Hai Traveller, pernak pernik apa saja yang sudah kalian koleksi dari mengeksplore tempat-tempat wisata ? pasti sudah menggunung, secara saat pergi hanya membawa satu koper dan pulangnya harus nambah lagi biaya bagasi pesawat. Karena koper yang beranak pinak. Bener apa bener nih ?
Tahu enggak ada hal yang menarik untuk dipelajari disetiap kita berkunjung ke tempat-tempat wisata. Bukan hanya mempelajari sih...bisa juga untuk mengembangkan usaha kecil kita di Indonesia agar naik kelas. Terutama bagi pembuat kerajinan tangan (craft handmade) atau yang lainnya untuk dijual di tempat-tempat wisata. Yuk kita kulik - kulik apa saja sih yang menarik itu...Cusss refil dulu gelas minuman kalian dan tambah lagi cemilan sebelum melanjutkan membaca artikel ini. Okay dong !
Traveller, Negeri Gajah Putih pasti sudah tidak asing lagi bagi kalian pecinta kuliner asam pedasnya. Ya bukan ? Nah, untuk kalian yang merapat kesana melalui Johor Malaysia dan masuk dari pintu imigrasi Samnak Kham Thailand, akan diberikan begitu banyak pilihan destinasi belanja yang populer oleh pemandu wisata lokal. Tapi untuk kali ini, saya akan mengambil salah satu destinasi belanja pernak pernik di Hat Yai Distrik, Provinsi Songkhla yaitu Kaysorn Souvenir Shop.
Kaysorn Souvenir Shop ini adalah kedai pernak pernik khas Thailand. Halaman parkirnya lumayan luas, beberapa bus pariwisata bisa masuk ke halaman kedai tersebut. Pada saat bus pariwisata memasuki halaman, kita akan diberikan discount card oleh petugas. Kalian rata-rata diberikan satu lembar discount card, tapi kalaupun minta dua atau tiga lembar juga boleh sih...asalkan benar-benar untuk keperluan belanja ya, jangan dibuang.Â
Layout Kaysorn Souvenir Shop dibuat menarik sekali. Pada saat kita memasuki area belanja disambut dengan ucapan selamat datang dari petugas melalui pengeras suara dengan menggunakan bahasa Indonesia tapi agak-agak lucu logatnya di telinga kita sebagai wisatawan hehehe... dimaklumilah ya...namanya juga menyambut tamu, tujuan mereka adalah agar para pengunjung nyaman berbelanja jadi mereka harus bisa menggunakan bahasa negara para tamu yang datang. Saat saya berkunjung, kebetulan sedang banyak wisatawan dari Indonesia.
Kedai pernak pernik ini dibuat unik dan menarik. Di bagian depan banyak berjejer tenant menjual berbagai macam makanan dan minuman khas Thailand dan panggung mini untuk life music. Di depan masing-masing tenant dibuat taman mungil yang bikin gemes dengan tanaman yang dikombinasikan dengan mainan-mainan ataupun air mancur mini.Â
Ada juga ayunan dan tempat bermain anak-anak. Jadi kalau para ibu yang membawa anak saat berbelanja, bisa memanfaatkan area bermain tersebut untuk anaknya, tapi tetap dalam pengawasan tentunya. Dari melihat deretan tenant, pasti mereka ini berasal dari beberapa pengusaha kecil (UMKM) yang dikoordinir oleh satu management, pikir saya dalam hati membuat kesimpulan pribadi. Agak sedikit sotoy gak sih ?Â
Kemudian saya melangkahkan kaki menuju pintu utama. Langsung disambut juga dengan petugas yang menanyakan dan memastikan, apakah saya dan rekan-rekan sudah diberikan discount card. Wowww...conecting control yang sangat bagus menurut saya. Dan petugas langsung memberikan informasi cara menggunakan discount card tersebut kepada para pengunjung. Harga product yang ditawarkan bervariasi. Yaitu bandrol harga satuan, per pack, per lusin dst. Gradasi harganya keren banget. Tentu saja akan lebih menguntungkan kalau kita membeli dengan quntity besar, discountnya jadi berasa banget gitu lhooo...hehe maklum pemburu harga discount.Â
Setelah mata puas dimanjakan dengan aneka model fashion, saya lanjutkan ke dalam kedai. Banyak product souvenir yang memikat hati tersusun rapi, tentu saja banyak menggunakan logo gajah. Saya melihat disebelah price lable setiap product tercetak tulisan handmade. Jadi saya berasumsi kembali, bahwa kedai ini mengumpulkan hasil produksi para pengusaha kecil rumahan untuk maju bersama dalam satu management. Keren ya...
Angan saya jadi melayang ke kampung halaman. Sahabat saya pernah sharing pengalamannya dalam menjalankan usaha kecil di rumah begitu babak belur untuk memasarkan produknya. Door to door dijalankan disamping jualan online. Padahal hasil kerajinan tangannya sangat bagus. Tas wanita dari bahan manik-manik dan daun enceng gondok yang dikeringkan. Kemudian dia juga pernah menyewa lapak di tempat-tempat wisata, tapi hasilnya tidak bisa mengcover biaya produksi dan operasional. Waahhhh...ide dari kedai di negeri gajah putih ini bisa diadopsi bukan ? Tapi tetep sih...harus ada Top Management dengan visi dan misi yang kuat serta amanah.
Lamunan saya dikagetkan oleh panggilan pengeras suara yang memanggil nama saya, agar segera menyelesaikan transaksi belanja dan menuju ke tempat parkir karena sudah ditunggu rekan-rekan untuk melanjutkan perjalanan. Padahal kaki dan mata saya masih pengen menyusuri kedai souvenir sambil mencatat ilmu untuk diterapkan di kampung halaman nanti.
Semoga mimpi bisa menjadi kenyataan disuatu hari nanti, Maju bersama pengusaha kecil rumahan dan sukses bersama. Karena sukses sendiri sih sudah biasa ya...kalau sukses bersama, itu baru luar biasa. Sampai jumpa di destinasi selanjutnya Traveller !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H