Gorong-gorong adalah saluran air yang dibuat di bawah jalan untuk mengalirkan air hujan melalui bawah tanah agar kawasan tersebut tidak mengalami banjir. Â Gorong-gorong umumnya berbentuk kotak dan terbuat dari beton, sehingga tidak akan keropos jika terkena air secara terus-menerus. Biasanya, gorong-gorong dibangun di kawasan yang rawan banjir.
Gorong-gorong dibangun di bawah jalan atau tanah, dan biasanya penggalian tersebut dilakukan di pinggir jalan. Akhir-akhir ini banyak ditemukan penggalian gorong-gorong sebagai langkah pencegahan terjadinya banjir. Meskipun tujuan pembuatan gorong-gorong ini bermanfaat bagi masyarakat, seperti mengurangi resiko banjir, proses penggaliannya tetap menimbulkan beberapa dampak negatif bagi kawasan sekitar.
Pada umumnya, proses penggalian gorong-gorong berdampak pada kelancaran lalu lintas di kawasan tersebut. Terlebih lagi, jika lokasi pembangunan gorong-gorong berada di jalan yang kecil, hal tbut dapat menyebabkan kemacetan, bahkan berpotensi membuat jalan tersebut tidak dapat dilewati oleh mobil untuk sementara waktu.
Proyek pembuatan gorong-gorong ini rupanya juga berdampak terhadap kebersihan air di lingkungan masyarakat sekitar. Air keran yang biasanya digunakan untuk mencuci, mandi, atau memasak terkadang berwarna coklat dan terdapat partikel-partikel besar seperti pasir. Padahal, masyarakat sangat membutuhkan air bersih untuk kehidupan sehari-hari.Â
Hal ini menjadi tantangan dalam mewujudkan tujuan SDGs 6, yaitu memastikan ketersediaan dan pengelolaan air bersih serta sanitasi yang berkelanjutan untuk semua. Target ketercapaian SDGs 6 terdiri dari akses terhadap air minum layak, akses terhadap sanitasi layak, kualitas air dan limbah, serta pemanfaatan, pengelolaan dan pelestarian sumber daya air. Air yang bersih dan layak pakai dapat mendukung kelancaran aktivitas rumah tangga. Jika kualitas air kotor, aktivitas seperti mandi, mencuci baju, atau memasak menjadi terhambat, sehingga menyulitkan warga untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Air keruh juga berdampak pada kesehatan masyarakat. Berdasarkan sumber Alodokter, 2023, air yang keruh, baik jika diminum atau digunakan untuk mencuci bahan makanan dan pakaian, bisa memicu beragam penyakit seperti diare, kolera, tipes, Hepatitis A, iritasi kulit ataupun kanker. Dampak air keruh yang disebabkan proyek pembuatan gorong-gorong ini, dapat menjadi tantangan baru dalam menjaga kualitas air bersih.
Pengelola proyek penggalian harus memastikan bahwa penggalian dilakukan secara terkontrol agar tidak mengganggu atau merusak saluran pipa air yang ada. Pemasangan pelindung atau pemisah juga dapat dilakukan untuk mencegah tanah tercampur dengan sumber air. Selain itu, dapat dilakukan pengawasan kualitas air selama proyek berlangsung untuk memastikan tanah dari penggalian tidak mencemari air yang akan disalurkan kepada masyarakat.Â
Informasi mengenai jadwal proyek dapat disampaikan terlebih dahulu kepada masyarakat sekitar. Dengan begitu, warga dapat bersiap dan menampung atau menyimpan air bersih sebagai persediaan, jika terjadi gangguan seperti air keruh selama proyek berlangsung. Warga dapat memasang filtrasi air sederhana dengan menggunakan karbon aktif untuk menyaring air yang keruh. Selain itu, kapas filter yang diikatkan pada keran dapat membantu menyaring material seperti tanah atau pasir pada air.
Kutipan:
Agustin, S. 2023. Pencemaran Air, Ketahui Penyebab, Dampaknya bagi Kesehatan, dan Cara Mencegahnya diakses padaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H