Mohon tunggu...
Lucianawati
Lucianawati Mohon Tunggu... Guru - guru bahasa freelance

Saya seorang guru dari jurusan bahasa Jepang. Hobi saya menyanyi, mendengar musik, dan membaca.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Arti Kegagalan dan Kesuksesan yang Sebenarnya

25 Mei 2023   13:55 Diperbarui: 25 Mei 2023   13:55 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arti Kegagalan dan Kesuksesan Yang Sebenarnya

Apakah saat ini anda sedang mengalami kegagalan ?

Atau anda ingin menghibur dan menguatkan orang dekat anda yang sedang gagal ?

Kegagalan sebetulnya hal yang biasa dialami oleh tiap manusia. Ada yang gagal dalam studi, gagal dalam bisnis, gagal dalam kontes atau pertandingan, dan sebagainya.

Sebelum meraih suatu kesuksesan yang sejati, manusia cenderung mengalami kegagalan terlebih dahulu. Sehingga ada pepatah yang mengatakan bahwa kegagalan adalah awal dari kesuksesan. 

Namun demikian, pastilah tidak ada manusia yang menginginkan kegagalan. Banyak orang susah untuk pulih dan bangkit kembali dari kegagalan, apalagi kalau harus mulai dari nol lagi. Pasti sangat berat.

Akibat Kegagalan

Akibat kegagalan, apa yang dahulu pernah diperjuangkan mati matian, mungkin menjadi sia sia. Karya karya hebat yang dahulu pernah dicapai dengan belajar lembur dan kerja keras, semuanya mungkin jadi diinjak injak. Perbuatan perbuatan baik yang dahulu pernah dilakukan, mungkin saja sudah tidak diingat ingat lagi oleh orang orang yang pernah menerimanya.  

Karena kegagalan, mungkin orang yang dulunya pernah begitu baik, perhatian dan sayang pada kita, menjadi berubah. Terkadang orang orang yang pernah dekat pada kita jadi menjauh, menghilang, tidak peduli, bahkan berbalik menghantam dan memaki. Orang orang yang kita tidak pernah kenal pun bisa menghakimi dan menyakiti kita.

Apa pun kegagalannya, mengalami kegagalan itu pasti menyakitkan. Orang yang gagal biasanya jadi hancur hatinya dan stres. Selain dia sendiri sangat kecewa menerima kenyataan yang terbalik dari yang dia harapkan, biasanya dia juga dihina dan ditertawakan oleh banyak orang.

Mungkin ada juga orang orang yang masih mau menghibur dan memberi semangat. Namun, terkadang ketika seseorang mengalami kegagalan besar, biasanya dia sulit menerima kenyataan yang ada, sukar untuk mengampuni diri sendiri, dan bisa depresi. Dan orang yang sedang depresi memang sulit untuk diajak berbicara.

Bila anda atau orang dekat anda mengalami kondisi tersebut, janganlah putus asa. Percayalah Allah tetap peduli, dan sanggup menolong orang yang gagal untuk bangkit dari kegagalan. KasihNya tidak bersyarat dan tidak terbatas! Selama Dia masih memberi nafas hidup kepada seseorang, Dia masih memberi kesempatan pada orang itu untuk berkarya lagi di dunia ini. Dia lebih besar dari kegagalan dan masalah kita. 

Semua Manusia Pernah Gagal

Ingatlah, tidak ada manusia yang sempurna. Sehebat apapun seorang manusia, pasti pernah mengalami kegagalan. Orang yang berhasil meraih piala atau medali emas dalam suatu pertandingan olah raga internasional juga biasanya pernah gagal berkali kali dalam banyak pertandingan sebelumnya.

Namun, walaupun manusia tidak sempurna, penuh dengan cacat cela, Allah tetap mau memakainya. Bagi Allah, semua manusia adalah ciptaanNya yang berharga. Sebesar apapun kegagalan seseorang, Allah sanggup menolongnya untuk sukses lagi. 

Di balik Kegagalan ada Kasih Allah

Suatu kegagalan sebetulnya bisa dipakai oleh Allah untuk suatu kebaikan. Dalam masa kegagalan, sering kali ada banyak pelajaran berharga yang didapat oleh orang tersebut. Kalau dulunya dia sangat sombong dengan karya karya cemerlang yang pernah dihasilkannya, dia jadi diingatkan untuk rendah hati. Kalau dulunya dia begitu tamak akan harta hasil bisnisnya, dia diingatkan untuk berbagi. Kalau dulunya dia sangat jahat dan banyak menyakiti orang lain, dia diingatkan untuk bertobat dan berbuat baik.

Sebesar apapun dosa yang sudah dilakukan, bila dia bertobat, meminta pengampunan dengan sungguh sungguh, Allah pasti mengampuni dan sanggup menolongnya. Dan dengan pertolongan Allah, dia bisa menjadi manusia baru yang hidupnya berkenan pada Allah.

Ada orang yang gagal adalah karena salah memilih profesi. Dulunya dia memilih profesi tersebut hanya karena ikut ikutan, atau hanya karena untuk menyenangkan hati orang lain. Wajarlah dia mengalami kegagalan, karena profesi tersebut sebenarnya bukan bakatnya, dan tidak sesuai dengan rencana Allah dalam hidupnya. Dalam kondisi itu, dia diingatkan untuk memakai bakat dia yang sebenarnya. Dan pada saat dia melakukan pekerjaan yang sesuai dengan bakat yang Allah berikan dan sesuai dengan rencana Allah yang indah, pastilah hasilnya akan lebih indah dari pekerjaan yang memang bukan bakatnya.

Selain itu, ada juga orang yang gagal bukan karena sombong, tamak, berbuat jahat, atau salah memilih profesi, tetapi karena dulunya dia terlalu sibuk mengejar target berlebihan, terlalu banyak “dimanfaatkan orang” (bahkan kadang jadi disalahgunakan orang lain), sehingga sangat sedikit waktunya untuk mendekat pada Allah dan beristirahat. Dalam kondisi tersebut, Allah izinkan dia mengalami kegagalan besar. Di saat itu dia diberi kesempatan untuk beristirahat dan mendekat pada Allah. Dengan memiliki hubungan yang lebih dekat dengan Allah, kondisi otaknya yang tadinya jenuh, disegarkan kembali untuk mendapat berbagai ide dan inspirasi baru.

Jadi sebetulnya Allah izinkan semua kegagalan itu, karena Allah baik dan penuh kasih sayang.

Terkadang Allah punya rencana yang misterius dan indah dalam hidup manusia. Ada orang yang disangka gagal karena ulah jahat orang lain. Allah izinkan itu terjadi, dan itu juga merupakan masa pengujian. Sesudah masa tersebut selesai, Allah memberikan hal yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Yusuf mengalami hal itu. Sebelum menjadi perdana menteri yang hebat dan berguna di Mesir, Yusuf pernah dimasukkan ke dalam sumur oleh saudara saudaranya, pernah juga dipenjarakan karena difitnah oleh istri atasannya. Orang yang dibenci oleh saudara saudaranya, dikurung, masuk penjara biasanya dinilai bersalah, orang gagal, banyak dosa. Padahal tidak semua, seperti pada kisah hidup Yusuf.

Ayub yang hidup berkenan pada Allah pun, pernah mengalami musibah yang luar biasa. Semua bisnisnya hancur, dia juga menderita sakit yang mengerikan, dan saat itu dia disangka gagal dan bersalah di hadapan Allah. Istrinya menyuruh dia untuk meninggalkan Allah, teman temannya juga menghakiminya. Tapi akhirnya kita bisa mengetahui bahwa Allah memberkati Ayub jauh lebih besar dari sebelum dia mengalami kehancuran dalam hidupnya.

Memang sangat menyakitkan waktu mengalami kegagalan. Namun Ketika kita sudah bisa melewatinya, kita akan melihat bahwa semua jadi lebih indah dari sebelum gagal.

Tiada Yang Mustahil Bagi Allah

Allah itu besar, penuh kasih dan panjang sabar. Allah mampu memulihkan hidup seseorang yang sudah rusak parah untuk menjadi alatNya yang indah. Mungkin menurut dunia, orang tersebut sudah terlambat, sudah begitu hancur, dan tidak mungkin bisa berguna lagi. Tetapi tiada yang terlalu sukar dan tiada yang mustahil bagi Allah. Allah mampu melakukan mujizat.

Dalam Kitab Yesaya 42:3 pun ada tertulis, “Buluh yang terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkanNya…”.

Di dunia modern ini, manusia mampu mengubah sampah menjadi barang bersih yang bisa dipakai lagi dengan proses canggih. Manusia yang tidak sempurna saja bisa mendaur ulang apa yang sudah jadi sampah, apalagi Allah! Allah jauh lebih hebat dari manusia ! Dan karyaNya jauh lebih dahsyat dari teknologi canggih manapun!

Ketika Allah memperbaharui dan memulihkan hidup anda, Dia akan membuat anda betul betul jadi ciptaan baru yang berguna! Bukan sekedar barang hasil daur ulang! Kegagalan yang pernah terjadi, seolah tak pernah terjadi karena kebesaran Allah. Dengan kuasa Allah, kutuk pun bisa berubah jadi berkat.

Harga diri kita ditentukan oleh Allah. Kita adalah bukan apa kata manusia, tetapi apa kata Allah. Manusia hanya bisa melihat sebagian dari hidup kita. Tetapi Allah bisa melihat hidup kita secara keseluruhan. Umumnya manusia hanya menilai apa yang ada di luar, apa yang hanya terlihat oleh mata. Tetapi Allah mengetahui dan menilai apa yang yang ada di dalam hati.

Ingatlah, apa yang terlihat “sukses dan hebat” di mata manusia, belum tentu berkenan kepada Allah. 

Kesuksesan yang Palsu dan Kesuksesan yang Sebenarnya

Di dunia ini, ada banyak orang yang "terlihat sukses" dan dinyatakan sukses oleh banyak orang, tetapi mereka tidak bisa menjadi teladan yang baik. Ada banyak orang yang mendapat jabatan tinggi di lembaga lembaga pemerintah, tapi dengan jabatan hebatnya melakukan korupsi besar, anak anaknya jadi kejam dan berebut warisan. Ada banyak pemuka agama dan guru besar di sekolah yang melakukan pelecehan seksual. Ada banyak orang yang bisa mendapat jabatan tinggi di perusahaan, tetapi tidak menghargai para karyawan dan para pendukungnya. Ada banyak orang yang mendapat jabatan baik dalam suatu organisasi, tapi sebetulnya itu adalah hasil dari kecurangan. Ada banyak orang kaya yang hidupnya mewah, tapi sangat tamak, karena "hatinya miskin". Padahal dari jabatan dan banyaknya harta yang mereka miliki, mereka “terlihat sukses”. 

Untuk apa dipandang hebat oleh manusia di dunia ini, tetapi tidak berkenan pada Allah? Dan untuk apa memperoleh segala sesuatu di dunia yang sementara ini, tapi kehilangan yang lebih berharga di tempat yang kekal

Kita perlu melakukan apa yang berkenan di hati Tuhan, dan tetap berbuat baik sekalipun tidak terlihat dan tidak dihargai oleh manusia. Ada banyak orang orang yang melakukan kebaikan, memberi sumbangan, tetapi tidak diketahui namanya. Ada banyak orang yang bekerja keras di balik panggung dunia. Pekerjaannya penting, namun mereka tidak terlihat, tidak dikenal, bahkan terkadang diremehkan oleh manusia.Tetapi Allah melihat, mengenalnya dan menghargainya.

Saya menyatakan ini, bukan berarti saya berpikir bahwa kesuksesan yang terlihat jelas oleh manusia itu tidak berkenan pada Allah. Ada banyak orang yang bekerja di lembaga pemerintah, pemuka agama, tokoh masyarakat, figur publik, guru, pengusaha terkenal dan sebagainya yang kesuksesannya bisa terlihat jelas dan hidup mereka berkenan pada Allah. Mereka suka berbagi, rendah hati, dan bisa menghargai orang lain. Hidup mereka bisa jadi teladan yang baik. Dan kita perlu belajar dari mereka. Ada banyak kisah kegagalan mereka yang memilukan sebelum mereka meraih sukses besar yang terlihat sangat jelas. Kita bisa membaca buku buku yang menceritakan kisah mereka.

Bila anda pernah gagal, bangkitlah. Bila orang dekat anda yang gagal, kuatkanlah dengan kasih dan kelembutan, bukan dengan penghakiman dan kata kata kasar. Bila anda menghakimi dengan sembarangan, anda akan tercengang dan malu ketika Allah memulihkan hidupnya untuk menjadikannya lebih baik dari sebelumnya.

Di dunia ini kegagalan dan kesuksesan di mata manusia hanyalah sementara. Kesuksesan yang sesungguhnya adalah melakukan hal yang baik untuk kemuliaan Allah. Baik yang bisa dilihat maupun yang tidak bisa terlihat jelas oleh manusia, bila kita melakukan apa yang baik dan berkenan pada Allah, pastinya indah, berharga dan abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun