Ada sebuah cerita bahwa ada seorang alim dicabut ilmunya saat merasa sombong pada gurunya. Saat bertobat, ilmu itu kembali dalam ingatannya.
Anda boleh cerdas dalam hal emosional. Namun anda pun harus inget bahwa orang lain yang mempengaruhi kecerdasan emosional anda. Tidak ada orang yang berkembang emosinya tanpa adanya bantuan dari orang lain.
Mau jadi apa hidup anda bila tidak ada yang mempengaruhi emosi anda?
Anda boleh cerdas dalam hal intetegensi, seperti mahir hitung-hitungan, menghafal, dll. Tetapi tetap saja tanpa adanya orang lain yang mempengaruhi intelegensi maka tidak akan menjadi cerdas intelegensinya.
Ada sebuah kaidah yang menarik dari Les Giblin bahwa kesuksesan dan kebahagiaan ditentukan oleh seberapa baik anda dalam hubungan antar manusia.
Anda boleh jago dalam bergaul, tetapi apakah anda selalu bersyukur pada sahabat dan memperlakukan sahabat anda di tempat mulia karena sudah menjadikan diri anda jago dalam bergaul?
Anda boleh jado dalam mengajar, tetapi apakah anda selalu bersyukur kepada murid-murid anda yang menjadikan diri anda seorang guru yang mulia, pintar sehingga banyak murid yang mengidolakan anda?
Sehingga kecerdasan kesosialan sangat penting dilatih agar anda tidak lupa dengan manusia yang sebagai perantara memberikan nikmat Tuhan berupa ilmu kepada anda.
Anda tidak akan menjadi orang yang bersyukur kalau tidak bersyukur terhadap manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H