, tapi tidak saya izinkan,"Â ujar Nurul Kharimah beberapa waktu lalu.
Meski sudah ditahan, namun korban tetap meminta izin dan uang saku Rp 100 ribu. Keesokan harinya, Sabtu (1/10) pagi, Nurul pulang ke Blitar. Korban dan sang kakak lalu berangkat siang hari bersama dua temannya.
Nurul lantas dibuat terkejut saat telfonnya berdering pada Minggu (2/10) pukul 3.00 WIB. Dia mendapat kabar bahwa kedua putranya jadi korban kericuhan. Gas air mata yang ditembakkan polisi membuat kapasitas oksigen terbatas. Diduga, kedua remaja malang itu terhimpit di pintu keluar.
"Namanya seorang ibu, saya berusaha gimana menghubungi mereka (dua anaknya), tapi tidak ada jawaban," tuturnya.
Suasana rumah duka kediaman pasangan Hadi Mabtuhin dan Nurul Kharimah seketika padat, seiring datangnya mobil jenazah. Putra sulungnya, Muhammad Khoirul mengalami luka lebam di kaki dan tangannya. Sementara Mungizul dalam kondisi meregang nyawa.
Menurut Nurul, putra sulunya itu sejak belia gemar dengan bola. Namun dia kurang setuju. Meski memiliki watak keras, namun remaja berambut ikal itu begitu menyayangi keluarga.
"Namanya remaja wajar kalau agak keras, tapi perhatian sama orang tua, kalau punya rezeki ditabung dikasih kami," pungkasnya.
Untuk diketahui, korban Tragedi Kanjuruhan asal Blitar jumlahnya tidak sedikit. Yakni, 5 korban jiwa, 3 luka berat, dan belasan lainnya luka ringan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H