Saat ini, Indonesia setidaknya memiliki 2 tunggal putri senior. Mereka adalah Gregoria Mariska yang saat ini menempati ranking 23 dunia dan Ruselli Hartawan di posisi 43.
Meski keduanya sekarang menjadi pemain tunggal putri terbaik Indonesia di bawah naungan Pelatnas PBSI, namun prestasinya jauh dari kata mencolok.
Sebut saja Gregoria Mariska. Di awal kemunculannua, pemain berusia 22 tahun itu sempat menciptakan gebrakan dengan menjuarai ajang Kejuaraan Dunia Bulutangkis Junior 2017.
Sayang. Hasil impresif itu belum lagi berkelanjutan. Di Hylo Open 2021 ini, untuk kesekian kalinya Gregoria Mariska terhenti di babak 16 besar.
Ia secara mengejutkan dikalahkan pebulutangkis putri andalan Singapura, Yeo Jia Min. Padahal rankingnya berada jauh di bawah Gregoria Mariska.
Tak hanya itu, kekalahan laebih awal diderita Ruselli Hartawan. Kiprahnya di Hylo Open 2021 langsung terhenti di babak 32 besar usai dihentikan pebulutangkis Thailand, Busanan Ongbamrungphan, 7-21, 14-21.
Hasil ini tentu menjadi catatan buruk bagi tunggal putri PBSI, mengingat turnamen ini seharusnya bisa ditembus oleh Gregoria dan Ruselli hingga babak perempat final atau semifinal.
Nasib ini berbeda dengan yang dialami tunggal putri junior, Putri Kusuma Wardana. Ia menuai hasil maksimal di Czech Open 2021 dengan menjadi juara usai menumbangkan wakil Malaysia, Siti Nurshuhaini, 21-16, 21-5.
Meski permainannya belum cukup matang di level senior, namun Putri Kusuma Wardhani memiliki potensi apik jika digembleng dengan tepat oleh PBSI.
Dengan catatan, itupun kalau PBSI mau mendapat sosok tunggal putri yang bisa memberikan secercah harapan bagi bulutangkis Indonesia. Sebab, sudah terlalu lama tunggal putri Indonesia menjadi bulan-bulanan negara lain. Sosok penerus kejayaan Susi Susanti harus segera digenjot.