Mohon tunggu...
Luat Nainggolan
Luat Nainggolan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Awas! bahaya laten PKS!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hizbut Tahrir dan System of A Down

19 April 2013   15:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:56 2433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa bulan ke depan kita akan menyaksikan perhelatan akbar Muktamar Khilafah 2013, dengan tema sentral Perubahan Besar Dunia Menuju Khilafah. Kegiatan yang diinisiasi oleh Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ini akan berlangsung marathon di berbagai kota di Indonesia, dengan puncak acara di Stadiun Gelora Bung Karno pada tanggal 2 Juni 2013.

Jadi mereka mauKhilafah? apa itu Khilafah?

Sistem seperti apa yang ditawarkan HT? kalau saja itu berupa sistem ukhuwah/persaudaraan transnasional yang hanya membatasi diri dalam persoalan agama dan sosial, sebut saja seperti apa yang biasa menjadi fokus Vatikan, mungkin itu merupakan hal yang sah-sah saja. Tapi ternyata mereka ingin mengatur lebih, jauh lebih banyak...

Saya mencoba memahami apa itu Hizbut Tahrir. Organisasi yang didirikan pada tahun 1953 ini secara umum menolak ideologi negara politik modern. Hizbut Tahrir menolak nasionalisme, demokrasi*, kapitalisme, sosialisme dan konsep-konsep asing lainnya yang mereka anggap bertentangan dengan Islam. Dalam perjuangannya, Hizbut Tahrir berusaha untuk membangun kembali khilafah Rasyidah.

*catatan: HT tercatat pernah mengkhianati ideologi mereka dalam memusuhi demokrasi, Hizbut Tahrir di Jordania pernah mengajukan calon dalam Pemilu legislatif di tahun 1950. Di Kazakhstan, anggota HT melakukan kampanye mendukung salah satu calon Presiden pada Pemilu tahun 2005 dan berpartisipasi pula dalam Pemilu di beberapa daerah.

Hizbut Tahrir memfokuskan kegiatan mereka pada aktivitas penyadaran masyarakat sebagai sesuatu yang diharapkan akan berujung pada REVOLUSI POLITIK. Sedikit banyak saya merasakan adanya semangat makar di organisasi ini.

Dan ternyata semangat makar ini sudah disadari sejak dahulu. Selama beberapa dekade terakhir Hizbut Tahrir telah dilarang di beberapa negara karena pahamnya yang dianggap memusuhi eksistensi negara. Beberapa negara yang secara resmi melarang organisasi ini antara lain Mesir (1974), Rusia (2003), Kazakhstan (2005) Bangladesh (2009), Jerman, dan Turki. Hizbut Tahrir bahkan dilarang di negara asalnya, Jordania (Hizbut Tahrir didirikan di Yerusalem yang saat itu dibawah kekuasaan Jordania). Di beberapa negara lain seperti Inggris dan Australia telah ada usaha untuk melarang Hizbut Tahrir, namun usaha tersebut gagal di pengadilan atas nama demokrasi dan kebebasan berorganisasi. Ini merupakan suatu ironi, bagaimana bisa HT justru bebas berdiri di negara penganut demokrasi mengingat di sisi lain, HT memiliki niat merongrong sistem demokrasi yang kuffur. Terhadap opini tersebut, saya mendapat kutipan dari artikel milik salah seorang aktivis HTI yang menulis kontra opini.

“Perlu diluruskan opini yang mengatakan bahwa para aktivis Hizbut Tahrir Indonesia perlu berterima kasih kepada Demokrasi, karena dengan sistem Demokrasi ini segala macam perhelatan akbar HTI di seluruh wilayah Indonesia bisa berjalan sukses. Pernyataan seperti ini sangat salah, karena justru dengan adanya berbagai perhelatan yang dilakukan HTI, menunjukan aspirasi umat Islam Indonesia tidak bisa diakomodir oleh parlemen Demokrasi, sehingga umat lebih memilih berjuang bersama Hizbut Tahrir untuk menegakkan cita-cita ideal mereka untuk membangkitkan peradaban Islam. Disisi lain, secara teologis melakukan dakwah menurut umat Islam adalah kewajiban dari Allah swt., sehingga tidak perlu berterim kasih pada manusia apalagi pada Demokrasi.”

Yah... sebenarnya kontra opini diatas membolakbalik kalimat saja.

Selama ini saya melihat dukungan terhadap HTI tidak terlalu besar dan kelompok ini tidak lebih dari minoritas dengan suara ributnya mencari perhatian publik. Di beberapa forum kita bisa melihat cukup banyak kaum muslim yang menentang ide HT.

ketika saya melihat sesama muslim melakukan debat pro dan anti Khilafah, saya heran kenapa orang-orang yang saling berdebat kusir ini tidak pernah mempertimbangkan apa yang ada di pikiran umat lain. Kalaulah pejuang HTI menganggap kalau kaum Kristen, Hindu, Buddha akan dengan senang hati menerima sistem yang mereka tawarkan, dimana  non-muslim jadi dhimmi, mungkin itu adalah mimpi terliar yang mereka miliki.

Saya akan tutup tulisan ini dengan menceritakan khayalan saya, bagaimana jika di Muktamar Khilafah 2013 bulan Juni nanti dibuka dengan perform dari Band Rock Amerika berdarah Armenia, System of A Down...

Muktamar dibuka dengan lagu “Yes, Its Genocide” Lagu yang akan menceritakan kepada anggota HT tentang genosida pertama abad XX, genosida bangsa Armenia yang dilakukan The Red Sultan, Abdul Hamid II, the last Sultan to exert effective control over the Ottoman Empire, The Caliph...

1366359750478981354
1366359750478981354

YES IT'S GENOCIDE

Dzer aheen mernem Dzer vakheen mernem Dzer kyanqeen mernem Dzer kyanqeen mernem Dzer aheen mernem Dzer vakheen mernem Dzer kyanqeen mernem Dzer kyanqeen mernem. Dzer aheen mernen Dzer maheen mernem Dzer vakheen mernem Dzer kyanqeen mernem Dzer aheen mernem Dzer maheen mernem Dzer vakheen mernem Dzer kyanqeen mernem Dzer aheen mernem Dzer maheen mernem Dzer kyanqeen mernem Dzer aheen mernem Dzer vakheen mernem Dzer kyanqeen mernem. Dzer kyanqeen mernem (In english) I want to die for your terror I want to die for your fear I want to die for your life I want to die for your life I want to die for your terror I want to die for your fear I want to die for your life I want to die for your life I want to die for your terror I want to die for your death I want to die for your fear I want to die for your life I want to die for your terror I want to die for your death I want to die for your fear I want to die for your life I want to die for your terror I want to die for your death I want to die for your life I want to die for your terror I want to die for your fear I want to die for your life http://www.youtube.com/watch?v=I2ivgphbR2c

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun