Mohon tunggu...
Lucky Azhari
Lucky Azhari Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

ex. Jurnalis Jawa Pos Radar Tulungagung. Penulis artikel olahraga dan hiburan. Hanya ingin menyajikan konten yang membuat pembaca klimaks menikmati alur tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Balada Harga Gas Elpiji Naik, Tungku Tradisional Solusi Terbaik?

7 Januari 2022   20:16 Diperbarui: 7 Januari 2022   21:08 1543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dok. www.thegreatcoursesplus.com)

Rasa dan aroma masakan khas tungku tradisional memang begitu melekat jelas di lidah. Inilah satu keistimewaan menggunakan tungku tradisional.

Jelas, penggunaan tungku di Indonesia sudah tidak asing lagi. Entah sejak kapan mulai ditemukan, yang pasti ini sudah sangat lama.

Sebuah tungku sudah bisa digunakan meskipun hanya berlandaskan batu bata yang tingginya sejajar. Kemudian, jangan lupa menyiapkan kayu bakar dan nyalakan api untuk memasak sebuah kudapan.

(Dok. www.thegreatcoursesplus.com)
(Dok. www.thegreatcoursesplus.com)

Yang paling unik dan tak terlupakan dari tungku tradisional adalah, saat berusaha mematangkan masakan namun api mulai padam, kita kerap meniup ke pusat api. Alih-alih api kembali menyala, kebulan asap justru mengarah ke kita.

Nah, masakan yang sudah matang lebih nikmat lagi kalau disantap di depan tungku, sembari menghangatkan tubuh saat cuaca dingin.

Sekira tahun 2010, pemerintah seolah memperkenalkan sekaligus mengedukasi masyarakat soal penggunaan kompor gas. Dampaknya, banyak yang beralih dari tungku ke kompor gas.


Bright Gas elpiji (Dok. Humas Pertamina)
Bright Gas elpiji (Dok. Humas Pertamina)

Kendati demikian, ada pula mereka yang tetap setia, memasak menggunakan tungku tradisional. Alasannya beragam, mulai dari takut dengan pemasangan gas elpiji hingga lebih nyaman dengan cara tradisional.

Akan tetapi, di akhir Bulan Desember 2021 lalu, Pertamina mengumumkan bahwa ada kenaikan harga gas elpiji nonsubsidi pada ukuran 5,5kg dan 12kg. Harga naik sekira Rp1.600 - Rp2.000-an.

Bagi siapapun kalangan masyarakat yang terdampak pandemi, tentu saja ini bukan kabar baik. Terlebih, ekonomi di Indonesia juga belum bisa dikatakan stabil pascawabah covid-19 yang kini kembali dengan varian Omicron.

Menyikapi kondisi seperti ini, kembali menggunakan alat tradisional seperti tungku saat memasak diyakini mampu menghemat pengeluaran.

Hanya butuh kayu bakar dan korek api saja. Harga kayu sepertinyanjuga tidak semahal harga gas. Sehingga, dana Anda bisa lebih dialokasikan ke kebutuhan lainnya.

Jika bisa menggunakan tungku dengan baik dan benar, rasa dari masakan tidak kalah nikmat dibanding memasak pakai kompor gas.

Buktinya, hingga kini banyak acara kuliner di televisi, meliput rumah makan atau resto hingga belusukan ke dapur.

Salah satu alasannya adalah untuk.melihat langsung bagaimana proses memasak satu hidangan khasnya.

Tak jarang, sebagian resto atau rumah makan enggan beralih ke kompor gas dan tetap bertahan memanfaatkan tungku.

Alasannya, tertetak pada rasa yang jauh lebih nikmat saat proses memasak menggunakan teknik tradisional.

Maka dari itu, agaknya tidak buruk jika di situasi sulit seperti ini, Anda bisa belajar menghemat pengeluaran, salah satunya memasak menggunakan tungku tradisional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun