Nekat curi start untuk menikmati sepiring kudapan lezat opor ayam, lawannya bukan ketupat melainkan nasi.
Yah, apa boleh buat. Mungkin ini risiko menyantap lebih awal. Sensasi lontong yang kenyal dan beraroma khas janur kuning kali ini harus saya ganti dengan satu centong nasi hangat.
Padahal, kenikmatan opor ayam sangat 'kawin' dengan potongan ketupat. Tapi tak apa. Buatan ibu tetaplah nikmat.
Bisa dibilang, masakan ibu hari ini (6/5/22) baru simulasi. Makanya, belum ada lontong.
Tapi kalau lusa nanti, seperti biasa. Tangan lihai ibu luwes merangkai dua helai janur. Kemudian dia isi dengan beras secukupnya dan direbus hingga masak.
Meski saat simulasi hari ini masih dengan nasi pulen, namun kuah kental, gurih, nan legit itu selalu berhasil menggoyang lidah.
Gurihnya bawang goreng memiliki peran tersendiri untuk menaikkan cita rasa opor ayam yang saya santap. Hangat dan menambah selera makan.
Seperti pada umumnya. Mayoritas kuah opor terasa gurih dan tidak pedas. Tapi, ibu selalu sedia semangkuk tumis sambal tomat.
Saat ditambahkan, rasanya berubah. Rasa rempah-rempah lebih tajam terasa. Di sini, saya temukan rasa baru perpaduan kuah opor dan merahnya sambal tomat.