Mohon tunggu...
Lucia Ventyningrum
Lucia Ventyningrum Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Content Writer

Mahasiswi Ilmu Komunikasi - Pascasarjana UAJY Catch me on Twitter : @vee_nty17 IG : @vee.nty

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Dokumenter, Sebuah Sistem Propaganda yang Unik

22 April 2019   00:15 Diperbarui: 22 April 2019   00:32 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, jenis-jenis film dokumenter yang sudah disebutkan sebelumnya merupakan tema populer yang sering diangkat oleh sineas dokumentasi dalam eksekusinya.

Di Amerika, salah satu contoh stasiun televisi yang menyajikan kumpulan film dokumenter berkualitas adalah HBO dengan programnya bernama HBO Documentary. Dengan ratusan film dokumenter terkenal yang diproduksi selama bertahun-tahun, HBO tetap diklaim oleh masyarakat sekitar sebagai raja film dokumenter. 

Salah satu produksi filmnya yang terkenal adalah Mommy Dead and Dearest (2017) yang awal tahun 2019 ini telah diangkat menjadi serial televisi Hulu, The Act karena latar belakang cerita yang tragis antara ibu dan anak. Mommy Dead and Dearest mengisahkan tentang kehidupan seorang anak, Gipsy Rose Blanchard yang dipaksa tumbuh di lingkungan rumah sakit, perawatan medis yang ketat hingga memakai kursi roda sejak kecil padahal realita yang terjadi adalah ia tidak mengidap penyakit apapun.

Hal ini dilatarbelakangi oleh ibunya, Dee Dee yang terdiagnosa Munchausen Syndrome by Proxy yaitu jenis penyakit mental yang mengakibatkan orang tua memanipulasi kesehatan anaknya untuk diakui secara sosial.

Contoh kedua film baik Sexy Killer dan Mommy Dead and Dearest dapat disimpulkan bahwa film dokumenter dibuat untuk menyampaikan fenomena sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat, baik Indonesia maupun dunia. Fenomena sosial yang terjadi tidak lepas dengan konflik sosial di dalamnya, di mana hal tersebut akan berimbas pada munculnya beragam kritik sosial setelah menonton film dokumenter. Kritik sosial biasanya akan muncul karena ada potensi konflik yang ditimbulkan merugikan pihak lain dan disebabkan oleh pihak lain pula.

Sebagai contoh, film dokumenter produksi HBO yang baru liris 3 dan 4 Maret 2019 berjudul Leaving Neverland. Film ini mengisahkan tentang dua orang pria yang sejak kecil tinggal bersama penyanyi pop legenda dunia atau "King of Pop", Michael Jackson di area rumah pribadinya yaitu Neverland. Dipaparkan oleh kedua pria tersebut bahwa telah terjadi pelecehan seksual selama bertahun-tahun dan disimpan secara pribadi karena akan berdampak terhadap reputasi Michael Jackson. 

Sebuah kritik sosial muncul karena kedua pria ini mengaku kepada publik setelah kurang lebih 5 tahun kematian The King of Pop yang pada akhirnya berdampak kepada spekulasi baru masyarakat terhadap gambaran sosok Michael Jackson menuju ke arah negatif. 

Tentu saja hal ini dibantah oleh pihak internal yaitu keluarga dari pihak Michael Jackson dan para penggemarnya yang mempertanyakan mengapa hal ini baru terungkap setelah bertahun-tahun semenjak kematian Michael Jackson.

Di masa mendatang, film dokumenter akan tetap eksis sebagai sarana media komunikasi massa yang bisa dibilang unik dan menarik. Meskipun hadir dengan sifat propaganda tetapi pada akhirnya mampu menjembatani masyarakat untuk selalu berpikir kritis terhadap fenomena-fenomena sosial. Harapannya, publik yang menonton dapat memberikan perubahan ke arah yang lebih positif dan membangun.

Sumber Pustaka :

Fachruddin, Andi (2012). DASAR -- DASAR PRODUKSI TELEVISI: Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing. Jakarta: Prenada Media Group.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun