Mohon tunggu...
Luccius Heru Setiawan
Luccius Heru Setiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - UAJY

HOBI SAYA DENGERIN MUSIK

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Keluarga sebagai Media untuk Melestarikan Suatu Nilai Budaya

15 September 2022   09:47 Diperbarui: 15 September 2022   10:13 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluarga merupakan suatu wadah pertama di dunia yang berfungsi untuk berkembang dan belajar. Di dalam sebuah keluarga, kita akan banyak mendapatkan suatu pembelajaran dan pengalaman. Oleh sebab itu, keluarga salah satu wadah untuk kita membentuk suatu karakter. 

Menurut Samovar (2015), ada 2 jenis keluarga yakni keluarga nuclear dan extended. Nuclear merupakan keluarga kecil yang hanya mencakup orang tua dan anak, sedangkan extended bisa kita katakan keluarga besar yang mencakup, kakek, nenek, paman, sepupu dll.

Tertanam pada diri kita, keluarga juga memberi kita pembelajaran terkait tentang nilai-nilai budaya yang ada di keluarga maupun daerah kita. Menurut samovor (2015), budaya yang di ajarkan dapat menyatukan rakyat-rakyat agar berdamai dan tentram. 

Oleh sebab itu, budaya yang kita milki harus kita lestarian serta teruskan dari generasi ke generasi berikutnya. Tidak hanya itu, budaya juga dapat membentuk suatu karakter kita yang baik maupun buruk. Karena dari kebudayaan yang ada serta di terapkan, maka budaya tersebut akan menjadi suatu kebiasaan kita dalam setiap beraktifitas.

Namun ketika saya meriset ataupun mencari informasi-informasi terkait penerusan budaya, saya mendapatkan hasil yang tidak terduga. Hasil tersebut adalah bahwa tidak semua budaya yang di ajarkan akan di teruskan ke generasi selanjutnya. 

Mengapa demikian? saya dapat menyimpulkan bahwa ada beberapa budaya yang sudah tidak relevan lagi di terapkan di generasi selanjutnya.  berikut adalah hasil riset wawancara saya dengan orangtua saya terkait tentang penerusan nilai-nilai budaya :

Budaya yang di wariskan ke generasi selanjutnya: 

Kakek saya mengajarkan ibu saya ketika melakukan makan bersama keluarga, alangkah baiknya tidak berbicara terlebih dahulu, karena menurut kebudayaan kakek saya hal tersebut tidak lah baik karena tidak memilki kesopanan. Budaya tersebut pun di wariskan ke kami sebagai anak-anak ibu saya. 

Namun budaya tersebut sedikit di kembangkan oleh ibu saya. beliau mengatakan bahwa boleh berbicara ketika sedang makan bersama, akan tetapi makanan yang ada di dalam mulut atau sedang di kunyah harus di habiskan terlebih dahulu. 

Karena menurut ibu saya, ketika makan bersama adalah salah satu waktu yang tepat untuk berkomunikasi antar anggota keluarga, bercanda bersama, cerita tentang hari-hari yang di jalanin dan sebagainya. Dengan budaya yang di ajarkan ibu saya, harapannya dapat membangun sebuah keluarga yang humoris dan harmonis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun