Dari fenomena flexing ini dapat disimpulkan bahwa masih banyak orang-orang yang ingin menunjukkan kebahagiaan yang mereka rasakan kedalam bentuk tanda-tanda yang memiliki arti atau makna.Â
Arti atau makna itulah yang kemudian diperlihatkan kepada orang lain atau publik dan hampir tidak ada satu momen kebahagiaan yang terlewatkan dalam aktivitas sosial mereka yang tidak dipamerkan ke orang lain, dengan tujuan selain ingin berbagi informasi, mereka juga ingin pamer dan memperlihatkan eksistensi dan keberadaan mereka lewat cara seperti itu di lingkungan sosial mereka.
Selain itu, fenomena flexing dalam media sosial ini dapat berujung pada penindakan hukum apabila dalam hal yang tertera pada hukum pidana. Aksi tersebut akan berdampak fatal apabila tidak dipikirkan sebab akibatnya terlebih dahulu hal yang menurut kita berjalan baik-baik saja belum tentu akan mendapatkan respon yang baik juga dari orang lain.
Dari kasus yang sudah terjadi di kalangan selebgram ini tentunya memberikan beberapa pembelajaran kepada masyarakat untuk pentingnya mengambil sebuah keputusan yang matang-matang dahulu terhadap lingkungan masyarakat di media sosial. Di dalam kehidupan ini tentunya memiliki pro dan kontra oleh karena, itu pentingnya menjadi diri sendiri bukan malah melebih-lebihkannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H