Mohon tunggu...
Lusius Sinurat
Lusius Sinurat Mohon Tunggu... Trainer, Penulis & Editor Buku, Essais -

Public Trainer & HR Consultant of Cerdas Bersinergi Consulting http://www.cerdasbersinergi.com | Founder/Ketua Dewan Pembina LSM DAG-DKI www.dag-dki.com | Blogger www.lusius-sinurat.com | Twitter @5iu5

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

SBY Itu Peragu atau Emang Belagu?

27 September 2014   15:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:18 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika masyarakat bertanya tentang RUU Pilkada kepada Partai Demokrat, SBY dengan sikapnya yang plin-plan itu malah melempar pertanyaan itu kepada Jokowi: "Rakyat bisa bertanya kepada Pak Jokowi. saya belum tahu sikapnya Pak Jokowi."

Seperti semua komentar SBY sejak menjadi presiden: disampaikan dengan SANTUN, tetapi dengan isi yang ABU-ABU, LICIK dan RAGU-RAGU. SBY tidak berani mengambil keputusan yang jelas. SBY selalu bicara dengan SANTUN dan berusaha mengaburkan persoalan dibalik omongannya....

http://goo.gl/x40tuf

Ketika RUU MD3 dan RUU Pilkada tidak langsung, misalnya akhirnya dimenangkan oleh Koalisi Merah Putih, SBY pura-pura mengatakan itu sebagai bagian dari demokrasi. Padahal kita tahu opsi Partai Demokrat yang dimotori oleh SBY selalu berpihak pada KMP lewat kehadiran kaki tanganya, Gamawan Fauzy. Tapi SBY berpura-pura kecewa... dan ingat dia selalu berada di luar negeri ketika ada hal penting yg harus ia putuskan di negeri ini. Seperti kasus Century di erah pertama ia jadi presiden, dan demikian juga dan penentuan sikap Partai Demokrat sama sekali tidak lagi pro rakyat karena mendukung KMP.

http://goo.gl/sQ318q

_____________

Ya, Demokrat memang kalah telak pemilu lalu, dan sang besan, Hatta Rajasa gagal terpilih sebagai wapres Prabowo. Tentu kondisi ini tidak bisa lagi diharapkan oleh SBY untuk melindungi dirinya, terutama keluarganya terhadap kejaran KPK atas rampokan uang negara selama 10 tahun kekuasaanya.

Alasan pemborosan dana yang dilontarkan anggota DPR dari kubu KMP dan ucapan yang sama keluar dari mulut SBY jelas-jelas merupakan alasan yang dibuat-buat. Seperti jawaban Jokowi, "Jer basuki mawa bea" (Jawa= "mencapai kesuksesan memang membutuhkan biaya").

Apakah Anda bisa bisa mempercayai omongan SBY? Secara tidak sadar SBY sudah mengatakan bahwa omongannya tidak bisa dipercaya: "Politik itu keras... dan partai Demokrat rasional dan tidak berada di dalam salah satu kubu: baik Prabowo maupun Jokowi."

Yakin deh 10 tahun ke depan partai Demokrat dan kroni-kroni Orba ala Prabowo akan hancur total. Partai-partai busuk KMP pasti akan musnah dari pemilu di Indonesia, karena tidak laku dan tidak dapat kepercayaan rakyat. Satu-satunya jalan yang akan mereka pilih 5-10 tahun ke depan adalah berganti nama untuk mengelabuhi rakyat. Seperti Golkar Prabowo menjadi Gerindra, Golkar Wiranto jadi Hanura, Golkar Surya Paloh menjadi Nasdem, Golkar SBY jadi Demokrat, dst.

Siapa tahun 5 tahun lagi Golkar Aburizal Bakrie akan didirikan dengan nama Golpindo atawa Golongan Pencinta Lapindo. hahaha....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun