Mal juga bisa menumbuhkan sifat sifat positif pada anak, saya suka mengamati bagaimana ekspresi wajah anak-anak saya yang begitu menginginkan sebuah barang yang ada di display toko tapi mereka sendiri yang akhirnya menyadari, kita datang tidak untuk beli barang itu –cukup ke toko buku dan sekalian makan malam. Bagus kan? yang penting tidak juga harus sebulan sekali ke mal.
Bagi saya 'mal bisa sangat eksotis' jika melihat begitu antusiasnya manusia ingin membahagiakan orang terdekat mereka. Mal jadi representasi sebegitu hebatnya kasih sayang orang tua pada anaknya, entah itu ke toko buku, nonton, berbelanja atau sekadar makan. Mal jadi representasi begitu hausnya manusia untuk bisa berkomunikasi, bersosialiasi dengan kerabat terdekat mereka.
Kembali ke teman saya di awal tulisan: walaupun awalnya tepok jidat, akhirnya teman saya meluncur memenuhi permintaan keluarganya. Bagaimana bisa menolak, jika mereka ingin nonton film superhero yang sudah menjadi kebanggaannya sedari kecil; Batman vs Superman!
Saya semakin yakin, mal memang eksotis tergantung dari mana kita melihatnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H