Dia berharap, distribusi dan jatah pupuk subsidi untuk para petani bisa cukup di setiap lahan pertanian. Sehingga, kualitas tanaman bisa semakin baik.
"Lha kalau subsidi sulit, petani juga bingung mau beralih yang non subsidi. Mahal harganya dua kali lipat. Itu kan pupuk impor," imbuhnya.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertapa) Kabupaten Blitar, Nevi Setyabudiningsih mengatakan, sejatinya, pupuk sudah disesuaikan dengan kebutuhan.
Dia tak menampik bahwa pemerintah pusat tidak bisa memenuhi kebutuhan pupuk hingga 100%. Sebab, ingin membawa pertanian menuju organik.
"Nah, soal pupuk tidak ada istilah langka. Memang tujuan pemerintah membawa sektor pertanian mengurangi penggunaan pupuk kimia," tandasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H