Mohon tunggu...
Nur Rahma
Nur Rahma Mohon Tunggu... wiraswasta -

Perempuan dgn karakter zodiak virgo dan bershio ular. Mengaku dirinya peduli lingkungan. suka menulis dan pembaca setia sastra lama. Menekuni bidang ilmu hukum dalam kehidupan nyatanya. |Twitter: @lucerahma |IG @nurrachma25 |Blog puisi: lucerahma.tumblr.com |Domisili: bojong gede,bgr.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

5 Langkah strategis dalam memberdayakan pasar rakyat

16 Desember 2014   04:27 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:14 1736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan saya agak ngejelimet sih, tapi saya harap kompasianer yang baca semoga paham maksudnya. Kita jangan lagi menciptakan sebuah issu yang remeh temeh seperti pasar rakyat becek, kotor, bau sehingga kalah bersaing dengan pasar ritel yang besar. Sesungguhnya pasar rakyat adalah soal kebutuhan primer dari kondisi lingkungan kondisi masyarakat itu sendiri.

Pasar rakyat tidak pernah di tinggalkan hanya karena alasan kenyaman; becek, kotor dan bau. Karena kalau issu itu terus di kembangkan hanya akan menawarkan solusi yang tidak tepat sasaran. Seperti pembangunan pasar rakyat kearah modern yang hanya membuang-buang anggaran dan menciptakan embrio oknum2 penyelewan atas dana tersebut. Issu remeh temeh yang dibuat seolah sebagai penyebab kematian utama pasar rakyat. Hanya akan mematikan nilai ketradisoionalan dari pasar rakyat itu sendiri. Serta menghidupkan oknum yang dapat mengambil keuntungan dari sebuah bentuk keprihatian kata yang digaris bawahi tersebut.

Apapun nanti langkah strategis yang di ambil untuk pasar rakyat. Mau disajikan dengan bentuk infrastruktur bagaimanapun. Harapan saya, jangan hilangkan kerakyatan itu dari dalam pasarnya. Pasar bukan hanya sekedar wadah untuk jual beli, dalam hal interaksi sosial-ekonomi, tapi pasar adalah perusahaan besar yang mampu menampung para pekerja dengan segmen pendidikan apapun. Pasar adalah wadah opini publik yang paling jujur dan dapat secara gamblang terlihat jika kita datang langsung kesana. Selain itupun ada karakter suatu daerah yang dapat tercermin dari aktifitas jual beli di pasar. Ada budaya yang tetap harus di pertahankan disana, keramah tamahan antara pembeli dan pedagang, kejujuran antara pedangan terhadap pembeli, tepo seliro. Dan semoga hal tersebut tidak akan hilang sebagai identitas dari pasar rakyat kita.

***

Tulisan ini di buat sebagai bentuk dukungan penulis, terhadap Yayasan Danamon Peduli. Yang terus berkomitmen hingga sekarang untuk peduli terhadap kondisi lingkungan Pasar Rakyat Indonesia. Yayasan Danamon Peduli pernah menjadi juara dua dalam ajang bergengsi BBC World Challenge 2009 dengan programnya "Nothing Wasted"  sebagai upaya membangun Pasar Rakyat.

[caption id="attachment_382943" align="aligncenter" width="305" caption="Peduli Pasar Rakyat bersama Yayasan Danamon Peduli"]

14186943811880177256
14186943811880177256
[/caption]

Sumber ide:

http://www.aktual.co/jakartaraya/pasar-tradisional-seperti-pasar-modern-dprd-mungkin-saja

http://jabar.tribunnews.com/2014/09/17/bandung-bangun-pasar-tradisional-gaul-dan-keren

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun