Aku seorang anak desa yang lahir di tahun 2006, cukup muda bukan? Sungguh kalian pasti mengira bahwa hidup hidup yang aku jalani terasa mudah, terutama buat yang mungkin mengenal sisi luar dari diriku.
Aku hidup bersama kedua orang tua dan 4 saudaraku lainnya, Ya itu untuk aku yang masih SMP.
Berawal saat aku masih duduk di bangku sekolah dasar, pada kelas 1 SD aku bersekolah di SD Negeri Terus*n 1 sebelum akhirnya aku pindah ke SD Negeri Ged*ng*n 3 Kota Mojokerto.
Ibu berperan besar dalam kepindahanku, ibu selalu mengurus aku baik itu sekolah maupun dirumah. Pada saat aku kelas 4 SD aku terkejut mendengar ibu ku mau pergi ke Pulau Papua tepatnya di Jayapura.
Sontak aku pun bertanya "kenapa? kenapa harus pergi ke Papua?" Tapi ibu selalu menjawab kalau dia ingin berkerja di Papua demi kehidupan anak anaknya agar menjadi orang sukses kedepannya.
Ibu pergi selama 3 Tahun, saat aku masuk SMP Ibu sudah kembali tapi entah kenapa Ibu tidak pulang kerumah. Ibu justru pulang ke rumah Nenek, dan aku yang saat itu canggung bertemu Ibu kembali tidak berani untuk bertanya kepadanya.
Aku yang hampir meninggal pada kelas 1 SMP akibat kecelakaan melihat Ibu menangis di hadapanku membuat air mataku juga tak bisa untuk menahan agar keluar. Aku yang saat itu terbaring lemas di salah satu rumah sakit di daerahku sontak berbicara keras kepada Ibuku untuk membawaku pulang, Aku tidak mau merepotkan lagi kedua orang tua ku.
Namun Ibu meyakinkan ku agar aku terus dirawat hingga aku sembuh. Ibu yang menemani ku setiap hari saat itu dirumah sakit, selalu bertanya keadaanku apakah sudah membaik. Hal tersebut membuatku merasa bahwa ya ini Ibuku waktu SD.
Saat keluar dari rumah sakit saat itu Virus Covid-19 membuat sekolah melakukan daring untuk kegiatan belajar mengajar. Disaat keluar dari rumah sakit pula Ayah mulai peduli terhadap anak anaknya termasuk aku, Ayah yang mengantar ku kontrol ke dokter setiap 3 hari sekali. Membuat ku yakin rasa sayang Ayahku terhadap anak anaknya juga tidak kalah besar dengan Ibuku.
Hingga aku beranjak kelas 3 SMP Ibu pergi untuk kedua kalinya, kali ini Pulau Kalimantan tujuannya. Lagi lagi Ibu kembali meyakinkan anak anaknya dengan dalil berkerja, Aku yang saat itu tidak tau keberangkatan Ibuku ke Kalimantan terkejut mendengar kabar itu. Aku bertanya padanya melalui telfon sehari setelah keberangkatannya ke Kalimantan.