Tak berhenti sampai di situ, Mas Abu turut mendorong UMKM di Kota Kediri untuk memperluas pasarnya melalui online. Salah satunya, dengan menggandeng marketplace atau layanan jualan online ternama untuk mempromosikan beragam produk UMKM. Dengan demikian, produk UMKM tidak hanya dapat dipasarkan secara lokal, tetapi juga luar kota hingga mancanegara. Sebut saja kain tenun ikat khas Kediri yang selama ini tidak banyak orang ketahui, mulai populer di jagat maya.
Sementara untuk pilihan alternatif pembayarannya, Pemkot Kediri juga menjalin kerjasama dengan aplikasi dompet digital, seperti Go-Pay dan Ovo. Dengan begitu, kita memiliki beragam alternatif pembayaran yang lebih cemumuah dan sreg di hati.
Begitu juga dengan Program Pemberdayaan Masyarakat (Prodamas). Pemantauan program pemberian dana sebesar 50 juta Rupiah per-RT pertahun, dilakukan melalui aplikasi di handphone dengan nama yang sama, yakni Prodamas. Meski aplikasinya masih belum sempurna, Pemkot Kediri akan terus berupaya memperbaikinya.
Sementara dari segi transportasi, digitalisasi juga dilaksanakan dengan membuat aplikasi Trans Info Kota Kediri. Aplikasi tersebut berguna untuk memantau arus lalu lintas di kota yang terkenal dengan kuliner tahu kuning dan getuk pisangnya ini.
Kalau Kota Kediri sudah semakin dekat dengan konsep smart city yang sudah digagasnya, kamu sudah siap menjadi smart people dengan bertansaksi nontunai ?
Kediri, 7 April 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H