Percayalah, politik yang paling tepat dijalankan saat ini bukanlah politik 'saling menjatuhkan', atau politik "yang aku dukung 100% benar dan yang aku tentang 100% salah"!
Media internet, khsususnya media sosial terlahir justru untuk menghilangkan stigma 'kediktatoran' di atas. Media-media yang telah terlanjur mengisi hari-hari Anda adalah salah satu cara masyarakat untuk menghilangkan politik 'hitam-putih' di atas.
Politik pada dasarnya adalah 'tata cara menggapai kekuasaan', dan oleh karenanya cara bukanlah yang terutama. Yang terutama adalah hasil.
Hanya saja kita semua, para pendukung pak Ahok, harus memilih cara terbaik dari jutaan cara yang tersedia. Dalam men-Dukung Ahok Gubernur DKIÂ juga sama halnya. Jangan menjadikan Ahok menjadi sosok yang 100% benar dan sisanya 0% kesalahan.
Kita tak boleh menjadikan Ahok sebagai OBYEK PENGKULTUSAN kita. Sebab, biarbagaimana pun LOGIKA harus diandalkan dan dijadikan sebagai tolok ukur untuk berpikir; sementara hati menjadi tolok ukur untuk merasakannya.
Seperti pernah dikatakan oleh Coco Vin, kita harus "mendukung Ahok dan pemimpin bersih lainnya secara rasional dan tidak membabi-buta memujanya hingga ia hanya akan tampil tunggal."
Bisa Anda bayangkan bila pilkada 2017 nanti Ahok maju sendirian. Ahok harus ada lawan untuk membuktikan beliau yang terbaik, dan bukan kompetitornya.
Para pendukung Ahok, terutama yang ada di Dag Dki mestinya menjadi PENDUKUNG RASIONAL, yang tak bergerak atas dasar pengkultusan, apalagi dengan gerak "PURA-PURA MENGKULTUSAKN AHOK padahal MENGKULTUSAKN DIRINYA SENDIRI dengan mengatakan pendukung yang lain jelek dan kelompokku yang paling benar."
Akhirnya, jadilah pendukung 1jt KTP untuk Ahok yang RASIONAL dan tanpa bersikap BANAL, yang mengatakan "FORM KAMI SAH, DAN FORM MEREKA TIDAK SAH!"
Lusius Sinurat - ditemani oleh Ahmad Suryani, Harry Halim dan Yessa sudah bertanya langsung kepada 3 Komisioner KPUD DKI Jakarta mengenai FORM 1 JUTA KTP DAG-DKI YANG ADA DITANGAN ANDA ADALAH SAH DAN BENAR; dan tak ada alasan lain untuk mengatakan "Form DAG-DKI enggak sah!"
Kita semua harus kembali rasional, yang tak mudah berubah karena isu fesbuk, apalagi karena ada orang yang menelepon kesana kemari dan mengatakan "kamilah yang paling setia kepada Ahok, dan bukan komunitas Dukung Ahok Gubernur DKI."
Sebab mereka yang mudah terkesima oleh isu adalah mereka yang lemah akal budinya dan mereka yang kerap menebar isu adalah mereka yang ingin agar orang lain mempertuan dirinya.
Akhirnya, jadilah pendukung RASIONAL yang secara konsisten berjuang bukan pertama-tama demi memenangkan pak Ahok, tetapi terutama untuk pertumbuhan diri Anda sendiri menjadi orang yang "BERLAKU BAIK DARI DALAM HATINYA DAN BUKAN KARENA HASUTAN ORANG DI LUAR DIRINYA'.
Jangan pernah merendahkan diri Anda dengan menjadi orang IRRASIONAL (logilcally fallacy) demi pak Ahok. Pak Ahok sendiri berkali-kali mengatakan bahwa dirinya bukan pemimpin sempurna dan tanpa salah.
Sebab, bila Ahok sudah sempurna dan kinerjanya sangat hebat, maka untuk apa lagi kita dukung pada pilkada 2017 yang akan datang? Tidak!
KITA MEMILIH PAK AHOK KARENA DIA BELUM SEMPURNA DAN SEMUA KEBERHASILANNYA JUGA BELUM SEMUA TUNTAS. AHOK KITA DUKUNG KARENA KITA ANGGAP DIALAH YANG LEBIH TAHU CARA MEMPERBAIKI KEADAAN SEKARANG INI DAN 5 TAHUN MENDATANG.
Selamat siang sobat fesbuk DAG-DAKI
Salam cinta pemimpin jujur dan tulus.
Lusius Sinurat, 9/9/15
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H