Mohon tunggu...
Lucky Azhari
Lucky Azhari Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

ex. Jurnalis Jawa Pos Radar Tulungagung. Penulis artikel olahraga dan hiburan. Hanya ingin menyajikan konten yang membuat pembaca klimaks menikmati alur tulisan saya.

Selanjutnya

Tutup

Money

Harga Gas Elpiji Naik, Warung hingga Resto Tercekik?

4 Januari 2022   16:14 Diperbarui: 4 Januari 2022   16:30 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antrean ibu-ibu membeli gas elpiji 3 kilogram (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan/hp)

Pasti sudah dengar soal gas elpiji nonsubsidi yang mengalami kenaikan pesat di akhir bulan Desember 2021 lalu.

Meski kabarnya kenaikan gas hanya berlaku pada ukuran 5,5kg dan 12kg, namun tak ada salahnya untuk mempersiapkan bilamana si 'hijau' 3kg mengalami kenaikan juga.

Satu pemicu kenaikan harga gas elpiji nonsubsidi adalah harga kontrak komoditas PT Pertamina (persero) yang merangsek naik.

Praktis, hal itu membuat PT Pertamina (persero) mau tidak mau turut menaikkan harga jual gas elpiji nonsubsidi ukuran 5,5kg dan 12kg.

"Besaran penyesuaian harga elpiji nonsubsidi yang porsi konsumsi nasionalnya sebesar 7,5% berkisar antara Rp1.600-Rp2.600 per kilogram," kata Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading, Irto Ginting kepada Kompas.com, Senin (27/12/2021) lalu.

Untuk gas nonsubsidi ukuran 5,5kg, saat ini berada di harga Rp76.000 (Rp13.818 per kilogram). Sementara untuk isi ulang gas elpiji 12kg, harganya saat ini Rp163.000 (Rp13.583 per kilogram).

Kenaikam gas elpiji memang tak bisa dipungkiri. Lantas, bagaimana kata mereka yang saat ini berbisnis di bidang kuliner seperti warung hingga resto?

Eddy Winarto, pemilik warung di kawasan Kota Blitar mengaku, cukup bingung dengan bagaimana mengelola pengeluaran saat harga gas elpiji 12kg naik.

Sebab bukan hanya gas, kata dia, beberapa bahan sembako juga mengalami kenaikan sejak Desember 2021.

"Saya mungkin akan mengatur ulang pengeluaran ya. Karena gak hanya gas aja kan yang naik, minyak, telur, dan cabai sempat naik kemarin," ujarnya.

Sementara pemilik resto di Blitar yang tak ingin disebutkan namanya juga mengeluhkan hal yang sama, soal manajemen keuangan.

"Yang pasti bingung. Karena yang awalnya harga gas masih bisa terjangkau, sekarang naik, utamanya yang gas 12 kilogram. Apalagi pandemi, resto kan beberapa belum stabil penjualannya," katanya.

Dia berharap agar kedepannya, kondisi perekonomian semakin baik dan harga gas bisa terkendali.

"Semoga pelaku bisnis atau ekonomi semakin baik ya, utamanya semoga pemerintah atau Pertamina bisa mengendalikan harga gas," tutup dia.

Tentu bukan perkara mudah untuk mengontrol penggunaan gas. Namun, semoga segara ada solusi untuk menutup persoalan soal kenaikan harga gas elpiji nonsubsidi 5,5 kilogram dan 12 kilogram.

Peran serta pemerintah dinanti!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun