Mohon tunggu...
Louis SebastianAndrew
Louis SebastianAndrew Mohon Tunggu... Lainnya - Saya adalah seorang pelajar SMA Kolese Kanisius

Mantap

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendapatku Tentang Teks Anekdot

21 Mei 2023   20:04 Diperbarui: 21 Mei 2023   20:07 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teks anekdot merupakan sebuah teks yang menceritakan konteks kehidupan sehari-hari kita dalam masyarakat, konteks tersebut dapat berupa banyak hal dari berbagai bidang, baik politik, pendidikan, budaya, dan lain sebagainya. Teks anekdot juga merupakan sebuah teks yang berisi humor-humor tertentu yang dapat menghibur pembacanya. 

Tidak hanya itu, teks anekdot sendiri mempunyai keunikan lain dimana cerita di dalamnya akan "menyinggung" ataupun "mengkritik" kondisi dan konteks tertentu di dalam masyarakat. Maka, agar singgungan tersebut tidak bersifat menyudutkan secara langsung, dibarengi lah dengan humor di dalamnya. Tidak heran apabila cerita ini dipakai oleh orang-orang penting untuk menyampaikan singgungan, contohnya oleh Mantan Presiden kita Gus Dur dalam pidatonya. 

Dalam tulisan tanggapan tersebut, penulis menyampaikan bahwa dalam teks anekdot yang disampaikan Gus Dur itu menyinggung intel yang hadir saat itu, dimana kebanyakan masyarakat sekarang "tak belajar agama" dilihat dari cara intel tersebut menanggapi tindakan Gus Dur yang berbicara dengan Bahasa Arab untuk mengelabui intel agar tak bisa mengetahui apa yang sedang mereka bahas dalam rapat. 

Tetapi sebenarnya selain bersifat menyindir, teks anekdot sendiri dapat menyampaikan pesan moral kepada pembacanya. Dalam konteks teks anekdot Gus Dur yakni ketika Gus Dur sudah belajar dari kejadian sebelum-sebelumnya dimana Ia selalu diawasi oleh intel, Kali ini ia berhati-hati dan melakukan tindakan preventif agar kesalahan yang sama tidak terjadi kembali. Tindakan tersebut ia lakukan dalam menggunakan bahasa Arab yang sulit dimengerti agar isi pesan tidak bocor ke musuh.   

Contoh teks anekdot lain yang memiliki inti sama: 

Matthew adalah seorang berandalan di sekolah, ia dikenal sebagai pencuri kelas dunia, walaupun dunianya ini hanya di sekolah. Ia selalu memalak alat belajar orang dan tidak dikembalikan/dirusak ketika di sekolah. Hal ini dia lakukan agar ke sekolah ia tak perlu membawa apapun. Suatu hari sebelum ujian, Lubis sadar sepertinya ia akan menjadi korban yang selanjutnya, tetapi tak ada yang tahu apa yang dia pikirkan... 

Matthew: Wadooo ga bawa kotak pensil lagi nih, minjem Lubis dahh

Matthew: Woi bocah, bagi kotak pensil kau sini, ane ga bawa!

Lubis: I-iya ambil aja di loker ada kotak pensilku 

Matthew pun mengambil kotak pensil di loker Lubis dan membawanya masuk ke ruang ujian. Sementara itu, di ruang ujian tak boleh lagi ada yang meminjam alat tulis. 

Matthew: hahaha, bodoh juga si Lubis, mari kita unboxing

Matthew: lah kok gak ada isinya! Memang benar kotak pensil, tapi cuma kotaknya saja, tak ada isinya. 

Matthew pun hanya bisa terdiam dengan tatapan tajamnya kepada Lubis dari belakang. Sebaliknya, dari depan pun Lubis hanya tersenyum-senyum sendiri sambil menulis dengan pulpen kesayangannya. 

Teks anekdot tersebut memiliki inti bahwa tak hanya menyindir perbuatan orang-orang yang suka mencuri, tetapi dapat mengajarkan pesan moral bahwa kita harus bisa mengantisipasi sesuatu, seperti yang dilakukan oleh sosok Lubis. 

Dengan begitu, fungsi dominan yang ada dalam teks anekdot adalah fungsi sindiran dan mengkritik secara halus karena menggunakan sensasi humor. Tetapi kembali lagi seperti teks atau cerita pada normalnya, tentu ada pesan moral di belakangnya.

Fungsi dominan yang ada di dalam teks anekdot tersebut kemudian harus dapat dihubungkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Apabila konteksnya tidak sesuai, maka dapat menyebabkan kekacauan. Karena menurut saya fungsi dominan dalam teks anekdot adalah fungsi sindiran, maka sindiran tersebut harus dapat disampaikan dalam situasi dan kondisi yang tepat. Misalnya konteks sindiran disampaikan dalam sebuah pidato politik, jangan menggunakan sindiran dalam konteks bercandaan sehari-hari, karena dapat menyebabkan pidana dan kasus politik lainnya. 

Dapat disimpulkan bahwa teks anekdot tak hanya bisa untuk mengkritik dan menyindir pihak tertentu, tapi bisa saja ada pesan moral lainnya di belakang kejadian tersebut seperti teks/cerita pada umumnya. Tetapi fungsi dominan dari teks anekdot sendiri adalah sindiran atau kritik secara menghalus. Fungsi ini pun harus digunakan pada konteks baik situasi dan waktu yang tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun