Teori genre adalah suatu prinsip keteraturan sastra dan sejarah sastra diklasifikasikan tidak berdasarkan waktu atau tempat ( periode atau pembagian sastra nasional ), tetapi berdasarkan tipe struktur atau susunan sastra tertentu. Milton adalah seorang tokoh liberal dalam politik dan agama, dan Milton juga seorang tokoh tradisional dalam puisi. Jenis sastra merupakan suatu "lembaga" sama halnya gereja, universitas, atau Negara. Jenis sastra bukan hanya nama,karena konvensi sastra yang berlaku pada karya sastra yang membentuk ciri karya tersebut.
Menurut W.P. Ker, Milton membayangkan bahwa " suatu epic yang abstrak", Milton tahu "apa hukum-hukum puisi epic yang sejati, apa hukum-hukum puisi,dramatic dan lirik". Bagaimana cara agar mengulur dan mengubah bentuk-bentuk klasik itu. Sama hal dalam Samson, ia tahu bagaimana menceritakan hidup pribadinya menggunakan cerita rakyat ibrani.
Dalam sastra orang dapat bekerja mengekspresikan dirinya dan juga menciptakan kebiasan-kebiasan baru, juga kita bisa mengikuti kebiasan baru. Semua orang pasti belajar kritik sastra dan penilaian karya sastra yang di dalamnya membahas struktu-struktur sastra.
Karya sastra mempunyai hubungan yang erat dengan karya yang lain. Bagi kita, jelas epic oral dan epic sastra berbeda, dimana pun kita memasukkan karya-karya sastra yang lama dalam kedua jenis sastra tersebut. Pada waktu spenser menulis tentang epic dan romansa keduanya tidak bisa dibedakan dan spenser tentunya mengira ia sedang menulis karya yang sejenis dengan karya-karya Homer.
Aristoteles dan Horance memberikan dasar klasik untuk pengembangan teori genre. Dari mereka kita dapat menggolongkan dua jenis utama sastra, yaitu tragedy dan epic. Aristoteles menyadari akan adanya perbedaan mendasar lain antara drama epic dan lirik.
Vietor menyarankan agar istilah genre tidak dipakai untuk ketiga kategori di atas, dan juga tidak untuk pembagian jenis secara historis menjadi tradegi dan komedi. Plato dan Aristoteles telah membagi ketiga kategori modern diatas, puisi lirik adalah figure penyair, dalam puisi epic ( atau novel ) pengarang berbicara sebagai dirinya sendiri, sebagai narrator dan membuat para tokohnya berbicara dalam wacana langsung, sedangkan dalam drama, pengarang menghilang di balik tokoh-tokohnya.
Pada tahun 1912 Jhon Erskine menerbitkan bukunya yang berjudul jenis-jenis sastra dari temperamen puitis, mempunyai pendapat lain. Sedangkan, Erskine berpendapat bahwa lirik mengekspresikan bentuk waktu sekarang, drama mengekspresikan bentuk waktu lampau, dan epic mengekspresikan bentuk waktu yang akan datang.
Dalam zaman kita sekarang kecanggungan teori semacam itu adalah kenyataan, dalam drama mempunyai dasar yang berbeda dari epic ("fiksi","novel") dan lirik. Menurut Aristoteles dan orang-orang Yunani, penyampaian secara lisan atau dimuka umum adalah ciri epic, pada intinya drama bersifat sastra, tetapi juga terdiri dari "tontonan" yang harus memanfaatkan keahlihan actor,sutrada,penanggung jawab kostum dan ahli listrik.
Thomas Hanskins adalah seorang kritikus pada abadke-18, ia menulis tentang drama inggris yang dibagikan dalam,"beberapa spesies, yakni misteri moral,tragedy, dan komedi,". Pada abad ke-18 juga, prosa dianggap terdiri dari dua spesies: novel dan romansa.
Pada abad ke-17 dan ke-18 adalah abad yang menganggap genre sebagai sesuatu yang serius. Dalam doktrin Neo-Klasik, genre-genre mempunyai perbedaan yang jelas dan harus selalu dibedakan. Â Neo-Klasik juga mengkritik tentang genre dan metode penentuan perbedaan genre, kita tidak menemukan suatu pembahasan yang konsisten. Neo-Klasik mengambil kesimpulan menurutnya, pengertian genre sudah sedemikian jelasnya, sehingga bagi mereka tidak ada permasalahan umum sama sekali.
Teori Neo-Klasik tidak menerangkan,menguraikan, atau mempertahankan doktrin perbedaan jenis atau dasar perbedaan tersebut. Berdasarkan sejarah, aliran Neo-Klasik adalah percampuran antara rasionalisme dan sikap otoriter, kecenderungannya adalah bersikap konservatif, mempertahankan sejauh mungkin jenis-jenis yang berasal dari tradisi kuno, terutama jenis tradisi puitis.
Teori genre adalah suatu prinsip keteraturan sastra dan sejarah sastra diklasifikasikan tidak berdasarkan waktu atau tempat ( periode atau pembagian sastra nasional ), tetapi berdasarkan tipe struktur atau susunan sastra tertentu. Milton adalah seorang tokoh liberal dalam politik dan agama, dan Milton juga seorang tokoh tradisional dalam puisi. Jenis sastra merupakan suatu "lembaga" sama halnya gereja, universitas, atau Negara. Jenis sastra bukan hanya nama,karena konvensi sastra yang berlaku pada karya sastra yang membentuk ciri karya tersebut.
Menurut W.P. Ker, Milton membayangkan bahwa " suatu epic yang abstrak", Milton tahu "apa hukum-hukum puisi epic yang sejati, apa hukum-hukum puisi,dramatic dan lirik". Bagaimana cara agar mengulur dan mengubah bentuk-bentuk klasik itu. Sama hal dalam Samson, ia tahu bagaimana menceritakan hidup pribadinya menggunakan cerita rakyat ibrani.
Dalam sastra orang dapat bekerja mengekspresikan dirinya dan juga menciptakan kebiasan-kebiasan baru, juga kita bisa mengikuti kebiasan baru. Semua orang pasti belajar kritik sastra dan penilaian karya sastra yang di dalamnya membahas struktu-struktur sastra.
Karya sastra mempunyai hubungan yang erat dengan karya yang lain. Bagi kita, jelas epic oral dan epic sastra berbeda, dimana pun kita memasukkan karya-karya sastra yang lama dalam kedua jenis sastra tersebut. Pada waktu spenser menulis tentang epic dan romansa keduanya tidak bisa dibedakan dan spenser tentunya mengira ia sedang menulis karya yang sejenis dengan karya-karya Homer.
Aristoteles dan Horance memberikan dasar klasik untuk pengembangan teori genre. Dari mereka kita dapat menggolongkan dua jenis utama sastra, yaitu tragedy dan epic. Aristoteles menyadari akan adanya perbedaan mendasar lain antara drama epic dan lirik.
Vietor menyarankan agar istilah genre tidak dipakai untuk ketiga kategori di atas, dan juga tidak untuk pembagian jenis secara historis menjadi tradegi dan komedi. Plato dan Aristoteles telah membagi ketiga kategori modern diatas, puisi lirik adalah figure penyair, dalam puisi epic ( atau novel ) pengarang berbicara sebagai dirinya sendiri, sebagai narrator dan membuat para tokohnya berbicara dalam wacana langsung, sedangkan dalam drama, pengarang menghilang di balik tokoh-tokohnya.
Pada tahun 1912 Jhon Erskine menerbitkan bukunya yang berjudul jenis-jenis sastra dari temperamen puitis, mempunyai pendapat lain. Sedangkan, Erskine berpendapat bahwa lirik mengekspresikan bentuk waktu sekarang, drama mengekspresikan bentuk waktu lampau, dan epic mengekspresikan bentuk waktu yang akan datang.
Dalam zaman kita sekarang kecanggungan teori semacam itu adalah kenyataan, dalam drama mempunyai dasar yang berbeda dari epic ("fiksi","novel") dan lirik. Menurut Aristoteles dan orang-orang Yunani, penyampaian secara lisan atau dimuka umum adalah ciri epic, pada intinya drama bersifat sastra, tetapi juga terdiri dari "tontonan" yang harus memanfaatkan keahlihan actor,sutrada,penanggung jawab kostum dan ahli listrik.
Thomas Hanskins adalah seorang kritikus pada abadke-18, ia menulis tentang drama inggris yang dibagikan dalam,"beberapa spesies, yakni misteri moral,tragedy, dan komedi,". Pada abad ke-18 juga, prosa dianggap terdiri dari dua spesies: novel dan romansa.
Pada abad ke-17 dan ke-18 adalah abad yang menganggap genre sebagai sesuatu yang serius. Dalam doktrin Neo-Klasik, genre-genre mempunyai perbedaan yang jelas dan harus selalu dibedakan. Â Neo-Klasik juga mengkritik tentang genre dan metode penentuan perbedaan genre, kita tidak menemukan suatu pembahasan yang konsisten. Neo-Klasik mengambil kesimpulan menurutnya, pengertian genre sudah sedemikian jelasnya, sehingga bagi mereka tidak ada permasalahan umum sama sekali.
Teori Neo-Klasik tidak menerangkan,menguraikan, atau mempertahankan doktrin perbedaan jenis atau dasar perbedaan tersebut. Berdasarkan sejarah, aliran Neo-Klasik adalah percampuran antara rasionalisme dan sikap otoriter, kecenderungannya adalah bersikap konservatif, mempertahankan sejauh mungkin jenis-jenis yang berasal dari tradisi kuno, terutama jenis tradisi puitis.
Teori genre adalah suatu prinsip keteraturan sastra dan sejarah sastra diklasifikasikan tidak berdasarkan waktu atau tempat ( periode atau pembagian sastra nasional ), tetapi berdasarkan tipe struktur atau susunan sastra tertentu. Milton adalah seorang tokoh liberal dalam politik dan agama, dan Milton juga seorang tokoh tradisional dalam puisi. Jenis sastra merupakan suatu "lembaga" sama halnya gereja, universitas, atau Negara. Jenis sastra bukan hanya nama,karena konvensi sastra yang berlaku pada karya sastra yang membentuk ciri karya tersebut.
Menurut W.P. Ker, Milton membayangkan bahwa " suatu epic yang abstrak", Milton tahu "apa hukum-hukum puisi epic yang sejati, apa hukum-hukum puisi,dramatic dan lirik". Bagaimana cara agar mengulur dan mengubah bentuk-bentuk klasik itu. Sama hal dalam Samson, ia tahu bagaimana menceritakan hidup pribadinya menggunakan cerita rakyat ibrani.
Dalam sastra orang dapat bekerja mengekspresikan dirinya dan juga menciptakan kebiasan-kebiasan baru, juga kita bisa mengikuti kebiasan baru. Semua orang pasti belajar kritik sastra dan penilaian karya sastra yang di dalamnya membahas struktu-struktur sastra.
Karya sastra mempunyai hubungan yang erat dengan karya yang lain. Bagi kita, jelas epic oral dan epic sastra berbeda, dimana pun kita memasukkan karya-karya sastra yang lama dalam kedua jenis sastra tersebut. Pada waktu spenser menulis tentang epic dan romansa keduanya tidak bisa dibedakan dan spenser tentunya mengira ia sedang menulis karya yang sejenis dengan karya-karya Homer.
Aristoteles dan Horance memberikan dasar klasik untuk pengembangan teori genre. Dari mereka kita dapat menggolongkan dua jenis utama sastra, yaitu tragedy dan epic. Aristoteles menyadari akan adanya perbedaan mendasar lain antara drama epic dan lirik.
Vietor menyarankan agar istilah genre tidak dipakai untuk ketiga kategori di atas, dan juga tidak untuk pembagian jenis secara historis menjadi tradegi dan komedi. Plato dan Aristoteles telah membagi ketiga kategori modern diatas, puisi lirik adalah figure penyair, dalam puisi epic ( atau novel ) pengarang berbicara sebagai dirinya sendiri, sebagai narrator dan membuat para tokohnya berbicara dalam wacana langsung, sedangkan dalam drama, pengarang menghilang di balik tokoh-tokohnya.
Pada tahun 1912 Jhon Erskine menerbitkan bukunya yang berjudul jenis-jenis sastra dari temperamen puitis, mempunyai pendapat lain. Sedangkan, Erskine berpendapat bahwa lirik mengekspresikan bentuk waktu sekarang, drama mengekspresikan bentuk waktu lampau, dan epic mengekspresikan bentuk waktu yang akan datang.
Dalam zaman kita sekarang kecanggungan teori semacam itu adalah kenyataan, dalam drama mempunyai dasar yang berbeda dari epic ("fiksi","novel") dan lirik. Menurut Aristoteles dan orang-orang Yunani, penyampaian secara lisan atau dimuka umum adalah ciri epic, pada intinya drama bersifat sastra, tetapi juga terdiri dari "tontonan" yang harus memanfaatkan keahlihan actor,sutrada,penanggung jawab kostum dan ahli listrik.
Thomas Hanskins adalah seorang kritikus pada abadke-18, ia menulis tentang drama inggris yang dibagikan dalam,"beberapa spesies, yakni misteri moral,tragedy, dan komedi,". Pada abad ke-18 juga, prosa dianggap terdiri dari dua spesies: novel dan romansa.
Pada abad ke-17 dan ke-18 adalah abad yang menganggap genre sebagai sesuatu yang serius. Dalam doktrin Neo-Klasik, genre-genre mempunyai perbedaan yang jelas dan harus selalu dibedakan. Â Neo-Klasik juga mengkritik tentang genre dan metode penentuan perbedaan genre, kita tidak menemukan suatu pembahasan yang konsisten. Neo-Klasik mengambil kesimpulan menurutnya, pengertian genre sudah sedemikian jelasnya, sehingga bagi mereka tidak ada permasalahan umum sama sekali.
Teori Neo-Klasik tidak menerangkan,menguraikan, atau mempertahankan doktrin perbedaan jenis atau dasar perbedaan tersebut. Berdasarkan sejarah, aliran Neo-Klasik adalah percampuran antara rasionalisme dan sikap otoriter, kecenderungannya adalah bersikap konservatif, mempertahankan sejauh mungkin jenis-jenis yang berasal dari tradisi kuno, terutama jenis tradisi puitis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H