Dua tahun berikut sejak kejadian itu, tepatnya tahun 2022, aku memiliki kesempatan untuk bertemu langsung dengan sosok Derom Bangun. Bukan main senangnya aku. Untuk pertama kali berjumpa dengan tokoh dunia di bidang kelapa sawit. Meski tak ada awardnya, namun bertemu dengan tokoh-tokoh hebat di bidangnya adalah prestasi bagiku.Â
Ini bermula dari inisiasi Cendekiawan Karo Indonesia (CKI) yang mengadakan kegiatan panel diskusi, Sabtu (16/7/2022) di kediaman Derom Bangun, di Jalan Majapahit Medan. 'Bangun Jiwa dan Ragaku Melalui Karya Bakti', sebuah penghormatan atas semangat juang Ir. Derom Bangun', begitulah inti dari mengapa panel diskusi itu diinisiasi.
Tampak berbagai tokoh penting di Sumatera Utara juga skala nasional yang turut hadir dalam kegiatan itu. Mereka saling bergantianmengutarakan sudut pandangnya tentang sosok Derom; tak hanya secara pribadi pun dalam prestasinya untuk Indonesia, khususnya tentang kelapa sawit.
Sebutlah seperti Bupati Karo Cory Sriwaty Sebayang, Anggota DPD RI, Dr. Badikenita Putri Sitepu, M.Si, Guru Besar Bidang Reproduksi Ternak Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian USU Medan Prof. Dr. Ir. Sayed Umar, MS, serta Mantan Rektor USU Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH., M. Hum. Selain itu pihak keluarga juga turut menuturkan pendapatnya terhadap Derom. Tampak Fernando Bangun, SE yang merupakan putra sulung Derom, juga Lolita Bangun, SP., M. Th yang merupakan putri satu-satunya Derom.
Dalam kesempatannya Bupati Karo Cory Sriwaty Sebayang mengungkapkan pendapatnya mengenai Derom Bangun. "Satu hal yang harus kita ingat bahwa Bapak Derom Bangun merupakan tokoh Karo pertama yang mempopulerkan masyarakat Karo sejak ia menjadi insinyur, dan dia membuat organisasi Persatuan Masyarakat Insinyur (PMI) pertama di Indonesia (Tahun 1970)," kata Cory.
Diungkapkan Cory, saat Derom sudah bekerja di perusahaan kelapa sawit (Sucfindo), dia banyak mengangkat orang-orang Karo, termasuk mempekerjakan orang-orang Karo. "Dan tak bisa kita lupakan itu. Pada saat beliau menjadi tokoh kelapa sawit dunia, ketika dia bicara dengan orang-orang Eropa, beliau memiliki pendirian yang teguh, kokoh, dan berani serta pintar," puji Cory.
Itu sebab kata Cory, apa yang telah dilakukan hari ini merupakan sebuah ingatan untuk mengenang apa yang telah Derom lakukan dari dulu hingga sekarang. "Dan mudah-mudahan ini menjadi cambuk bagi generasi muda, dengan kegigihannya. Karena dia bukan anak orang berada namun mampu memimpin dunia," pungkas Cory.
Derom memulai kariernya setelah lulus dari ITB, kemudian ia bekerja di pabrik di perkebunan Socfin Matapao mulai tanggal 1 Februari 1967. Perusahaan itu kemudian berubah namanya menjadi Socfindo, dan di sana Derom telah bekerja sampai 22 tahun. Sebagian besar jabatannya sebagai kepala bagian teknik dan teknologi untuk memperbarui pabrik-pabrik kelapa sawit dan karet.
Saat ini Derom menjabat sebagai komisaris utama beberapa perusahaan kecil yang ia dirikan dalam bidang perkebunan kelapa sawit. Sepanjang kariernya, Derom juga sempat menjabat sebagai Ketua Dewan Minyak sawit Indonesia (DMSI). Ini merupakan organisasi yang beranggotakan sembilan asosiasi-asosiasi lingkungan industri sawit dari hulu sampai ke hilir GAPKI, APKASINDO, GPPI AIMMI, APOLIN, APROBI, GIMNI, MAKSI dan SAMADE.
Sebagai organisasi, DMSI mendorong semua asosiasi untuk melakukan peranannya di dalam memajukan perkebunan dan industri kelapa sawit di Indonesia. Termasuk turut dalam memajukan ISPO agar standar keberlanjutan sawit Indonesia lebih baik dan dapat diterima oleh pasar. Derom juga pernah diundang dan hadir sebagai pembicara di APOC (Africa Palm Oil Conference) di Abidjan, negara Pantai Gading Afrika. Beliau diminta sebagai saksi, ikut menandatangani deklarasi mengenai pengembangan kelapa sawit di Benua Afrika.