Mohon tunggu...
Adibah Lubnayya
Adibah Lubnayya Mohon Tunggu... Mahasiswa - no title, just vibes

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (21107030148)

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Dikenal sebagai Kota Liwet, Seperti Apa sih Nasi Liwet yang Menjadi Khas Kota Solo?

8 Juni 2022   17:44 Diperbarui: 8 Juni 2022   18:13 1717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri | penjual nasi liwet mbak ani 2 sedang menyiapkan hidangan

Nasi liwet yang dijual dengan harga sekitar Rp. 7.500,- per porsinya dapat dibilang murah meriah jika di padankan dengan rasanya yang lezat. 

Disebutkan bahwa Nasi Liwet Mbak Ani 2 ini adalah cabang Nasi Liwet Mbak Ani yang berada di Bibis. Nasi liwet ini mulai berjualan di depan Solo Technopark sekitar 5 tahun yang lalu.

Dengan harga Rp. 7.500,- kami mendapatkan satu porsi nasi liwet didampingi sayur labu, areh, suwiran ayam, potongan telur dan kerupuk. Seperti penyajian nasi liwet pada umumnya, nasi liwet disini juga dihidangkan diatas lembaran daun pisang. 

Belum cukup sampai disitu, mereka juga menawarkan lauk tambahan apabila para pengunjung ingin menambah variasi dalam santapan mereka. Lauk tambahan tersebut diantaranya seperti gorengan, mendoan, ampela, kepala ayam, hati dan lauk pelengkap lainnya.

Kami sempat bercakap cakap dengan ibu penjual Nasi Liwet Mbak Ani 2 ini, beliau menuturkan bahwa tiap harinya nasi liwet ini dapat menjual sekurang-kurangnya sekitar 50 porsi pada tiap harinya. Dan pada weekend atau akhir pekan, mereka dapat menjual kurang lebih 70 porsi pada tiap harinya. 

Dalam satu hari, mereka mendapatkan omzet se kurang kurangnya RP. 500.000,-, itu sudah termasuk dengan lauk tambahan dan minuman seperti teh hangat.

dokpri | saya dan penjual nasi liwet mbak ani 2
dokpri | saya dan penjual nasi liwet mbak ani 2

"rasanya enak dan murah meriah, dengan mengeluarkan Rp 7500 untuk satu porsi sangat ramah dengan kantong mahasiswa. Selain itu lokasinya mudah ditemukan sehingga tidak kebingungan apabila ingin mampir kembali. kita juga bisa makan sambal ngeliatin temen kita udah berangkat belom nih kekampus? Karena kita makannya sambil menghadap jalan hehehe" ujar sovi, salah satu pelanggan nasi liwet yang merupakan mahasiswa dari kampus sekitar situ.

Semasa pandemi COVID 19, tentu saja pelanggan nasi liwet ini berkurang drastis. Salah satu kemungkinan yang diyakini sebagai faktor berkurangnya pelanggan karena banyaknya mahasiswa yang pulang ke kampung halamannya, mengingat daerah ini memang ramai mahasiswa karena bersandingan dengan dua perguruan tinggi negeri. 

Hal lainnya juga karena Sebagian besar masyarakat lebih memilih dirumah saja demi memutus persebaran rantai COVID 19. Alternatif lain yang dilakukan para pelanggan untuk tetap bisa menikati nasi liwet ini yaitu dengan cara pesan dibungkus atau Bahasa lebih kerennya "take away" dan dimakan di indekos maupun dirumah mereka.

dokpri | dua porsi nasi liwet dengan potongan telur, sayur labu dan kerupuk.
dokpri | dua porsi nasi liwet dengan potongan telur, sayur labu dan kerupuk.
Fakta unik yang saya temukan kapan hari ketika sedang berburu nasi liwet juga, penjual yang saya temui saat itu bercerita bahwa Sebagian besar penjual nasi liwet itu berasal dari desa yang sama. 

Mereka saling mengajari satu sama lain dan menjual dagangan mereka di tempat lain. Beberapa diantaranya menjual ke daerah yang jauh untuk meraup keuntungan lebih besar, tetapi ada juga yang tidak begitu jauh dari asal mereka. Beberapa persoalan yang dihadapi adalah terkadang ada saja pedagang yang kurang bisa menghormati satu sama lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun